Ketika Elegansi dan Keintiman Gaya Bertemu di Panggung The Locker Room oleh LACOSTE

Reporter : Hevy Zil Umami
Sabtu, 18 Oktober 2025 12:38
Ketika Elegansi dan Keintiman Gaya Bertemu di Panggung The Locker Room oleh LACOSTE
Musim panas di Paris terasa berbeda tahun ini.

DREAM.CO.ID - Musim panas di Paris terasa berbeda tahun ini. Di tengah kilau mode yang memenuhi kota, LACOSTE menghadirkan sesuatu yang tak biasa — bukan sekadar peragaan busana, tapi sebuah pengalaman yang nyaris sinematik. Koleksi Spring–Summer 2026 mereka dipentaskan di Hall Eiffel, Lycée Carnot, gedung bersejarah dari tahun 1895 karya Hector Degeorge, yang disulap menjadi ruang instalasi imersif bertajuk The Locker Room.

Begitu melangkah masuk, suasana “ backstage” yang lembap dan penuh embun langsung terasa. Panel kaca melengkung berembun, tirai mandi yang menjuntai, hingga pantulan cahaya di lantai logam menciptakan atmosfer seperti ruang rahasia atlet — tempat antara kemenangan dan kekalahan, tempat kejujuran dan kerentanan berpadu dalam keheningan. Inilah The Locker Room, panggung bagi LACOSTE untuk menyingkap sisi paling manusiawi dari dunia olahraga: momen sesudah pertandingan, ketika sang juara kembali menjadi dirinya sendiri.

1 dari 3 halaman

Ketika Elegansi dan Keintiman Gaya Bertemu di Panggung The Locker Room oleh LACOSTE

Di tangan Pelagia Kolotouros, sang Creative Director, LACOSTE tampil berani menafsirkan ulang DNA atletik warisan René Lacoste dengan pendekatan yang lebih emosional. Ia membawa penonton menyusuri perjalanan batin seorang atlet — dari keringat dan euforia hingga refleksi yang tenang. “ Musim ini adalah tentang kebebasan setelah tekanan kompetisi, tentang keindahan yang lahir dari ketidaksempurnaan,” ujar Kolotouros.

Koleksi ini seolah menjadi puisi visual yang memadukan sensualitas, fungsionalitas, dan nostalgia. Siluet longgar, proporsi yang sengaja “ belum selesai”, serta bahan-bahan yang menggoda sentuhan menjadi kunci. Ada polo transparan, trench coat bergaya jubah bertuliskan “ Tennis for Everyone”, hingga tech-silk nylon ringan yang beradu dengan katun karet utilitarian. Semua berpadu membentuk keseimbangan antara kenyamanan dan kemewahan yang effortless.

Permainan kontras menjadi bahasa utama LACOSTE musim ini: antara transparansi dan opacity, kekuatan dan kelembutan, niat atletik dan pesona chic tanpa usaha. Bahkan bahan-bahan yang digunakan terasa hidup — organza menyerupai tirai mandi, kain handuk berkilau yang dipakai secara tak konvensional, serta kulit reflektif yang memantulkan cahaya seperti keringat di bawah sorotan lampu.

2 dari 3 halaman

Pelagia melanjutkan eksplorasi yang ia mulai pada debut sebelumnya dengan memperkenalkan tailoring bernuansa sensual. Polo klasik kini hadir dalam versi oversized berbahan nilon transparan, dipadukan dengan celana longgar bergaya vintage. Di beberapa tampilan, polo terry fabric dan poplin menampilkan slogan jenaka seperti “ Only for Tennis”, menyuntikkan humor lembut khas LACOSTE.

Koleksi ini juga menyoroti craftsmanship Prancis yang elegan. Logo buaya ikonik LACOSTE kini tampil dalam bentuk sulaman rumput halus yang terinspirasi lapangan tenis, sementara Tas Lenglen — dinamai dari legenda tenis Suzanne Lenglen — kembali dengan detail pleated skirt tipping dan pegangan menyerupai gagang raket. Sentuhan vintage berpadu dengan modernitas, menjadikan setiap detail terasa personal dan autentik.

Palet warna koleksi ini memancarkan nostalgia yang hangat: perpaduan vibrant orange, archival blue, serta rona-rona lembut seperti taupe, olive green, dan gradasi oranye yang membangkitkan energi musim panas. Di beberapa busana, sulaman bunga halus muncul sebagai penghormatan pada kebahagiaan dan kemenangan sang pendiri di era 1920-an — masa di mana tenis bukan sekadar olahraga, melainkan pernyataan gaya hidup.

3 dari 3 halaman

Lebih dari sekadar runway show, The Locker Room adalah refleksi atas makna gaya dalam olahraga: bagaimana pakaian bukan hanya pelindung tubuh, tetapi juga ekspresi diri dan ruang kejujuran. Di sini, LACOSTE berhasil menangkap momen ketika kemenangan bertemu kerentanan, dan warisan berpadu dengan keanggunan yang belum selesai.

Musim panas kali ini, Paris tidak hanya menyaksikan mode — tetapi juga keintiman yang dibalut dalam estetika atletik yang lembut, menggoda, dan tetap setia pada semangat “ tennis for everyone”.

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More