Demi Kemoterapi Putrinya, Ayah Stop Pengobatan Kanker Sampai...

Reporter : Ahmad Baiquni
Senin, 18 Maret 2019 16:02
Demi Kemoterapi Putrinya, Ayah Stop Pengobatan Kanker Sampai...
Keputusan sang ayah sungguh luar biasa.

Dream - Kisah mengenai ayah dan putrinya di Cina sungguh mengharukan. Keduanya ternyata sama-sama mengidap kanker.

Dikutip dari Asia One, pada 10 Maret lalu, pengguna internet Lianhe Wanbao membagi kisah Sun Ying, 21 tahun. Gadis yang berkuliah di Henan Normal University ini didiagnosis mengidap limfoma pada 2015.

Padahal, setahun sebelumnya, sang ayah didiagnosis menderita kanker paru-paru. Pria itu telah menjalani terapi kanker beberapa kali.

Tidak ada yang bisa dilakukan sang ayah untuk membantu putrinya. Akhirnya, dia putuskan menghentikan terapi kankernya agar bisa membiayai operasi transplantasi sel stem untuk putrinya.

Lambat laun, kanker sang ayah menjadi parah. Pria itu akhirnya meninggal pada Desember 2015.

 

1 dari 2 halaman

Tak Ada yang Tahu

Sejak 2015 hingga 2018, Sun Ying telah menjalani 30 sesi kemoterapi dan 20 sesi radioterapi. Dia tidak pernah sekalipun meninggalkan perkuliahan.

Banyak dari temannya di sekolah tidak mengetahui kondisi Sun yang sesungguhnya. Gadis itu menjalani terapi tiap akhir pekan sehingga dia tetap bisa kuliah.

Teman-temannya hanya tahu Sun sering menjalani operasi dan kerap terlihat tidak sehat. Meski begitu, Sun tetap bisa meraih prestasi.

Meski karir pendidikannya cemerlang, kondisi yang sama tidak terjadi di riwayat pengobatannya. Akibat menjalani pengobatan, Sun Ying tumbuh dengan tubuh hanya seberat 45 kilogram dan tidak memiliki rambut.

Penyakitnya juga kambuh tiga kali dalam kurun waktu tiga tahun. Dia hampir menyerah tahun lalu setelah hanya bisa terbaring selama lima bulan dengan demam mencapai 40 derajat.

 

2 dari 2 halaman

Bertahan, Meski Hampir Menyerah

Kondisi itulah yang jadi sebab dosen dan teman-temannya tahu Sun Ying sakit kanker. Mereka tergerak mengumpulkan sumbangan lebih dari 100 ribu yuan, setara Rp21 juta untuk pengobatan gadis itu.

" Setelah melihat upaya orang-orang untuk membantu saya, saya tidak ingin menyerah. Bahkan jika saya mati, saya tidak ingin meninggalkan ibu sendirian," kata Sun Ying.

Sun Ying punya beberapa hobi, salah satunya menggambar. Dia pun memanfaatkan hobi itu untuk membuat dokumentasi perjuangannya sebagai penyintas kanker.

Dia tuangkan kisahnya dalam gambar-gambar lucu, menceritakan detil peristiwa yang dialami Sun Ying dari hari ke hari.

Gadis itu berharap catatan komiknya bisa menjadi penyemangat bagi para penderita kanker lainnya untuk bertahan.

Pihak Henan Normal University, kampus tempat belajar Sun Ying, menyebarkan buku harian itu di akun media sosial mereka. (ism)

Beri Komentar