Makam Keluarga Abdulsalam Di Gorontalu Terpaksa Dibongkar (Foto: Liputan6.com/Arfandi Ibrahim)
Dream - Kasus pembongkaran makam karena perbedaan poltik kembali terjadi di Gorontalo. Setelah di Kabupaten Gorontalo Utara, kasus serupa kini terjadi di Bone Balango.
Warga Desa Toto Selatan, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, terpaksa membongkar makam keluarga karena beda pilihan calon legislatif dengan pemilik lahan.
Cerita itu berawal dari ajakan pemilik lahan, AH, kepada keluarga Abdulsalam Pomontolo untuk memilih calon legislatif. Tapi, keluarga besar Abdulsalam menolak lantaran telah memiliki sosok yang akan dipilih.
" Awano Hasan merupakan pemilik lahan sempat melontarkan kata-kata kepada kami, 'Kalau tidak mau ikut plihannya makan silakan pindahkan kuburan keluarga kalian yang ada di tanah saya`," ucap Abdulsalam kepada Liputan6.com, Senin 14 Januari 2019.
Abdulsalam juga menyebut, AH kerap mencaci keluarganya. " Ia kemudian memblokade pintu masuk menuju kuburan, jadi dua kuburan ini kami pindahkan," kata dia.
Kabar pemindahan kuburan itu dibenarkan Kepala Desa Toto Selatan, Taufik Baladraf. " Iya benar. Kami sudah berusaha melakukan mediasi dan hasilnya kuburan tersebut tetap dipindahkan," ucap Taufik.
Saat prosesi pemindahan kerangka jenazah pada Sabtu, 12 Januari 2019, terdengar isak dari keluarga Abdulsalam. Dua makam yang dipindahkan itu milik Masri Dunggio dan Siti Aisyah Hamzah.
Sumber: Liputan6.com/Arfandi Ibrahim
Dream - Perbedaan pilihan politik harusnya disikapi secara bijak. Tetapi, harapan itu rupanya tidak terjadi pada sebuah desa di kabupaten Gorontalo Utara, Gorontalo.
Perbedaan pilihan politik membuat lima makam di Desa Jembatan Merah, Kecamatan Tomilito, Gorontalo Utara, dibongkar paksa pada Minggu 9 Desember 2018.
Lima makam yang dibongkar dan dipindahkan itu merupakan kuburan atas nama Nur Humolungo, Sumiatin Ahmad, Abdin Dude, Asma Katili, dan Idrus Katili. Makam-makam itu merupakan kuburan keluarga Ramin Suleman, salah satu calon kepala desa yang menjadi lawan politik sang petahana.
" Persoalan ini bermula masalah pilkades, mereka tidak mau dikritik warga desa setempat. Karena tidak tahan dikritik, keluarga pihak petahana ini mengungkit para pengkritik ini, yang mana orangtua dan keluarga mereka dibukur di tanah milik calon kades petahana," kata Ris Dude, kerabat keluarga Ramin Suleman, kepada Liputan6.com, Senin, 10 Desember 2018.
Mediasi telah dilakukan polisi dan pemerintah setempat. Tetapi, menurut Kapolsek Kwandang, Iptu Cecep Ibnu Ahmadi, upaya mediasi kedua belah pihak menemui jalan buntu. Akhirnya, lima kuburan itu diputuskan tetap dibongkar.
" Pihak keluarga kepala desa yang petahana bersama keluarga tetap ngotot untuk meminta memindahkan lima kuburan itu," kata Cecep.
" Hingga akhirnya keesokan harinya tepat pada hari Minggu, dieksekusi. Alhamdulillah evakuasi kelima kuburan yang dibongkar itu berjalan dengan aman dan lancar," ujar dia.
Sumber: Liputan6.com/Arfandi Ibrahim
Advertisement
Paspor Malaysia Duduki Posisi 12 Terkuat di Dunia, Setara Amerika Serikat

Komunitas Rubasabu Bangun Budaya Membaca Sejak Dini

Kasus Influenza A di Indonesia Meningkat, Gejalanya Mirip Covid-19

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet


Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab

Lihat Video Baut Kendur Thai Lion Air Saat Terbang yang Bikin Geger



Paspor Malaysia Duduki Posisi 12 Terkuat di Dunia, Setara Amerika Serikat


Kondisi Kulit Wajah Viral, Wulan Guritno: Bersyukur Jejak Digital Itu Ada