Jajal Santapan Tradisional yang Dikemas Modern

Reporter : Dwi Ratih
Selasa, 3 Maret 2015 12:44
Jajal Santapan Tradisional yang Dikemas Modern
Walaupun saat ini ragam kuliner memberikan kombinasi menu ke barat-baratan, Sate Khas Senayan tetap menjajakan jajanan khas tradisional Indonesia dengan percaya diri.

Dream - Di tengah ramainya resto atau rumah makan di Indonesia yang menyajikan beragam kuliner barat maupun negara tetangga, resto yang dulunya bernama Satay House Senayan ini tetap berdiri kokoh menawarkan aneka menu Indonesia yang menjadikan sate sebagai bintang utama.

Sekitar pukul 11 siang, resto yang salah satu cabangnya teletak di selatan Jakarta mulai dipadati para pengunjung yang hendak makan siang. Meski menjual makanan yang bisa dikatakan mudah diolah sendiri oleh orang Indonesia, namun resto yang mengubah namanya menjadi Sate Khas Senayan pada era 90an pada 2015 ini tercatat telah memiliki 35 cabang yang tersebar di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi.

" Memang, makanan sejenis yang kami jajakan ini mudah diperoleh di mana pun dan juga mudah dibikin oleh orang-orang Indonesia tentunya. Namun, kami memperkenalkan masakan Indonesia dengan beragam resep tradisional kepada masyarakat dengan konsep yang lebih modern," jelas Lavinia Siswadi selaku Marketing Manager Sari Rasa Nusantara Grup saat berbincang dengan Dream.co.id di kawasan Pakubuwono, Jakarta Selatan. 

" Di sini juga free Wifi, walaupun makanan tradisional kami juga mengikuti dan menyesuaikan perkembangan zaman," tambahnya.

Konsistensi Sate Khas Senayan ditunjukkan lewat citra rasa istimewa di setiap masakan dan suasana nyaman yang diberikan di setiap resto yang tersedia.

Selama 41 tahun Sate Khas Senayan berdiri, berawal  di cabang Pakubuwono ini. Respons didapat hampir selalu positif. " Kami terus meningkatkan kualitas," tutur wanita yang bisa disapa Nia ini.

Diakui Nia, Sate Khas Senayan pada awalnya masuk pada target pengunjung di usia 35-50 tahun. Namun seiring berjalannya waktu, sejak 90an resto yang memberikan aksen Indonesia dari dekorasi hingga tatanan kursi dan meja mulai digandrungi para anak muda di bawah 35 tahun.

Dari segi makanan, Sate Khas Senayan tentunya terus berinovasi agar terus tetap berlari di mana resto-resto berlomba menjadi peserta kuliner di Indonesia. Sebagai magnet di tiap tahunnya, Sate Khas Senayan memiliki festival kuliner yang diadakan sendiri, yaitu mengeluarkan menu-menu tertentu khas Indonesia.

" Misalnya festival Bali, jadi kami membuat 5-6 menu ala Bali yang dapat dinikmati di Sate Khas Senayan ini, seperti Nasi Bali dan Ayam Betutu. Jadi para pengunjung bisa mencicipi menu-menu selain menu pokok Sate Khas Senayan," katanya.

Tak hanya itu, di setiap waktu-waktu tertentu seperti Imlek dan Lebaran, Sate Khas Senayan juga terus memanjakan para pecinta kuliner dengan memberikan menu-menu khas dari momen itu, sebut saja Lontong Cap Gomeh untuk Imlek dan Kupat Campur yang mewakilkan edisi Lebaran.

Makin menggiurkan, di tiap harinya Sate Khas Senayan juga turut memberikan promo-promo menarik. Ada Lapar Pagi yang menyediakan paket Nasi Kucing serta Teh Poci/Es Jeruk/Kopi Tubruk di antara pukul 08.00-10.30 hanya menguras kantong Rp27 ribu. Lapar Malam menyediakan nasi goreng secara gratis untuk pembelian menu sate mulai pukul 21.00.

" Program Lapar Pagi dan Lapar Malam ini sudah berlangsung selama dua tahun, dan bersyukur sekali respons dari pengunjung sangat positif," cerita Nia.

Dibeberkan Nia, lima menu Sate Khas Senayan yang banyak dipesan pengunjung di antaranya, Sate Ayam, Tahu Telur, Gado-gado, Nasi Kuning, dan Es Merah Delima. Mulai dilabel Rp30 ribuan, menu-menu tradisional Indonesia dijamin ampuh menggoyangkan lidah Anda.

Sebelum melenggang ke Sate Khas Senayan terdekat, Anda dapat melihat menu-menu andalannya terlebih dulu di Satekhas.sarirasa.co.id. (Ism)

Beri Komentar