Saham Blackberry Ujug-Ujug Naik Bekas Pengguna Auto-Nostalgia, Baca Cuitannya!

Reporter : Syahid Latif
Kamis, 28 Januari 2021 11:12
Saham Blackberry Ujug-Ujug Naik Bekas Pengguna Auto-Nostalgia, Baca Cuitannya!
Di masanya Blackberry dengan fitur andalan BBM pernah jadi ponsel impian banyak orang.

Dream – Saham Blackberry (BB) mendadak menjadi idola di pasar modal Amerika Serikat setelah banyak spekulan menaruh posisi beli di tengah kondisi bursa efek yang berisiko seperti saat ini. Saham Blackbery di perdagangan awal pekan ini mendadak meroket 30 persen meski tanpa sentimen positif baru apapun. 

Kenaikan saham yang fantastis itu memaksa manajemen Blackberry meski melapor ke otoritas bursa AS. Dalam laporannya, Blackberry menyatakan tak ada info material baru yang membuat harga saham mendapat melonjak.

Dikutip dari Yahoo Finance, Rabu, 27 Januari 2021, koder saham BB mendadak menjadi saham paling banyak diperdagangkan di laman tersebut dibawah GameStop.

 

1 dari 3 halaman

Sudah Tak Main Ponsel

Pemicu kenaikan harga saham diduga akibat penjualan 90 paten BB kepada Huawei. Namun transaksi itu  sudah berlangsung beberapa minggu lalu. Tapi dengan kondisi krisis saat ini, para maniak cuan saham pasti mau berspekulasi membeli saham BB.

Tidak seperti saham sangat berisiko lainnya yang sedang jadi incaran investor, BB harus dikaui memiliki fundamental terbaik. Di bawah CEO lama John Chen, BB telah cukup sukses menjadi pemasuk teknologi infotainmen untuk perushaaan pembuatan mobil dan solusi keamanan siber.

Selama 9 bulan yang berakhir pada 30 November, BB melaporkan penjualan senilai US4 704 juta dan laba bersih US$85 juta. 

Meski sudah mengubah model bisnis, banyak orang yang masih menganggap BB sebagai pembuat ponsel saja. Lonjakan harga saham kemarin membuat para pengguna Twitter bernostalgia dengan kenangan lama saat menggunakan perangkat BB mereka.

 

 

2 dari 3 halaman

Ini Cuitan Nostalgia Pemilik Blackberry

Berikut beberapa cuitan yang diunggah para pengguna BB saat menjadi trending topik Twitter sepanjang Senin kemarin

1. Untuk beberapa alasan BB jadi trending lagi, ini membuat saya kangen disaat ponsel hanya sebuah alat yang tidak menganggu jiwa, oleh @adamhunteratc

2. Karena BB lagi trending, aku kangen Storm-ku, bawa kembali ke pasaran, oleh @frk4shoes

3. Karena BB trending lagi, ini adalah ponsel terfavorit ku. Blackberry blod 9000, oleh @lancemann

4. Banyak menghabiskan waktu bermain break bricker dengan blackberry di bawah kolong meja semasa SMA, oleh @kayshefar

5. Karena BB lagi trending, aku kangen blackberry curve ku 10 tahun lalu. Aku pikir ini ponsel yang keren sekarang ini, oleh @i_Balou

(Sah, Laporan: Josephine Widya, Sumber: Yahoo Finance)

3 dari 3 halaman

Blackberry Berhenti Produksi Ponsel Tahun 2016

Dream - Ikon pengusaha telepon seluler (Ponsel) masa lalu satu per satu mulai tumbang. Setelah Nokia dan Ericsson, kini BlackBerry memutuskan menghentikan produksi Ponselnya.

Di era kejayaannya, BlackBerrry sempat membuat penguasa Ponsel kelabakan. Terinspirasi dari CrackBerry, mereka membuat fenomena budaya dengan menggabungkan fungsi email dan komunikasi dalam sebuah ponsel.

Salah satu yang paling fenomenal adalah kehadiran fasilitas BBM yang pelan-pelan mampu menggusur fungsi SMS di ponsel-ponsel pesaingnya.

Namun keperkasaan mereka mulai goyah setelah bermunculan aplikasi messanger seperti WhatsApp, Kakao, dan aplikasi serupa lainnya.

Meski menghentikan produksi ponselnya, Balckberry kemungkinan takkan menghilang sepenuhnya. Perusahaan hanya akan berhenti membuat desain ponsel dan menyerahkan pengembangannya kepada perusahaan lain.

Keputusan ini mengakhiri spekulasi masa depan Ponsel BlackBerry yang sudah berlangsung selama berbulan-bulan. Apalagi posisi mereka semakin jauh tertinggal oleh Apple dan Samsung.

BlackBerry sebetulnya tak menyerah begitu saja dalam kancah persaingan Ponsel. Mereka sempat mengembangkan aplikasi BBM yang bisa dijalankan lewat sistem operasi Android. Namun tampaknya upaya itu tak berhasil.

" Perusahaan berencana mengakhiri seluruh pengembangkan hardware dan mengalihkan fungsi itu kepada mitra kerja," kata CEO BlackBerry, John Chen mengutip laman independent, Kamis, 29 September 2016.

Menurut John keputusan menutup salah satu unit bisnisnya itu merupakan cara untuk menyelamatkan keuangan perusahaan.

Setelah tak memproduksi Ponsel, BlackBerry selanjutnya akan fokus pada pengembangan perangkat lunak. Unit bisnis ini dianggap sudah memiliki posisi lebih baik.(Sah)

Beri Komentar