(Foto: Ilustrasi/Shutterstock)
Dream - Di tengah kesibukan merawat pasien Covid-19, dokter dan tim medis baru-baru ini menemukan gejala baru yang disebut silent hypoxia (hipoksia diam).
Gejala hipoksia jenis ini cukup mengkhawatirkan karena menyerang secara diam-diam dan hampir tidak dirasakan penderitanya.
Dikutip dari IndianExpress, PDP Covid-19 dengan hipoksia diam memiliki kadar oksigen yang rendah dalam darah. Tetapi mereka tidak menunjukkan gejala sesak napas dan merasa baik-baik saja.
Kondisi tersebut cukup membingungkan para dokter dan tim medis. Banyak yang kini menyarankan untuk deteksi dini sebagai cara untuk menghindari Covid-19.
Hipoksia adalah suatu kondisi kurangnya asupan oksigen bagi sel darah dan jaringan tubuh. Kondisi ini dapat menyebabkan sejumlah komplikasi, baik lokal di bagian tertentu maupun di seluruh tubuh.
Menurut Mayo Clinic, jumlah oksigen dalam jaringan arteri normal sekitar 75 hingga 100 milimeter merkuri (mm Hg). Sementara menurut pembacaan alat oksimeter jumlah normal biasanya berkisar antara 95 hingga 100 persen. Bila nilainya di bawah 90 persen dianggap rendah.
Ketika kadar turun di bawah 90 persen, pasien mulai mengalami kelesuan, kebingungan, atau gangguan mental. Ini karena jumlah oksigen yang tidak mencukupi untuk mencapai otak. Kadar di bawah 80 persen dapat menyebabkan kerusakan pada organ vital.
Dokter dan penemu Dr Richard Levitan mengatakan, PDP Covid-19 dengan gejala hipoksia diam sebenarnya cukup sakit. Tetapi penyakitnya tidak nampak seperti sindrom gangguan penyakit akut lainnya. Ini karena hipoksia diam lebih sulit dideteksi daripada hipoksia biasa.
PDP Covid-19 dengan hipoksia diam terlihat tidak merasa stres atau kesulitan dalam bernapas. Banyak PDP COVID-19 di rumah sakit dengan oksigen di angka 80 atau 70 persen, bahkan 50 persen, terlihat cukup nyaman.
Mereka seharusnya merasa sangat sakit. Tetapi mereka dilaporkan malah duduk di tempat tidur rumah sakit, berbicara atau bermain ponsel seperti biasa.
Dalam banyak kasus, PDP Covid-19 dengan hipoksia diam tidak menunjukkan gejala seperti sesak napas atau batuk hingga oksigen turun ke tingkat yang sangat rendah.
Umumnya, orang mengalami sesak napas bukan akibat menurunnya kadar oksigen dalam tubuh, tetapi karena kenaikan kadar karbon dioksida yang terjadi pada saat yang sama. Hal ini tidak terjadi pada PDP Covid-19 dengan hipoksia diam.
Menurut Dr Levitan, pada PDP Covid-19 dengan hipoksia diam, virus menyebabkan cedera pada kantung udara di paru, yang mengarah ke berkurangnya asupan oksigen.
Namun karena paru masih berada dalam kondisi awalnya hingga akhirnya mampu mengeluarkan karbon dioksida. Inilah yang menyebabkan pasien tidak merasa sesak.
Advertisement
5 Tips Memilih Sabun Wajah untuk Pria, Jangan Sampai Salah
Misi Prilly Latuconsina Lewat Komunitas Generasi Peduli Bumi
Anak SMA Perlihatkan Bekal Steak Wagyu yang Disiapkan Ibu, Netizen: MBG Auto Minder
Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas 2025: Panggung Inspiratif Penuh Haru dan Inovasi Pelaku Usaha Lokal
Hypophrenia, Kondisi saat Seseorang Mendadak Sedih Tanpa Alasan
Belajar Ilmu Perencanaan Keuangan dengan Komunitas Cerita Uang
Anak Muda Perlu Waspada, Varises Bukan Sekadar Masalah Penampilan Menurut Indonesian Vein Center
Futuristik Abis! Penampakan Riyadh Metro di Arab Saudi yang Telan Biaya Rp364 Triliun
Misi Prilly Latuconsina Lewat Komunitas Generasi Peduli Bumi