Source: Shutterstock.com
Dream - Salah satu kebiasaan yang susah ditinggalkan adalah membeli peralatan mandi dalam jumlah banyak. Kamu begitu tergoda untuk membeli alat-alat itu karena dianggap lucu meski sebetulnya di rumah masih ada peralatan sama yang bisa dipakai.
Saking banyaknya, mungkin kamu pernah memiliki perlengkapan mandi yang lupa terpakai dan tak sadar sudah masuk masa kedaluwarsa. Kamu pun tidak tahu apakah barang tersebut masih bisa dipakai atau tidak.
Dilansir dari Miss Kyra, berikut beberapa masa berlaku beberapa peralatan mandi agar kamu tidak membuang produk yang salah.
Shaving Cream

Shaving cream bisa bertahan selama 2 tahun. Jika sudah kedaluwarsa, kamu tidak bisa menggunakannya lagi. Atau kamu bisa menggunakannya untel membersihkan microwave, perabot atau perhiasan yang memudar.
Oleskan krimnya pada barang yang ingin dibersihkan dan biarkan selama 30 menit. Lalu, bersihkan dengan kain bersih.
Loofah

Loofah bisa bertahan selama sekitar 3 bulan. Setelah 3 bulan, jangan gunakan pada kulit. Sebaiknya, gunakan untuk membersihkan kamar mandi atau menaruhnya di tempat penyimpanan produk kosmetik.
Obat Kumur

Obat kumur bisa bertahan 2-3 tahun. Jika sudah kedaluwarsa, kamu bisa menggunakannya sebagai hand sanitizer. Kamu juga bisa menggunakannya untuk menghilangkan bau tidak sedap pada tangan.
Odol

Odol bisa bertahan selama 2 tahun. Jika sudan lebih dari 2 tahun, gunakan odol untuk membersihkan perak, kuningan atau perhiasan agar terlihat seperti baru.
(Sumber: Miss Kyra)
Dream - Ketika sabun mandi telah habis, biasanya kita akan mencari produk baru yang bisa membuat tubuh wangi seharian.
Padahal, sabun yang bisa membuat tubuh wangi seharian belum tentu dapat menyehatkan kulit. Bahkan, sabun yang mengandung terlalu banyak pewangi dapat membuat kulit iritasi dan kering.
© © Khidr Al-Zahrani
Lalu kalau bukan wanginya, apa yang seharusnya diperhatikan ketika memilih sabun?
Menurut Educator & Trainer Mundipharma, Mery Sulastri, ada tiga hal utama yang perlu diperhatikan ketika membeli sabun.
" Pilihlah skin friendly soap seperti sabun yang pH-nya sesuai dengan kulit," tuturnya di Plataran Menteng, Jakarta Pusat, Kamis 27 Februari 2020.
Kulit memiliki pH sekitar 5,5-6,5. Sedangkan kulit kelamin memiliki pH sekitar 3,5-4,5. Lain halnya ketika sedang haid, pH area kewanitaan mengikuti pH darah, yaitu 7,4.
Sabun yang sesuai dengan pH kulit mempertahankan pertumbuhan flora normal. Flora normal bertugas untuk menjaga kesehatan kulit secara alami.

© © shutterstock.com
Setelah memperhatikan pH, lihatlah kandungannya. Hindari kandungan SLS dan paraben yang mampu mengikis kelembapan kulit serta menyebabkan iritasi.
Berhati-hatilah dengan sabun yang dapat membuat kulit lebih kesat. " Biasanya, SLS yang membuat sabun itu terasa kesat di kulit," katanya.
Pilihlah sabun berbahan natural dan aman untuk kulit. Gunakan sabun yang mampu membuat kulit terasa lebih lembap dan sudah tersertifikasi halal.
Dream - Beberapa area kulit memiliki sensitivitas. Buat bagian kulit yang lebih sensitif diwajibkan untuk kamu merawat lebih ekstra, termasuk pada kulit kelamin.
Banyak sabun yang diperuntukkan khusus area tersebut agar terhindar dari jamur maupun bakteri. Padahal menurut Spesialis Kulit dan Kelamin, Inneke Jane, area kelamin tidak membutuhkan perawatan maupun sabun tertentu.
" Sebenarnya nggak perlu perawatan khusus karena Tuhan sudah menciptakan sedemikian rupa sehingga ada bakteri, jamur dan kelenjar tertentu yang kalau jumlahnya seimbang, area kelamin akan tetap normal," ujar Inneke di Youth & Beauty Clinic, Jakarta Selatan, Senin 23 September 2019.
Kondisi kulit kelamin mulai tidak seimbang ketika lembap dan jamurnya semakin banyak, atau saat area tersebut terlalu bersih serta bakterinya mati.
Oleh karena itu, disarankan untuk tetap membersihkan area kelamin dengan cara yang tidak berlebihan agar tetap lembap.
" Untuk membersihkannya nggak ada yang khusus sih. Ada yang enggak pakai sabun sama sekali, dibersihkan doang. Pakai sabun mandi juga nggak apa-apa, asal enggak perih atau terlalu over," tuturnya.
© © shutterstock.com
Selain membersihkan secara teratur, pemakaian celana dalam maupun pantiliner juga harus diperhatikan. Penggunaan pantiliner secara berlebihan juga tidak bagus.
" Dokter selalu mengingatkan untuk pakai celana dalam yang menyerap keringat, tapi kalau dilapisi pantiliner kan enggak menyerap," pungkas Inneke.
Advertisement
Upgrade Gaya Hidup Digitalmu dengan eSIM XL PRIORITAS, Pilihan Premium Masa Kini

Ibadah Lancar, Komunikasi Aman: Tips Itinerary Umroh & Internet Hemat


Bencana di Sumatera Sebabkan Krisis Air Bersih bagi Warga Terdampak

Resmi Diluncurkan, Viva Retinol Serum Hadirkan 3x Presisi Perawatan Kulit dalam Setiap Tetes
