Muslihat Padepokan Taat

Reporter : Ahmad Baiquni
Kamis, 6 Oktober 2016 20:25
Muslihat Padepokan Taat
Anda boleh saja tak percaya, tapi banyak orang yang percaya Taat Pribadi bisa menghadirkan uang gaib.

Dream - Pria berjubah hitam itu duduk di singgasana. Wajah serius. Mata menyorot tajam. Tak ada senyum. Bibir mengatup rapat. Seolah menjaga image. Agar terlihat wibawa.

Di depan, terhampar gunungan uang. Dikelilingi sejumlah pria bertelanjang dada. Tangan mereka cekatan. Memungut lembar demi lembar. Mulut tak kalah sibuk. Terus komat kamit membaca wirid.

Pria di atas singgasana itu tiba-tiba bangkit. Melangkah ke depan. Menghampiri timbunan uang. Perlahan, tangannya meraup dan menghamburkannya ke udara. Barulah dia ingsut. Kembali ke singgasana putih bermotif bunga-bunga.

Anda pasti sudah bisa menebak. Orang itu adalah Taat Pribadi. Pendiri Padepokan Dimas Kanjeng. Video Taat bergelimang uang memang sudah banyak tersebar di internet. Dan dua minggu belakangan, namanya selalu disebut. Wajahnya terus menghias layar kaca.

Selama ini Taat sohor karena dikenal bisa mengadakan uang secara gaib. Atraksi menghadirkan uang secara gaim yang beredar di jejaring sosial membuat banyak orang terpesona. Kagum dengan keajaiban itu.

Tak masuk akal memang. Bagaimana bisa uang itu tiba-tiba muncul di tangan Taat yang baru saja disembunyikan di balik punggung. Tapi awas, jika Anda melihat video, mungkin saja terpengaruh. Boleh jadi ikut percaya. Hehehe...

Tapi belakangan, semua keahlian itu disebut hanya muslihat saja. Taat yang dikagumi ribuan orang itu kini meringkuk di tahanan. Tak bisa lagi beratraksi. Jangankan mendatangkan uang, menghirup udara segar pun tak bisa lagi.

Oleh polisi, Taat dituduh sebagai pembunuh dan penipu.

***
Taat Pribadi membangun Padepokan Dimas Kanjeng pada tahun 2000. Kompleks ini berdiri di atas lahan enam hektare di Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Taat mengaku mendapat kemampuan mendatangkan uang secara gaib setelah berguru kepada Abah Ilyas. Seorang kiai asal Mojokerto yang wafat 2009 silam. Sang Abah inilah yang selalu dia jadikan sebagai legitimasi aksi pengadaan uang gaib.

Celakanya, banyak orang yang percaya. Jika Anda main ke Padepokan Dimas Kanjeng sebelum Taat ditangkap, maka akan melihat ribuan orang meriung di sana. Jumlah pengikutnya lebih dari 23.000. Mereka berguru dan yang pasti haqqul yaqin Taat bisa mendatangkan uang secara gaib.

Para pengikut Taat tinggal berbilang bulan, bahkan tahun di padepokan itu. Mereka juga rela menyerahkan uang sebagai mahar untuk menebus ATM Dapur dan berbagai jimat. Benda-benda itu diyakini bisa mengeluarkan uang secara gaib.

Di dalam padepokan ini juga, diduga menjalankan ajaran yang disebut dengan amalan “ Sholawat Fulus”. Entah apa makna ritual itu. Tapi diduga untuk mendatangkan uang secara gaib, sebagaimana mereka yakini.

Boleh saja Anda heran. Menganggap semua ini muskil. Tapi jangan sebut para pengikut Taat tidak punya pendidikan. Mereka datang dari berbagai latar. Tak hanya jelata, ada juga orang berpangkat.

Anda pasti mengenal Marwah Daud Ibrahim. Doktor lulusan The American University Washington DC, Amerika Serikat, ini menjadi pengikut Taat, bahkan menjabat sebagai Ketua Yayasan Dimas Kanjeng.

Sama seperti pengikut lain, Marwah Daud juga yakin Taat Pribadi bisa mengadakan uang secara gaib. Di berbagai media, tokoh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) ini telah menyampaikan keyakinannya itu.
***
Padepokan ini diduga menjadi markas untuk menjalankan aksi tipu-tipu. Taat dan sejumlah orang dekatnya diduga telah mengeruk banyak uang dari para pengikutnya.

