Tak Lama Lagi, Bepergian Pun Tak Harus Menggunakan Aplikasi PeduliLindungi. (Foto: Shutterstock)
Dream – Akses layanan tracing berupa sertifikasi vaksin Covid-19 maupun hasil tes swab kepada masyarakat akan diperluas. Tak hanya melalui aplikasi PeduliLindungi, layanan serupa juga akan tersedia di sejumlah aplikasi yang biasa dipergunakan .
Inovasi yang akan diluncurkan Kementerian Kesehatan pada Oktober 2021 ini merupakan upaya pemerintah untuk membantu masyarakat yang kesulitan mengunduh aplikasi PeduliLindungi karena memori smartphone yang terlalu penuh.
Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, Senin 27 September 2021, Chief Digital Transformation Office Kemenkes, Setiaji, mengatakan saat ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan platform-platform digital seperti Gojek, Grab, Tokopedia, Traveloka, Tiket, Dana, Cinema XXI, Link Aja, bahkan ada juga aplikasi dari Pemerintah Jakarta yaitu Jaki.
Dengan layanan terbaru ini masyarakat tidak harus mendownlod PeduliLindungi untuk bias menunjukan informasi data vaksinasi maupun hasil tes swab dan antigen seperti yang sebelum dilakukan.
“ Ini akan launching di bulan Oktober ini. Ada proses di mana kami memerlukan beberapa model untuk bisa diakses oleh setiap orang,” kata dia dalam diskus virtual.
Pemilihan Gojek, Grab, Tokopedia, serta platform lainnya didasarkan dari banyaknya jumlah pengguna aplikasi tersebut oleh masyarakat.
“ Itu bisa digunakan untuk bisa masuk ke berbagai macam fitur yang ada di PeduliLindungi,” kata dia.
Bagi yang tidak punya smartphone dan ingin bepergian, kata Setiaji, itu tetap teridentifikasi dari status hasil swab PCR maupun antigen beserta sertifikat vaksin. Status ini bisa diketahui dengan memasukkan data Nomor Induk Kependudukan (NIK) ketika membeli tiket pesawat.
Layanan ini sudah diberlakukan di Bandara. “ Sudah kami berlakukan di bandara, misalnya di bandara itu bahkan di tiket sudah kita integrasikan,” kata dia.
“ Kalau naik kereta api itu sudah tervalidasi pada saat pesan tiket, sehingga tanpa menggunakan handphone pun itu bisa diidentifikasi bahwa yang bersangkutan sudah memiliki vaksin dan ada hasil tesnya (PCR atau antigen),” lanjut Setiaji.
Di tempat yang tidak terintegrasi dengan aplikasi PeduliLindungi, masyarakat bisa memeriksanya secara mandiri di aplikasi PeduliLindungi. Caranya dengan memasukkan NIK dan langsung muncul bahwa yang bersangkutan statusnya layak atau tidak untuk masuk ke tempat tersebut.
“ Di PeduliLindungi itu sudah ada fitur untuk self check. Jadi sebelum berangkat orang-orang bisa menggunakan self-check terhadap dirinya sendiri,” kata dia.
Di sisi lain, aplikasi PeduliLindungi banyak sekali keterkaitannya, seperti dengan hasil tes, hasil tracing kontak erat, bahkan telemedicine. Dengan begitu, masyarakat bisa mendapatkan layanan obat gratis.
“ Kemudian aplikasi PeduliLindungi juga akan diintegrasikan dengan sistem karantina,” kata Setiaji.
Tidak hanya itu, kalau dilihat dari sisi jumlah akses aplikasi PeduliLindungi, pada awal Juli masih di bawah 1 juta, sekarang sudah hampir mendekati 9 juta yang mengakses PeduliLindungi, kemudian 48 juta kali diunduh, dan kurang lebih 55 juta pengguna bulanan.
Advertisement
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik