Gianfi Ramandani Condrosuci, Juara Dua Dream Girls 2017 (Dream.co.id)
Dream – Perempuan berkacamata itu tersenyum sembari mengarahkan kamera di ponselnya ke panggung. Dia duduk tepat di bibir panggung, merekam setiap adegan yang terjadi.
Di depannya kereta bayi berwarna biru tua. Beruntung, penghuni kereta itu sedang pulas.
Mata perempuan itu, Zelly Oktaviani, bergantian fokus menatap Gianfi Ramandani Condrosuci dan Anggiet Kirana. Dua peserta asal Jawa Tengah.
Tak berapa lama, hentakan musik meninggi. Juri mengumumkan juara satu dan dua Dream Girls 2017. Juara satu dan dua mendapat hadiah istimewa, tiket umroh gratis.
Juara dua akan diumumkan. GM Business Famous.id Angga Putra diminta memanggil sebuah nama. Kertas putih yang berisi daftar nama dia pegang.
“ Dan. Juara dua Dream Girls 2017 jatuh kepada Gianfi Ramandani Condrosuci!”
Gadis yang biasa di sapa Uchi itu terkejut. Dua tangan menutupi separuh wajahnya. Menyembunyikan tangis gembira.
Dari barisan belakang finalis Uchi maju ke depan panggung. Menyambut bingkisan dan plakat juara dua.
Zelly mengamati momen itu dengan seksama. Dia melepas kacamata yang dia gunakan. Menyeka air mata.
Meski bukan kerabat dekat, Zelly bangga. Sebab, dia menjadi saksi perjuangan gadis kelahiran 17 Februari 1995.
Selama berkompetisi di Mal Gandaria City, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Uchi menumpang di rumah Zelly, di Jatiwaringin,Kabupaten Bekasi. Zelly merupakan kakak kandung Anggiet Kirana. Finalis Dream Girls 2017 asal Kudus.
Bukan hanya menawarkan penginapan, Zelly juga sempat memberi Uchi dan Anggiet bekal. Jelang final Zelly membekali Uchi dan Anggiet nasi uduk.
“ Alhamdulillah, dibawain bekal nasi uduk sama kak Zelly. Dimakannya berdua sama Anggiet, jadi kayak anak kembar,” kata Uchi bercerita.
Sahabat itulah yang terbawa dalam kisah kemenangan Uchi. Gadis yang berkuliah di Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Tata Kota Universitas Diponegoro itu merasa banyak terbantu oleh kawan dan sahabatnya, Anggiet.
Sejak awal pendaftaran Dream Girls 2017 misalnya, Uchi mengetahui lolos sebagai 150 semifinalis berkat bantuan Anggiet. “ Aku sendiri nggak tahu. Kalau nggak dikabari Anggiet mungkin enggak tahu,” ujar Uchi terkekeh.
Anggiet bercerita, persahabatan yang tumbuh diantara kedua terbentuk sejak bergabung dengan komunitas hijab Azzura, di Semarang. Meski berbeda domisili, mereka menjalin komunikasi intensif.
Anggiet juga menjadi teman berbincang selama perjalanan ke Mal Gandaria City. Di dalam taksi online yang mereka tumpangi, ucapan saling dukung terucap.
Mereka tak membahas sedikit pun peluang juara.
“ Sempet ngobrol sama Anggiet. Kata dia, gak usah terlalu dipikirin lah. Kalau menang Alhamdulillah, kalau ya enggak apa-apa, bersyukur aja,” kata dia.
.....
© Dream
Uchi hampir saja batal berangkat ke Jakarta. Pengumuman semifinalis Dream Girls 2017 baru diterima Uchi jelang tiga hari final. Kabar itu memunculkan kebimbangan. Sebab, tugas kampus jelang Ujian Akhir Semester (UAS) menumpuk.
Uchi membulatkan tekad. Dia akhirnya menerima ajakan Anggiet ke Jakarta untuk mengikuti final Dream Girls 2017. Setelah mendapatkan tiket Rabu, 3 Mei 2017, dua hijaber itu berangkat keesokan harinya.
Berangkat dari kos pukul 07.30 WIB, dia dan Anggiet sampai di Stasiun Tawang pukul 07.40. Taksi online yang mereka tumpangi sempat kena tilang. Beruntung, polisi yang menilang, memberi kelonggaran supir untuk mengantar Anggiet dan Uchi terlebih dahulu.
Sesampai di Stasiun Tawang, kereta tujuan Jakarta yang hendak mereka tumpangi untungnya belum berangkat.
“ Padahal kurang sepuluh menit lagi kereta berangkat,” kata Uchi.
Selama perjalanan bayangan ketatnya kompetisi tak mereka rasakan. Sebab, mereka kelelahan mempersiapkan diri untuk kompetisi itu.
Sesampainya di Jakarta, peristiwa tak terduga muncul. Dia tak membawa busana hijab bertema kasual. Untung saja, seorang kawan yang tinggal di Cempaka Putih turut menolongnya.
Hanifah, kawan Uchi, meminjamkan rok dan kalung, pelengkap busana yang dia kenakan saat unjuk diri di panggung.
Tetapi, kemenangan Uchi bukan hanya soal perjuangan dan bantuan para sahabat. Jauh dari Bandung, ibundanya, Monafiah terus memberi dukungan melalui telepon.
Monafiah bercerita kepada Uchi, dia terus berdoa agar puterinya diberikan kelancaran dalam mengikuti kompetisi.
“ Mami itu duduk berdoa, semoga Uchi diberi kelancaran dalam menjawab dan jadi jadi juara,” kata Monafiah.
Saat di panggung, Uchi mengaku memang merasakan tegangnya kompetisi. Persaingan antarfinalis Dream Girls 2017 sangat terasa.
“ Untungnya tadi mendapat pertanyaan yang temanya cukup saya kuasai,” ujar dia.
Saat penjurian, Uchi mendapat pertanyaan dari juri mengenai kontribusinya di masyarakat.
Uchi mengaku meski kerap mengikuti ajang serupa, dia menganggap Dream Girls 2017 punya suasana tersendiri. Dream Girls 2017, kata dia, merupakan kompetisi dengan hadiah paling mulia ketimbang ajang sejenis.
“ Dan juga Dream Girls bukan hanya sekadar kompetisi, tapi jadi ajang silaturahmi antarmuslimah cerdas,” kata dia.
Berkah Umroh
© Dream
“ Tidak ada persiapan fisik dan pengetahuan tertentu,” kata Uchi saat ditanya persiapan jelang final.
Saat para finalis Dream Girls 2017 turun panggung, dia masih benar-benar tak menyangka. Di ruang belakang panggung, dia terus bercerita mengenai rasa tak percaya itu.
Dream memberi kesempatan Uchi menghubungi ibundanya. Dan tangis Uchi terus terburai. Kabah yang megah telah di depan mata. Kalimat hamdallah tak henti-hentinya terucap.
Saat menelepon Monafiah, ibu-anak ini saling bertukar kabar. Maklum, telah lama Uchi tak pulang ke rumah. Sibuk dengan aktivitas perkuliahan di Semarang.
“ Insya Allah nanti segera pulang ke Bandung, Mi,” kata Uchi.
Meski jauh dari orangtua, Uchi tak sendiri. Perjuangannya di final turut dibantu Zelly.
Di tepi panggung Dream Girls 2017 mereka berdua berpelukan. Terisak tangis haru. Menyambut kemenangan yang mereka perjuangkan.
Advertisement
/vidio-media-production/uploads/video/image/7465660/keseruan-hari-terakhir-dream-day-ramadan-fest-2023-b6e8ab.jpg)
