Psikolog Ungkap Kepribadian Si Pelaku 'Ghosting'

Reporter : Mutia Nugraheni
Selasa, 9 Maret 2021 08:12
Psikolog Ungkap Kepribadian Si Pelaku 'Ghosting'
Tanpa kabar, tanpa bisa dihubungi, seolah diri ini dan relasi dengannya tiada arti.

Dream - Meninggalkan seseorang begitu saja tanpa penjelasan apapun dalam sebuah hubungan tentunya sangat menyakitkan. Putus hubungan saja sudah begitu menyayat hati, apalagi ditinggal tanpa kepastian. Pastinya memicu kepedihan yang mendalam.

Kondisi tersebut dikenal dengan istilah 'ghosting'. Kisruh asmara Kaesang, putra bungsu Presiden Jokowi, membuat banyak orang membahas soal fenomena 'ghosting' ini. Menurut psikolog Roslina Verauli, ghosting memang sangat menyakitkan.

" Ghosting is hurting! Saat si Dia mendadak hilang bak hantu. Tanpa kabar, tanpa bisa dihubungi, seolah diri ini dan relasi dengannya tiada arti. Lebih menyakitkan, saat sudah melibatkan relasi seksual mendalam dan atau si Dia secara mendadak sudah berpaling pada yang lain," tulis Roslina di akun Instagram resminya.

 

 

1 dari 5 halaman

Roslina berpendapat, sikap 'ghosting', menunjukkan sikap pelaku yang tidak dewasa. Termasuk tak memiliki kemampuan kognitif yang baik.

" Mereka dengan disonansi kognitif bahkan menghayati aksinya adalah tepat! Elegan! Baginya, tak perlu ada obrolan untuk berpisah dengan baik. Saat relasi dirasa tak lagi berjalan seperti yang ia mau, ia merasa punya hak untuk berlalu!," ungkapnya.

Perilaku ini sering dianggap pengecut, karena cenderung ingin melindungi diri sendiri meskipun melukai orang lain yang pernah dekat dengannya. Roslina bahkan menggunakan terminologi primitif untuk pelaku ghosting.

" Yang pasti, aksi ghosting justru menunjukkan bahwa seseorang sedang tak mampu memperlakukan pasangannya secara dewasa. Tak mampu jujur. Mereka makhluk immature yang bersembunyi di balik mekanisme defense primitif, mekanisme denial dan avoidance," tulisnya.

 

2 dari 5 halaman

Saran untuk Korban 'Ghosting'

Roslina pun memberikan trik untuk para korban 'ghosting' agar tak makin terpuruk dalam kesedihan dan sakit hati. Menurutnya, korban harus segera sadar.

" Yakin butuh merasa sakit hati pada mereka? Atau sebaliknya, segera sadar dan berbenah. Bahwa kemarin keliru menilai seseorang hingga " terperangkap" dalam relasi kekanakan yang berat sebelah," ungkapnya.

Langsung 'tutup buku' untuk si pelaku. Siapkan diri untuk sebuah perjalanan hidup yang baru dengan menjadikan peristiwa tersebut sebagai pelajaran berharga.

" Memahami si pelaku ghosting dengan segala mekanisme primitif dan immature-nya memudahkan korban ghosting untuk merasa lebih baik tentang dirinya. Saatnya menutup bab buku tentang “ para hantu dalam relationship”. Lantas menyiapkan diri untuk sebuah bab baru, a new hello bersama orang yang jauh lebih layak untuk diajak ke level komitmen tertinggi se-agung pernikahan!" pesannya.

 

3 dari 5 halaman

Arti Istilah 'Ghosting' yang Bikin Sakit Hati dalam Percintaan

Dream - Ghosting jadi istilah yang kini sedang banyak dibahas. Mungkin banyak yang belum tahu istilah ini, dan bahkan di Indonesia ghosting jadi kata yang banyak dicari di mesin pencarian Google.

Ghosting erat kaitannya dengan hubungan percintaan, di mana salah satunya hilang tanpa kabar. Istilah ini populer karena masalah asmara Kaesang Pangarep, putra bungsu Jokowi.

Arti Istilah 'Ghosting' yang Bikin Sakit Hati dalam Percintaan

Ia dikabarkan menghilang begitu saja tak memberi kabar dan kepastian pada Felicia, kekasihnya di Singapura. Padahal hubungan asmara sudah terjalin selama lima tahun dan berencana menikah.

Dilansir hot.liputan6.com ghosting diartikan menghilang secara tiba-tiba tanpa kontak sama sekali. Seperti hantu yang dapat menghilang tiba-tiba, orang yang melakukan ghosting biasanya tiba-tiba lenyap dan berhenti memberimu kabar.

Menghubungi nomor ponsel, alamat email, media sosial, atau mencoba menemui secara langsung pelaku ghosting menjadi upaya yang sia-sia. Pelaku ghosting sering dilabeli sebagai pengecut karena ghosting dapat memicu rasa dendam, amarah, hingga penyesalan bagi korban ghosting.

Survei yang dikutip dari situs Elle Amerika Serikat menemukan bahwa 26 persen wanita dan 33 persen pria pernah melakukan ghosting dan di-ghosting. Sementara 24 persen wanita dan 17 persen pria mengaku pelaku ghosting tetapi tidak pernah di-ghosting.

 

4 dari 5 halaman

Ghosting dalam Percintaan

Sahabat Dream pernah dalam proses 'pdkt' tapi tiba-tiba gebetan menghilang begitu saja? Itu berarti kamu sedang mengalami ghosting dalam hal percintaan. Awalnya kamu menjalani hubungan penjajakan yang manis dan menyenangkan, tapi di tengah hubungan, gebetanmu berhenti mengirim pesan dan menemuimu tanpa alasan yang jelas.

Terasa menyebalkan, namun tindakan ghosting yang dilakukan oleh gebetanmu bukan tanpa alasan. Orang yang melakukan ghosting mungkin punya merasa perasaan suka terhadapmu hanya sesaat. Lalu baru menyedari jika tidak ada kecocokan di antara kalian, menemukan orang baru yang dirasa lebih cocok, tidak percaya diri, serta belum siap untuk berkomitmen.

Mengalami ghosting dalam hal percintaan tentu menjadi pengalaman kurang menyenangkan. Berharap dengan cinta yang tidak pasti menjadi pelajaran yang dapat dipetik.

 

5 dari 5 halaman

Ghosting dalam Pertemanan Rasa Pacar

Menjalani hubungan pertemanan yang sangat dekat layaknya pasangan dalam hubungan romantis mungkin terlihat menyenangkan. Namun hubungan jenis ini juga berisiko terjadi ghosting loh, Sahabat Dream.

Berjanji untuk saling mengasihi tanpa adanya perasaan cinta menjadi syarat mutlak untuk bertahan dalam hubungan seperti ini. Namun, seringkali salah satu pihak merasakan perasaan yang lebih.

Kaesang Pangarep Punya Pacar Baru?

Memiliki perasaan lebih dari teman jadi risiko yang harus dihadapi salah satu pihak. Ketika perasaan cinta tersebut jadi menggebu-gebu dan tidak tertahankan lagi, ghosting pun menjadi tindakan yang biasa dilakukan.

Takut merusak hubungan pertemanan menjadi alasan kuat melakukan ghosting. Cara ini dianggap tepat agar hubungan pertemanan tetap terjaga tanpa harus menimbulkan konflik dalam hubungan.

Sumber: Liputan6.com

Beri Komentar