CCTV Depan Rumah Rizieq Syihab di Mekah Dicuri?

Reporter : Ahmad Baiquni
Kamis, 8 November 2018 14:02
CCTV Depan Rumah Rizieq Syihab di Mekah Dicuri?
Kapitra Ampera menyebut rekaman CCTV bisa digunakan untuk mengidentifikasi pelaku pemasangan bendera Tauhid di rumah Rizieq.

Dream - Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Syihab, harus berurusan dengan kepolisian Mekah. Dugaannya, akibat bendera hitam yang berafiliasi dengan gerakan ekstrem Saudi tertempel di dinding luar rumahnya.

Bendera itu diduga berkaitan dengan gerakan terorisme yang meresahkan negara-negara kawasan Timur Tengah.

Menurut Kuasa Hukum Rizieq, Kapitra Ampera, bendera itu tidak dipasang sendiri oleh kliennya. Sayangnya, kejadian itu tidak terekam lantaran CCTV di luar rumah Rizieq dicuri.

" Dua hari sebelum kejadian pemasang bendera, CCTV HRS (Rizieq Syihab) dicuri tetapi tidak melaporkan ke polisi Mekah," ujar Kapitra, dikutip dari merdeka.com.

Kapitra yakin aksi pencurian itu sempat terekam CCTV. Lewat rekaman itu, pelaku bisa mudah dikenali.

" Dari sana pasti bisa diusut siapa pelaku yang memasang bendera hitam dengan kalimat Tauhid di rumah HRS," kata dia.

Dia melanjutkan rekaman CCTV tentang aksi pencurian itu sebenarnya bisa dimintakan ke Induk Kota Mekah. Menurut dia, seluruh sudut di Tanah Haram dimonitor oleh CCTV.

" Agar tidak tuding sana-sini yang akan melebarkan masalah sehingga masalah pokok justru mengabur," kata dia.

(ism, Sumber: Merdeka.com/Anisyah Al Faqir)

1 dari 3 halaman

Kronologi Lengkap Penangkapan Habib Rizieq di Saudi

Dream - Penangkapan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq Shihab menghebohkan masyarakat. Dalih penangkapan itu diduga atas dasar laporan warga yang melihat terpasangnya bendera bertulis kalimat tauhid di kediaman Rizieq di Arab Saudi.

Setelah sempat simpang siur, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Riyadh merilis kronologis penangkapan Rizieq.

Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel mengatakan, pertama kali mendapatkan informasi mengenai penangkap itu pada Senin, 5 November 2018 pukul 23.30 Waktu Arab Saudi (WAS).

Sejak tiba di Bandara Internasional Raja Khalid, Agus terus mencari kebenaran informasi terkait penangkapan itu.

" Sampai subuh Dubes terus menerus menghubungi kolega-koleganya di Saudi untuk memastikan kabar tentang penangkapan MRS," tulis KBRI Riyadh, dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 7 November 2018.

Kabar ini juga sempat terdengar oleh Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi. Untuk mendapat kepastian informasi, Retno memerintahkan KBRI melakukan pendampingan.

 

 

2 dari 3 halaman

Rizieq Dibawa Polisi Pada Sore Hari

Pada 6 November 2018, Agus segera memerintahkan Diplomat Pasukan Khusus untuk mencari kabar yang beredar itu di Mekah. Dari hasil penelusuran itu, didapati informasi bahwa polisi Arab Saudi telah mendatangi Rizieq pada 5 November 2018 pukul 08.00 WAS.

" MRS didatangi oleh pihak kepolisian Mekah karena diketahui adanya pemasangan bendera hitam yang mengarah pada ciri-ciri gerakan ekstrimis pada dinding bagian belakang rumah MRS," tulis penyataan KBRI itu.

Agus menjelaskan, Rizieq dijemput polisi Saudi pada pukul 16.00 WAS. Selain polisi, Rizieq juga diamankan mabahis ammah atau intelejen umum Saudi.

" Selanjutnya untuk proses penyelidikan dan penyidikan MRS ditahan oleh pihak kepolisian wilayah Mekah," kata Agus.

 

3 dari 3 halaman

Dilepas Pada Malam Hari

Agus menyebut, Arab Saudi memang melarang keras segala bentuk jargon, label, atribut, dan lambang apapun yang berbau terorisme semisal ISIS, Al Qaeda, Al Jama'ah al Islamiyah. Selain melarang aktivitas gerakan itu, kata Agus, Saudi juga memantau media sosial.

" Pelanggaran IT adalah merupakan pidana berat jika bersentuhan dengan aroma terorisme," ujar Agus.

Rizieq akhirnya dibebaskan pada Selasa, 6 November 2018 pukul 20.00 WAS. " MRS dikeluarkan dari tahanan kepolisian Mekah dengan jaminan," kata Agus.

Agus mengatakan, selalu memantau tuduhan yang dialamatkan ke Rizieq. Dia awalnya berharap tuduhan ke Rizieq hanya masalah izin tinggal (overstay).

Sebab, jika tuduhan mengarah ke keamanan Saudi, proses penanganan dan pendampingannya cukup rumit karena prosesnya diurusi lembaga super di bawah raja atau Riasah Amni ad-Daulah.

Beri Komentar