Foto: Instagram.com/nila_baharuddin
Dream - Memakai kain khas Indonesia bisa jadi suatu kebanggaan tersendiri. Apalagi jika kamu berkesempatan menggunakan saat traveling ke luar negeri.
Sudah banyak cerita traveler yang banyak mendapat lirikan mata dari warga lokal di beberapa negara di dunia. Mereka yang penasaran bahkan memberanikan diri bertanya tentang keunikan kain khas Indonesia yang dipakai.
Selain motifnya yang unik, kain khas Indonesia pun nyaman dipakai untuk acara formal maupun informal. Bahkan, cocok dipakai para milenial.
Tapi sebelum memakai kainnya, kamu perlu cari tahu beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum memilih, mengolah dan merawat kain khas Indonesia.
" Sebelum beli, lihat dulu jahitan di balik pakaiannya. Berantakan atau nggak," ungkap Nila Baharuddin, Desainer Kain Etnik di The Broadway Kemang, Jakarta Selatan, Senin 11 Februari 2019.
Jika jahitannya sudah rapi, perhatian berikutnya adalah motif di belakang pakaian. " Ada yang di balik pakaiannya, motifnya pudar. Itu berarti nggak sebagus kain yang ditulis. Kalau dilihat sekilas, sama motif di depan dan belakangnya," tambah Nila.
Biasanya kain dengan kualitas seperti yang dijabarkan di atas dijual dengan harga yang cukup menguras kantong. Ini wajar karena harga menentukan proses pengerjaannya.
" Semakin bagus kainnya, semakin bagus pengerjaannya, semakin lama prosesnya dan semakin naik harganya," katanya.
Foto: Instagram.com/nila_baharuddin
Usai memilih kain, pilihlah warna netral agar mudah dicocokkan dengan berbagai warna pakaian. " Untuk koleksi pertama, pilih warna netral seperti coklat atau hitam supaya mudah dipadukan dengan banyak warna," imbuhnya.
Motifnya pun perlu kamu sesuaikan dengan bentuk tubuhmu. Untuk orang berpostur kecil sebaiknya hindari kain bermotif besar.
" Kadang suka ada yang motifnya binatang besar dan sudah memenuhi setengah kaki kita. Motif lain nggak terlihat. Jadi, yang bertubuh kecil pakai motif kecil saja," jelas Nila.
" Rata-rata, kain seperti sarung itu ukurannya 1,8 sampai 2 meter. Model basic yang bisa dibuat millenial adalah rok. Atau bisa juga buat blazer dan dipadukan dengan gaya kekinian," tuturnya.
Dengan model simpel, kain yang digunakan tidak akan terbuang banyak. Penjahit juga lebih mudah membuat model yang sesuai dengan keinginanmu.
Setelah terbiasa membuat pakaian dengan kain khas Indonesia, kamu bisa mencoba model yang sedikit rumit seperti bolero atau jaket.
" Kalau sudah terbiasa, bisa main berbagai model. Untuk atasan, bisa pakai 1 kain. Lalu, ditambahkan dengan 1 selendang. Satu kain untuk atasan itu bisa dipakai untuk yang berhijab juga," katanya.
" Untuk kain tertentu, nggak boleh dicuci. Hanya diangin-anginkan. Lagipula, kain yang sudah bagus tentunya hanya dipakai ke acara seperti wisuda atau pesta. Kalau mau dicuci, pakai sampo. Jangan pakai deterjen supaya motif, kain dan warnanya nggak rusak," jelasnya.
Selain tidak boleh dicuci, kain tidak boleh terlalu sering dilipat. Semakin sering dipakai akan semakin awet. " Harus sebulan sekali dibuka dan diangin-anginkan supaya benangnya nggak 'tidur'," tegas Nila.
Kalau tidak sering dipakai dan hanya dilipat, jahitan kain bisa rusak. " Kalau nggak dipakai, jahitan dan sambungannya malah 'brodol' karena terlalu lama disimpan. Seperti kain, kalau terlalu lama disimpan jadi kuning-kuning," tutupnya.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR