Kini, Parkir Mobil Bisa Lebih Mudah Dengan Rem Tangan Elektronik. (Foto: Shutterstock)
Dream - Seiring dengan perkembangan teknologi, fitur-fitur di dalam mobil pun semakin canggih. Misalnya, rem tangan.
Dikutip dari Wuling Indonesia, Sabtu 11 Januari 2020, kebanyakan mobil-mobil jaman dulu dibekali rem tangan dengan tuas yang harus ditarik ke atas untuk mengaktifkannya. Kini, tuas rem tangan justru sudah mulai ditinggalkan.
Para pabrikan memilih untuk menggunakan rem tangan elektronik atau Electronic Parking Brake (EPB) sebagai gantinya.
Secara tampilan, EPB memang lebih modern dan simpel. Tak ada lagi tuas yang harus ditarik untuk mengaktifkan rem tangan, melainkan hanya menekan tombol.
Rem tangan tradisional bekerja dengan cara sederhana, yaitu menarik tuas ke atas, maka akan ada dua kabel yang juga tertarik ke rem belakang. Dengan memberikan tekanan kepada kabel-kabel tersebut, bantalan rem menempel pada cakram untuk menahan roda belakang tetap di tempatnya.
Sedangkan rem tangan elektronik tentu lebih modern karena keseluruhan sistemnya sudah elektrik. Dengan hanya menekan tombol EPB, motor listrik pada setiap kaliper rem akan menekan bantalan ke dalam cakram.
Sederhananya, saat pedal rem ditekan sensor pada brake, pedal akan mengirimkan sinyal untuk menunjukan jika rem dalam kondisi aktif. Saat akan menjalankan mobil kembali pun hanya tinggal menekan tombol EPB yang sedang aktif agar roda tak lagi terkunci.
Mobil yang telah mengusung fitur EPB pun memiliki sejumlah keuntungan. Seperti saat parkir tak memerlukan usaha berlebih untuk mengunci roda agar mobil tidak berjalan. Hanya tinggal menekan tombol maka rem tangan akan aktif dengan sendirinya. Ada juga yang melengkapi fitur rem tangan elektronik ini dengan Auto-Hold Parking Brake.
Fitur yang satu ini merupakan sensor untuk menangkap ketika mobil berhenti dan pengendara menginjak rem. Fitur ini cukup berguna ketika berada di jalanan menanjak. Anda tinggal menekan tombol untuk mengaktifkannya dan mencegah mobil mundur dengan sendirinya. Untuk kembali menjalankan mobil, maka Anda cukup menginjak pedal gas.
Kedua fitur tersebut juga membuat interior mobil tampil lebih elegan dan kekinian. Konsol tengah pun semakin luas karena absennya tuas rem. Ruang kabin akan terasa lebih luas dan konsol tengah bisa dimanfaatkan sebagai tempat penyimpanan lainnya.
Dream – Teknik pengereman menjadi sangat penting untuk keselamatan mengemudi. Sehingga kita wajib tahu beragam teknik pengereman.
Ada beberapa cara yang harus diperhatikan agar rem bisa bekerja secara optimal, terutama bagi kendaraan yang belum dilengkapi dengan fitur antilock braking system (ABS).
Dikutip dari Pressroom Toyota Astra, Rabu 30 Oktober 2019, ada dua cara yang bisa digunakan untuk mengerem, yaitu pulse dan threshold. Dua teknik ini punya cara yang berbeda.
Sebelum mengerem, kunci utama yang harus diperhatikan adalah grip ban ke aspal atau permukaan jalan. Secanggih apa pun rem mobil, kalau ban mobil tak dapat grip, pengereman, ya, takkan berjalan dengan baik.
Berikut ini adalah dua teknik pengereman yang bisa dilakukan.
Cara ini meniru kerja ABS. Kamu bisa menginjak pedal rem secara kuat dan injak-lepas berulang kali secara cepat. Ibaratnya, seperti memompa ban sepeda dengan kaki.
Tujuannya agar roda tak rerkunci dan kekuatan pengereman lebih optimal. Teknik sangat berguna bagi mobil yang belum mengusung teknologi ABS.
Cara ini lazim disebut dengan injakan mengambang. Caranya, kamu menginjak pedal secara kuat hingga mendekati batas pengunciabn. Kemudian, diangkat secara perlahan seperti injakan yang mengambang. Untuk mengangkat kaki, lakukan secara perlahan.
Salah satu cara mengetahui batas rem trercapai adalah suara berdecit dari ban. Nah, di situ kamu bisa melepas injakan dari pedal rem secara perlahan.
Teknik pengereman ini sebenarnya memerlukan waktu dan latihan agar kaki lebih terbiasa untuk melepas pedal lebih halus serta juga menghindari kaki menginjak pedal rem melewati batas penguncian roda membuat mobil tidak stabil. Perlu diketahui, teknik pengereman threshold bisa berbeda hasil jarak pengeremannya, tergantung dari permukaan dan kecepatan.
Ketika mengerem di jalanan kering hasilnya akan berbeda dengan jalanan basah. Begitu pula saat mengerem dengan kecepatan 100 km/jam, tentu berbeda dengan 40 km/jam.
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Diterpa Isu Cerai, Ini Perjalanan Cinta Raisa dan Hamish Daud
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media