Jejak Kekaisaran Romawi Timur di Busana Ivan Gunawan

Reporter : Annisa Mutiara Asharini
Rabu, 4 Maret 2020 08:12
Jejak Kekaisaran Romawi Timur di Busana Ivan Gunawan
Keponakan Adjie Notonegoro itu terinspirasi dari kota Byzantium, Yunani.

Dream - Ivan Gunawan menutup gelaran Fashion Rhapsody 2020: Harmoni Bumi. Ia tampil di penghujung acara membawa koleksi bertajuk 'Byzantium'.

Desainer 38 tahun itu mempersembahkan 20 set koleksi gaun bergaya shopsticated. Inspirasi datang dari kota Byzantium di Yunani yang kaya akan peninggalan sejarah kekaisaran Romawi Timur.

Ivan Gunawan

Foto: Tim Muara Bagdja

Kota dari negeri para dewa itu merepresentasikan kecantikan wanita-wanita muda, berkelas, pandai dan rupawan. Para model tampil dalam balutan gaun malam panjang yang melekat di atas tubuh dan melebar di bagian bawah.

Koleksi hadir dengan siluet menggoda dalam warna lembut seperti biru, pink, dusty pink, hijau dan nude yang menyiratkan keanggunan tak terbantahkan.

Ivan Gunawan

Foto: Tim Muara Bagdja

Peragaan ini sekaligus menjadi penutup rangkaian acara mode yang menyuarakan pesan peduli lingkungan. Fashion Rhapsody digagas oleh empat desainer Indonesia, yakni Ariy Arka, Yulia Fandy, Ayu Dyah Andari dan Chintami Atmanagara.

1 dari 3 halaman

Parade 4 Desainer Tutup 'Fashion Rhapsody 2020: Harmoni Bumi'

Dream - Empat perancang mode Ariy Arka, Ayu Dyah Andari, Chintami Atmanagara dan Yula Fandy mempersembahkan karya penutup di panggung 'Fashion Rhapsody 2020: Harmoni Bumi'.

Fashion show dihelat di runway bertema Wysteria yang menceritakan tentang keadaan alam yang mulai bersemi kembali setelah manusia berhasil melewati masa kelam dan sulit.

Koleksi keempat founders ini tampil dalam gaya mix-don't-match yang mencampuradukkan karya mereka dalam satu tampilan.

Di babak penghujung ini, mereka ingin merepresentasikan kesatuan yang menjadi tema Fashion Rhapsody berikutnya, Bhinneka Raya.

Yulia Fandy

Yulia Fandy membawa koleksi kolaborasi bersama UMKM Palembang yang merupakan pengrajin lokal. Mereka mengusung kain berkonsep sustainable yang ramah lingkungan..

" Kita bawa kain yang diolah dari pewarna alam, memakai buah-buahan atau daun yang jatuh di perkebunan karet. Tidak kita tebang, hanya diambil sampah organiknya dan dijadikan pewarna alam," tutur Yulia di The Tribrata Dharmawangsa, Jakarta, pekan lalu.

Yulia Fandy

2 dari 3 halaman

Inspirasi Alam

Masih mengusung tema alam 'Harmoni Bumi', Ayu Dyah Andari membawa koleksi signature yang terinspirasi dari bunga mawar. Ayu menyusun sisa kain perca hingga menjadi gaun pengantin seharga ratusan juta.

" Inspirasi bunga mawar diwujudkan dalam bentuk lukisan, dibuat di atas tulle dan bordir dalam bentuk gaun dengan cutting Eropa klasik. Perca yang tersisa dibuat menjadi aplikasi bunga," kata Ayu.

Ayu Dyah Andari

Selaras dengan Ayu Dyah Andari, Chintami Atmanagara mengeluarkan koleksi bertema kupu-kupu. Kali ini ia mengusung kain Jawa Barat yang dibuat memakai pewarna alam. Keindahan kupu-kupu dituangkan dalam bentuk aksen bordir.

" Saya terenyuh melihat banyak kupu-kupu ditangkap untuk dijadikan hiasan air keras. Kupu-kupu ini layak kita jaga. Hidup mereka hanya 10-15 menit, tapi biarlah mereka mati sendiri, jangan dibunuh," ujar Chintami.

Chintami Atmanagara

3 dari 3 halaman

Busana Pria

Tak hanya busana wanita, koleksi busana pria juga dibawa oleh Ariy Arka. Ia mempersembahkan koleksi 'Kemelut' sebagai wujud delapan tahun berkarya di industri mode.

" Saya banyak memakai sisa kain, benang dan limbah desain untuk koleksi ini. Terinspirasi dari berbagai kemelut yang terjadi di dunia, sepert kerusakan alam, banjir dan virus corona," jelas Ariy.

Ariy Arka

Beri Komentar