Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte (Shutterstock.com)
Dream - Pemerintah Belanda secara resmi mengakui kejahatan yang terjadi selama Perang Kemerdekaan Indonesia 1944-1949. Pengakuan tersebut disampaikan secara langsung oleh Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, sekaligus memohon maaf kepada Indonesia.
Permintaan maaf itu disampaikan Rutte, pada Kamis waktu setempat, menyusul temuan terkini tim penyelidik yang terdiri dari tiga institusi penelitian sejarah. Temuan tersebut menyatakan Belanda telah melakukan kekerasan sistematis dan berlebihan selama Indonesia berjuang mempertahankan kemerdekaan.
Temuan ini berbeda jauh dari klaim Pemerintah Den Haag. Selama ini, Den Haag selalu menyatakan Belanda hanya melakukan kejahatan sporadis untuk mendapatkan kembali kendali atas wilayah koloni selama Perang Dunia II.
Rutte tak hanya meminta maaf atas kekerasan yang telah terjadi. Dia juga memohon maaf atas kegagalan Pemerintah Belanda di masa lalu untuk mau mengakui.'
" Atas kekerasan ekstrem yang sistematis dan meluas dari pihak Belanda pada tahun-tahun itu dan sikap konsisten yang dilakukan pemerintah sebelumnya, saya meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada rakyat Indonesia," kata Rutte.
Rutte juga mengatakan perlu untuk menerima temuan itu. Meski temuan tersebut sangat sulit diterima.
" (Temuan) itu keras, tetapi tidak dapat dihindari," kata Rutte.
Dia pun menegaskan Pemerintah Belanda bertanggung jawab penuh atas " kegagalan kolektif" yang telah terjadi.
Studi yang memakan waktu lebih dari empat tahun itu menyimpulkan betapa kekejaman di Hindia Belanda saat itu dilakukan secara sistematis. Bahkan seringkali kejahatan terjadi dengan disengaja dan pada ruang lingkup yang meluas.
" (Perbuatan) itu dimaafkan di setiap tingkatan: politik, militer dan hukum," demikian hasil studi tersebut.
Studi itu juga menekankan sebagian besar elit Belanda memikul tanggung jawab atas kejahatan yang terjadi, baik itu politisi, pejabat, pegawai negeri, hakim, dan lain-lainnya. Sebab seluruhnya memiliki pengetahuan akan penggunaan kekerasan ekstrem dan sistematis kepada rakyat Hindia Belanda yang saat itu telah merdeka dan menjadi Indonesia.
" Ada kemauan kolektif untuk memaafkan, membenarkan dan menyembunyikan, dan membiarkannya (kejahatan terjadi) tanpa hukuman. Semua ini terjadi dengan tujuan yang lebih tinggi: memenangkan perang," tulis para peneliti.
Tinjauan tersebut mengutip " eksekusi di luar hukum, perlakuan buruk dan penyiksaan, penahanan di bawah kondisi yang tidak manusiawi, pembakaran rumah dan desa, pencurian dan perusakan properti dan persediaan makanan, serangan udara yang tidak proporsional dan penembakan artileri, dan apa yang sering merupakan penangkapan massal acak dan penahanan massal."
Para peneliti menemukan ketidakmungkinan melacak jumlah pasti kasus kejahatan yang terjadi dan para korban. Ini menandakan kekerasan terjadi dengan sangat luas.
Kejahatan perang pertama kali diungkapkan oleh seorang veteran Belanda pada 1969. Namun, Pemerintah Belanda telah mengklaim selama beberapa dekade hanya ada serangan terisolasi dan bahwa, secara umum, tentara berperilaku benar.
Permintaan maaf tentang perang tersebut bukanlah yang pertama disampaikan Belanda ke Indonesia. Tetapi pidato Rutte menjadi pengakuan pertama atas kekerasan yang disengaja secara efektif telah terjadi.
Dalam kunjungannya ke Indonesia pada Maret 2020, Raja Willem-Alexander membuat permintaan maaf yang mengejutkan atas " kekerasan berlebihan" yang dilakukan pasukan Belanda.
Pada 2016, Menteri Luar Negeri Belanda Bert Koenders meminta maaf atas pembantaian oleh pasukan Belanda terhadap 400 penduduk desa Indonesia pada tahun 1947, dikutip dari Deutche Welle.
Advertisement
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati