Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Aorta merupakan pembuluh darah terbesar yang ada di dalam tubuh. Pembuluh ini bertugas mengalirkan darah yang kaya akan oksigen dari jantung ke seluruh tubuh.
Salah satu bahaya yang mengintai aorta adalah diseksi aorta atau robekan pada lapisan pembuluh darah. Robekan aorta mempunyai presentasi klinis yang berbeda-beda.
" Ketika terjadi robekan, katup jantung bisa bocor sehingga darah yang dipompakan ke aorta akan kembali ke jantung. Ini menyebabkan gagal jantung akut," ujar dr. Suko Adiarto, SpJP(K), Dokter Jantung Spesialis Intervensional Kardiologi dan Vaskular Heartology Cardiovascular Center Brawijaya Hospital Saharjo, di Jakarta, Rabu 10 Februari 2021.
Jika aorta menutup cabang ke otak, kondisi ini akan memicu penyakit stroke. Keluhan pertama yang dirasakan pasien adalah mengalami nyeri punggung dan nyeri dada akut yang disertai sesak napas.
Diseksi aorta dapat diatasi dengan prosedur operasi hybrid. Operasi ini merupakan kombinasi dari kombinasi operasi terbuka dan intervensi aorta.
Pada tahap pertama, pasien harus melewati pembiusan yang memerlukan akurasi tinggi. Kesalahan dosis sedikit saja dapat menyebabkan komplikasi berupa perdarahan atau ketidakstabilan hemodinamik yang pada akhirnya akan mempersulit proses operasi.
" Strategi ini memerlukan beberapa monitoring yang juga sangat jarang dilakukan pada operasi jantung lain. Seperti dual artery line dan temperature monitoring, nirs (saturasi otak) dan monitoring kompleks lainnya," tutur dr. Anas Alatas, SpAn KAKV, Dokter Anesthesi Kardiovaskular Heartology Cardiovascular Center Brawijaya Hospital Saharjo.
Suhu pasien diturunkan secara bertahap hingga mencapai 23?C. Aorta kemudian dievaluasi dan dilakukan penggantian bagian aorta ascenden dan arcus aorta dengan menggunakan prostetic graft (graft buatan) ukuran 22 mm.
Saat mengganti arcus aorta, aliran darah ke seluruh tubuh dihentikan, termasuk aliran darah ke jantung dan otak, ginjal, tungkai dan organ lainnya. Setelah prosedur hampir selesai, aliran darah dialirkan kembali dan suhu tubuh dinaikkan sampai normal.
Seluruh pasien yang mengalami pembedahan jantung, harus dirawat di perawatan intensif sekitar 4-5 hari tergantung beratnya kasus dan rumitnya prosedur yang dilakukan.
Perawatan pasca pembedahan operasi ini juga lebih kompleks dibandingkan dengan operasi jantung lainnya. Dokter harus melalukan pemantauan hemodinamik, perdarahan, fungsi nafas, kesadaran, fungsi ginjal dan fungsi tubuh lainnya dari menit ke menit.
Operasi hybrid memiliki kelebihan serta memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan operasi jantung konvensional.
" Komplikasi yang terjadi pasca pembedahan lebih minim karena ketika operasi kita mengerjakan dua operasi sekaligus. Yaitu membenahi aorta sobek dan pangkal aorta terdampak," tutur dr Dicky Aligheri Wartono, Sp.BTKV (K), Ahli Bedah Thoraks dan Kardiovaskular Heartology Cardiovascular Center Brawijaya Hospital Saharjo.