Akun Twitter Rosyam Nor (Twitter)
Dream - Manajemen toko mainan Hamleys Malaysia telah meminta maaf atas insiden yang kurang mengenakkan. Peristiwa bermula saat seorang pelamar diberitahu bahwa karyawan wanita muslim di perusahaan itu tidak diperbolehkan memakai hijab.
Dalam pernyataan pada hari Minggu di halaman Facebook miliknya, Hamleys mengatakan perusahaan tidak mempunyai kebijakan seperti itu.
Mereka juga mengatakan Hamleys tidak membeda-bedakan dalam penerimaan karyawan, baik dari segi ras dan keyakinan.
Kasus ini bermula setelah muncul protes dari aktor dan produser Malaysia, Datuk Rosyam Nor pada Kamis pekan lalu di akun Twitter miliknya.
" Mengecewakan! Puteri saya baru saja menyelesaikan pendidikan dan melamar pekerjaan. Namun dengan satu syarat dia harus melepas hijabnya: toko mainan Hamleys," kicau Rosyam.
Hamleys mengatakan penyelidikan mengungkapkan bahwa anggota staf yang tidak memiliki wewenang untuk melakukan wawancara, memberikan informasi palsu kepada anak Rosyam itu.
Tindakan disipliner telah diambil terhadap pekerja ini, perusahaan mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, Rosyam kepada Mstar mengatakan bahwa dia menerima permintaan maaf dengan hati yang terbuka dan berharap kejadian serupa tidak terulang.
" Jika ada diskriminasi, bagaimana wanita muslim berhijab akan mencari pekerjaan?"
" Saya merasa tidak ada salahnya mempekerjakan wanita yang mengenakan hijab," katanya. (Ism)
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!
Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu
Diterpa Isu Cerai, Ini Perjalanan Cinta Raisa dan Hamish Daud
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media