Harta Ludes, Pengikut Dimas Kanjeng Gangguan Jiwa

Reporter : Puri Yuanita
Sabtu, 1 Oktober 2016 15:03
Harta Ludes, Pengikut Dimas Kanjeng Gangguan Jiwa
Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jatim mendapati fakta yang cukup mengagetkan tentang para pengikut padepokan Dimas Kanjeng.

Dream - Pemimpin Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi dibekuk terkait kasus penipuan dan pembunuhan. Usai penangkapan, satu per satu fakta mengejutkan terkuak.

Setelah beberapa waktu lalu polisi menemukan bunker rahasia di padepokan Dimas Kanjeng. Kini, Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jatim mendapati fakta yang cukup mengagetkan tentang para pengikut padepokan tersebut.

Diungkapkan Kepala Dinsos Provinsi Jatim, Sukesi, setelah menjadi korban penipuan praktik penggandaan uang Dimas Kanjeng Taat Pribadi, ribuan pengikutnya masih bertahan di tenda-tenda dalam padepokan.

Bahkan ada beberapa korban yang menderita psikotik alias gangguan jiwa karena hartanya ludes. Uang yang mereka berikan ke Taat Pribadi untuk digandakan tak kunjung cair.

" Sekitar 5 orang di sekitar Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang jalan-jalan bawa daun. Daun itu dihitung-hitung berkali-kali dianggap seperti uang. Mereka ada warga sekitar, ada yang luar Probolinggo," kata Sukesi.

1 dari 2 halaman

Yayasan Ilegal

Yayasan Ilegal © Dream

Dream - Kepala Dinsos Provinsi Jatim, Sukesi juga menyampaikan hal mengejutkan lainnnya. Menurut Sukesi, status Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi adalah ilegal.

Saat ini yayasan itu diketuai Marwah Daud Ibrahim. Marwah dikenal sebagai tokoh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan politisi Partai Golkar. 

Sejak berdiri pada tahun 2006 hingga kini, yayasan tersebut tidak jelas statusnya. 

 

2 dari 2 halaman

Lebih 3.000 Pengikut

Lebih 3.000 Pengikut © Dream

Dream - pengakuan dari Ibrahim (suami Marwah Daud) kepada petugas Dinsos Jatim, jumlah pengikut Kanjeng Dimas Taat Pribadi secara nasional mencapai 27 ribuan orang.

Saat ini berjumlah 3.119 orang yang tinggal di 68 tenda (masing-masing tenda diisi sekitar 50 orang).

" Pada saat kami datang jumlah santri sekitar 700 orang dan juga ada yang tinggal kost di rumah kampung yang jumlahnya bisa mencapai 1000 orang. Saat ini belum dilakukan pendataan karena mobilitas keluar masuknya tinggi. Saat ini ada pendirian tenda pelayanan terpadu yang dijaga lima Tagana dan petugas kesehatan. Mensos Khofifah berencana akan datang besok melihat ke Padepokan," ujar Kadinsos Jatim.

Selanjutnya, Dinsos Jatim berencana akan membantu logistik, posko dapur umum dan proses pemulangan para pengikut yang sudah kehabisan dana di Padepokan.

(Ism, Sumber: beritajatim.com)

Beri Komentar