Operasi Plastik (www.thedailybeast.com)
Dream - Warga Arab Saudi semakin gemar melakukan operasi plastik untuk memperindah bagian tubuh, terutama wajah. Tahun lalu saja, warga Saudi tercatat menghabiskan uang 826 juta riyal Saudi atau sekitar Rp 2,586 triliun untuk operasi kecantikan itu. Atau naik tujuh persen dari tahun 2012.
Dilansir dari laman Saudi Gazette, Selasa 5 Agustus 2014, Saudi menjadi negara negara ke dua, setelah Mesir, di Timur Tengah dan Afrika Utara, sebagai negara dengan pengeluaran terbesar untuk biaya operasi plastik.
Meski demikian, ahli bedah plastik Saudi, Jamal Al-Jumaah, mengklaim peringkat negaranya turun ke posisi 28 dari dari ranking ke-22 pada tiga tahun sebelumnya sebagai negara yang warganya paling banyak melakukan operasi plastik untuk kecantikan.
Menurut Kementerian Kesehatan Saudi, ada 316 ahli bedah plastik di negaranya, yang melakukan 144 ribu operasi plastik dalam lima tahun. Dari jumlah itu, 59,158 operasi, atau 41 persen, dilakukan di rumah sakit pemerintah.
Menurut Al-Jumaah, pengeluaran untuk operasi dengan anestesi atau pembiusan total mencapai 225 juta riyal Saudi atau sekitar Rp 704 miliar, sementara untuk pembiusan lokal 100 juta riyal atau Rp 313 miliar. Sementara operasi dengan laser dan suntik Botox mencapai 500 juta riyal atau sekitar Rp 1,565 triliun.
Al-Jumaah menambahkan, biaya rata-rata untuk operasi pengecilan hidung atau memperbesar payudara mencapai 15 ribu riyal atau sekitar Rp 46 juta. Harga tersebut tidak termasuk ongkos obat-obatan, pembiusan, perawat, dan kamar perawatan. Menurut Al-Jumaah, asuransi kesehatan hanya mencakup prosedur operasi plastik yang dibutuhkan.
" Kunjungan rutin ahli bedah plastik telah mengurangi jumlah perempuan Saudi yang ke luar negeri untuk melakukan operasi plastik," tutur Al-Jumaah.
Sementara, Ketua Masyarakat Saudi untuk Operasi Plastik, Sabah Musharaf, berpesan kepada perempuan Saudi yang melakukan operasi plastik di luar negeri untuk berhati-hati dalam memilih dokter bedah. Dia mencatat, operasi yang dilakukan di dalam negeri jumlahnya memang masih kurang jika dibandingkan di Eropa, Asia, maupun Amerika.
Musharaf juga menyatakan bahwa orang yang mempublikasikan operasi plastik " menyebarkan korupsi dan kejahatan" . " Beberapa operasi plastik mungkin lebih merusak daripada mempercantik," ujar Musharaf.
Advertisement
9 Kalimat Pengganti “Tidak Apa-Apa” yang Lebih Hangat dan Empatik Saat Menenangkan Orang Lain
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
PT Taisho Luncurkan Counterpain Medicated Plaster, Inovasi Baru untuk Atasi Nyeri Otot dan Sendi
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib
Pertumbuhan Ekonomi RI Capai 5 Persen, Prabowo: Masih Tinggi Dibandingkan Seluruh Dunia
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini