Ilustrasi Menginjak Rem Mobil. (Foto: Shutterstock)
Dream – Mengendarai mobil dengan transmisi otomatis memang punya sensasi sendiri daripada manual. Terutama, untuk yang melintasi lalu lintas padat, seperti Jakarta.
Cukup menggeser tuas transmisi ke posisi D, kamu tinggal mengandalkan kaki untuk menekan pedal gas dan rem.
Kaki kiri bisa beristirahat dan berkendara bisa jadi lebih santai.
Akan tetapi, di balik nonaktifnya kaki kiri, ada konsekuensi yang harus ditanggung pemilik mobil matik.
Dikutip dari Auto2000, Rabu 26 Januari 2019, kampas rem mobil bisa cepat menipis. Kondisi ausnya kampas rem jauh lebih cepat dan terasa daripada mobil manual.
Kepala Bengkel Auto2000 Yos Sudarso, Suparman, menipisnya kampas rem mobil matik memang cukup wajar. Rem menjadi satu-satunya yang diandalkan untuk memperlambat laju mobil.
Tidak seperti mobil manual yang masih bisa dibantu dengan engine brake memanfaatkan momentum penurunan level transmisi.
“ Kalau dibandingkan dengan mobil manual, mobil matik itu lebih cepat setengahnya. Jadi bila mobil manual ganti kampas rem tiap 60 ribu kilometer (km), mobil matik bisa 30 ribu sampai 40 ribu km sudah ganti,” kata kata dia.
Suparman melanjutkan penjelasan, ada tiga poin kenapa kampas rem mobil matik lebih cepat habis dibandingkan manual.
Kebiasaan pemilik mobil matik lebih suka menahan pedal rem dengan kaki dibandingkan memanfaatkan rem tangan saat berhenti. Selain itu, pedal rem diinjak ketika posisi tuas transmisi masih berada di D untuk menahan laju mobil.
Kondisi inilah yang menyebabkan kampas rem cepat habis. Kondisi ini bahkan sudah menjadi kebiasaan para pemilik mobil matik.
Dilakukan hampir setiap berhenti, jika terus-menerus, ketika mobil mau melaju terjadi gesekan antara cakram dan kampas rem, sehingga cukup berat kerjanya.
Mobil matik memiliki ritme penggunaan rem yang sangat aktif. Mulai dari akan bergerak, memperlambat laju kendaraan sampai mobil berhenti pasti dan wajib menginjak pedal rem.
Otomatis, kondisi ini akan membuat kampas rem bekerja ekstra sehingga cukup wajar bila lebih cepat mengalami keausan.
Selain beban yang tinggi, pengendara mobil matik juga jarang menyicil rem. Maksudnya, jika sudah terindikasi akan terhalang lampu merah, masih banyak yang melakukan pengereman mendekati posisi berhenti. Kondisi ini membuat rem bekerja lebih keras.
Sementara, pada pengendara mobil manual, kebanyakan sudah menetralkan posisi transmisi jika terlihat akan terhadang lampu merah, baru kemudian mulai melakukan pengereman.
Sebenarnya, metode ini bisa ditiru untuk pengendara mobil matik. Caranya cukup mudah, tinggal dorongan posisi tuas ke N, lalu mulai melakukan pengereman secara bertahap hingga akhirnya mobil bisa berhenti.
Dream – Melihat fungsinya, rem merupakan komponen motor yang sangat penting. Selain bisa menghindarkan pengendara dari tabrakan, rem juga menjadi pelindung pertama dalam keadaan genting di jalan.
Akan tetapi, masih saja ada orang-orang yang justru menyalahgunakan benda itu dengan menjual kampas rem yang palsu.
Kampas rem palsu ini berpotensi buruk bagi pengendara dan motornya. Rem KW ini akan cepat aus atau malah menimbulkan sejumlah masalah. Seperti contohnya merusak disc brake, dan membuat pengeriman tidak pakem.
Berkaca dari hal tersebut, tentu menjadi sebuah hal meyedihkan kalau sampai kita alami insiden di jalanan lantaran rem abal-abal.
Berikut ini adalah empat cara untuk membedakan kampas rem asli dan palsu, dikutip dari Wahana Honda, Senin 24 Juni 2019.
Seperti halnya membedakan oli imitasi dan asli, dalam kasus mencari kampas rem yang ori, melihat kemasan pembungkusnya juga bisa menjadi salah satu cara. Ketika kamu melihat pembungkus, perhatian hologram yang menempel di benda kemasan benda tersebut.
Barang yang asli akan menunjukkan hologram penyedia sparepart, sedangkan yang palsu tidak akan menunjukkan logo sebuah pabrikannya.
Selain itu, ada juga trik lain yang bisa digunakan sebagai pegangan untuk membedakan kampas rem asli dan palsu dengan melihat detail teksurnya. Kalau meraba benda tersebut, lalu mendapatkan bentuknya yang padat, itu adalah kampas rem asli.
Kalau yang palsu, teksturnya rapuh. Kualitas ini menjadi biang keladi mengapa kampas rem tidak berusia lama.
Cara sama dengan tadi, yakni diraba. Apabila kalian mendapati bahan pembentuknnya berupa non-asbestos yang ramah lingkungan, maka kamu patut bersyukur karena itu adalah asli.
Lebih jauh tentang membedakan kampas rem yang tipu-tipu dan ori, dalam menentukannya, kalian juga bisa mencermati identitas yang ada di bagian ini. Pada umumnya, kampas rem yang dibuat oleh pabrikan resmi akan disematkan sebuah kode produksi. Biasanya berupa angka semua atau kombinasi angka dan huruf.
Apabila kamu mendapatkan kampas rem tapi hal tersebut tidak ada siap-siap segera minta ganti. Selain itu KW, juga ke depan bakal membuat usianya tidak bertahan lama setelah dipasangan di kendaraanmu.
Bukan jadi rahasia lagi, perbandingan harga antara kampas rem asli dengan yang palsu sangat mencolok. Kalau diibaratkan, layaknya bumi dan langit.
Kalau harga jual sparepart tersebut yang masuk kategori ori, harganya mahal, sedangkan yang palsu lebih murah.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?