Dari aksi ini, diduga Taat dan gerombolannya meraup uang triliunan. Uang-uang itu dititipkan kepada dua orang, yang disebut bernama Abah Dofir dan DW. Masing-masing Rp1 triliun. Namun, kebenaran pengakuan Taat ini belum teruji.

Bagaimana organisasi di Padepokan Dimas Kanjeng? Taat merupakan pimpinan tertinggi. Dia didaulat sebagai maha guru. Disebut Yang Mulia. Taat memang punya gelar Sri Raja Prabu Rajasa Nagara.

Di bawah Taat ada sejumlah sultan. Lebih rendah lagi, ada koordinator di level provinsi dan kabupaten. Polisi menuding rantai inilah yang dipakai untuk mengeruk harta. Mengelabui puluhan ribu anggota, yang mereka sebut sebagai santri.

Dan sudah menjadi rahasia umum, sejumlah orang memang telah melapor ke polisi. Mengaku dikibuli si Taat Pribadi. Anda pasti sudah mendengar kisah Najmiah. Keluarganya mengaku nenek asal Makassar, Sulawesi Selatan, ini menyetor Rp202 miliar ke Probolinggo. Janjinya, uang itu akan dilipatgandakan.

Najmiah pun pernah menagih janji itu. Memang ada kiriman dari Padepokan Dimas Kanjeng. Sembilan peti. Disebut berisi emas 500 Kg dan uang miliaran. Namun setelah dibuka, ternyata hanya emas palsu dan potongan kertas tak berharga. Najmiah kini telah meninggal dunia.

Itu hanya satu kisah saja. Selain itu, diduga masih banyak. Karena memang beberapa orang melapor telah ditipu. Sebut saja mantan calon bupati Situbondo, Ahmad Junaedi. Dia mengaku tertipu Rp200 juta. Dia sudah melapor ke Polres Probolinggo.

Dan Taat pun tak hanya dijerat kasus pembunuhan saja. Belakangan, dia juga menjadi tersangka kasus penipuan ini. Semua blum terbukti benar atau tidak, masih dalam tahap penyidikan polisi.
***
Sebagian murid padepokan boleh saja merasa tertipu. Tapi tak sedikit pula yang yakin pengadaan uang yang dilakukan oleh Taat itu sebagai sebuah kebenaran. Buktinya, meski Taat ditahan, masih banyak murid yang bertahan di padepokan.

“ Yang ditangkap polisi itu hanya bayangannya saja,” ujar Marzuki, salah satu murid Taat yang masih bertahan di padepokan. Dia dan sejumlah pengikut lain menganggap Taat tengah menunaikan ibadah haji ke Mekah.
.
“ Saya datang ke sini karena percaya nanti pada saatnya ‘Yang Mulia’ akan menyalurkan uang itu untuk kesejahteraan kami,” imbuh Marzuki.

Keyakinan juga masih ditunjukkan oleh Marwah Daud. Dia tetap percaya bahwa Taat bukanlah penipu. Dia masih yakin informasi tentang Taat tak seperti yang banyak diberitakan belakangan ini.

“ Ada mahar digandakan, nggak pernah saya dengar itu. Bahwa memang ada tahapan yang harus selesai, itu yang saya tangkap,” kata Marwah. Bagi Marwah, Taat adalah sosok yang memikirkan masa depan bangsa.

Marwah mengaku merasakan banyak pengalaman selama bergabung dengan Padepokan Dimas Kanjeng. Menurut dia, padepokan itu mengajak untuk menggarap potensi yang dimiliki setiap daerah. Potensi itu nantinya akan menjadi bekal untuk membangun bangsa.

“ Saya katakan padepokan ini menyiapkan nusantara jaya,” kata Marwah saat tampil dalam program Indonesia Lawyer Club di tvOne.

Marwah menegaskan, tidak pernah ada penggandaan uang. Yang ada adalah pengadaan uang. Dia mengakui Taat memiliki kelebihan itu. Marwah juga mengaku pernah mendapat uang sebanyak US$ 500. “ Ya saya tukarkan,” ucap dia.

Lebih lanjut, Marwah meminta harus ada investigasi untuk membuktikan benar tidaknya praktik penipuan yang dijalankan Dimas Kanjeng. (Berbagai sumber)

Beri Komentar