Meutya Hafid: Setelah 111 Tahun Kartini Meninggal

Reporter : Kusmiyati
Rabu, 3 Juni 2015 11:11
Meutya Hafid: Setelah 111 Tahun Kartini Meninggal
Sebagai upaya meningkatkan emansipasi wanita, Anggota Komisi I DPR RI, Meutya Hafid mendukung para aktvivis wanita mengejar impiannya.

Dream - Sebagai upaya meningkatkan emansipasi wanita, Anggota Komisi I DPR RI, Meutya Hafid mendukung para aktvivis wanita mengejar impiannya.

“ Sudah 111 tahun Kartini meninggal, tapi belum semua perempuan mendapatkan haknya. Perempuan harus bekerja dua kali lebih keras untuk mendapatkan posisi yang sama,” jelas mantan jurnalis tersebut saat ditemui usai acara seminar Kartini dan Bangsa yang Mandiri di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Rabu 3 Juni 2015.

Anggota Dewan yang membawahi bidang urusan pertahanan, Luar Negeri, Komunikasi dan Informasi ini mengungkapkan, sudah menjadi tugasnya mengangkat isu perempuan ke dunia internasional.

Menurut mantan jurnalis ini, peranan dari politik internasional cukup membawa perubahan terhadap peta perpolitikan di Indonesia. Adanya aksi afirmasi berimbas terhadap persetujuan 30 persen hak politik untuk perempuan di Indonesia.

Meskipun pada kenyataannnya baru 17,3 persen saja jumlah politisi perempuan yang berhasil duduk di senayan. Angka ini diakui turun dari periode sebelumnya yang mencapai 18,4 persen," tutur Meutya.

Selain mendukung para aktivis, Meutya juga mengajak masyarakat untuk mendukung kegiatan yang mengangkat citra wanita.

" Saya mendukung film Kartini garapan Hanung Bramantyo. Film seperti inilah yang sangat relevan membantu aktivis perempuan untuk mewujudkan cita-citanya. Kartini bukan hanya sebagai sosok pahlawan. Tapi, bagaimana nantinya Kartini dihargai sebagai sebuah gerakan perubahan secara global," katanya.

Meutya berharap lewat film ini dapat memberikan pemahaman pada masyarakat untuk memberi pintu pada wanita di semua jenjang karier.

" Hal itu tentunya dapat membantu nasib perempuan untuk membantu mendapatkan haknya. Terutama untuk para perempuan di Sumatera Utara yang masih banyak sekali belum mendapatkan haknya secara penuh," harap Meutya.

(Ism, Laporan : Ratih Wulan Pinandu)

 

Beri Komentar