Dream - Manajer Kafe Olivier, Devi, mengaku sempat mencicipi es kopi Vietnam yang diminum Wayan Mirna Salihin. Dia merasakan pengaruh sianida tersebut.
" Dari sedotan saya tetesi ke lidah. Itu agak pedes kayak apa ya, kasar gitu, lidah pahit sekali," kata Devi, di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Jakarta, Rabu, 27 Juli 2016.
Menurut dia, reaksi mencicipi kopi bersianida itu berdampak pada tubuhnya. Dia merasa mual luar biasa setelah sekitar 10 menit usai mencicipi kopi itu.
" Saya langsung mual dan masuk ke kamar mandi. Mualnya itu sekitar 10 menit. Pokoknya rasanya nggak enak banget," ucap dia.
Menurut Devi, rasa standar Es Kopi Vietnam itu seperti kopi susu. Warnanya pun tidak sekuning warna kopi bersianida.
" Kalau yang (Es Kopi Vietnam) biasa hitam coklat gelap, kalau kemarin (yang bersianida) warna kekuningan dan bau menyengat," kata dia.
Selain mencicipi Es Kopi Vietnam, Devi juga sempat memeriksa rekaman CCTV. Sehingga, banyak kesaksian yang dia ungkapkan, berdasarkan pada rekaman CCTV.
" Saya menginvestigasi melalui CCTV. Sehingga semua aktivitas di meja tersebut tahu. Yang meminum siapa, saya mau tahu semua. Soalnya, karyawan beda-beda dalam memberi informasi," ucap dia.
Dream - Manajer Kafe Olivier, Devi, mengaku tersinggung karena mendengar pertanyaan Jessica Kumala Wongso saat kematian Wayan Mirna Salihin pada 6 Januari 2016. Saat itu, Jessica bertanya bahan yang dicampurkan ke dalam es kopi Vietnam yang diminum Mirna.
“ Dia (Jessica) bertanya, 'kopinya kalian campur apa?'" kata Devi, menirukan ucapan Jessica, saat bersaksi di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Rabu 27 Juli 2016.
Pertanyaan itu terlontar saat Devi hendak menolong Mirna yang ambruk usai minum kopi. Devi tersinggung mendengar pertanyaan itu. Sebab, pertanyaan tersebut dilontarkan Jessica dengan nada ketus dan seolah menuduh.
“ Saya tersinggung. Soalnya selama ini tidak ada yang komplain soal kopi,” ucap Devi.
Saat hendak memberikan pertolongan pertama, perempuan berambut pendek itu awalnya mengira Mirna terkena epilepsi. Dia melihat mata Mirna yang terbuka, nafas tersengal, dan mulut berbusa.
Saat situasi riuh, Devi mengatakan, ada reaksi yang berbeda dari dua kawan Mirna. Menurut dia, Hani tampak sibuk menelepon, sementara Jessica hanya diam. Sikap Jessica itu yang belakangan dianggapnya aneh.
“ Harusnya kan dia (Jessica) yang punya teman yang panik, bukan kami (pegawai Kafe Olivier),” ucap Devi.
Dream - Arief Sumarko, suami mendiang Wayan Mirna Salihin merasakan gelagat mencurigakan tersangka Jessica Kumala sejak berada di Rumah Sakit (RS) Abdi Waluyo, Jakarta.
Gelagat aneh yang dirasakan Arief yaitu keengganan Jessica untuk membantu merawat Mirna dalam perjalanan dari Cafe Olivier, Grand Indonesia ke RS Abdi Waluyo.
" Sambil nyetir, saya menelepon orangtua saya. Di dalam mobil, Hani bicara kepada Jessica, 'tolong dong Jess, Googling. Kenapa mulutnya (Mirna) hitam. Kok keluar busa dan kejang'. Jessica bilang, gua nggak ada (paket) data. Nah, ini kan aneh. Kok bisa Whatsapp-an," kata Arief dalam persidangan yang berlangsung di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Selasa, 12 Juli 2016.
Sesampai di RS Abdi Waluyo, gelagat aneh Jessica semakin terasa. Arief mengatakan, Jessica seolah enggan membantu membawa Mirna ke ruang UGD.
" Sesampai di rumah sakit, ada antrian. Saya melihat ada petugas keamanan sedang membantu orangtua ke mobil. Saat itu saya bilang ke Jessica untuk meminta tandu ke satpam. Tetapi, Jessica yang keluar hanya lihat kanan kiri dan tidak peduli," ucap dia.
Melihat Jessica yang seolah tak peduli, Arief lantas mencari bantuan sendiri.
" Akhirnya saya buka kaca teriak 'UGD-UGD'. Dan security ambil tandu. Di situ diangkat Mirna dengan tabung oksigennya dari Grand Inonesia. Mirna dibawa ke UGD," kata dia.
Jessica menjadi satu-satunya tersangka kematian Mirna di Kafe Olivier, West Mall, Grand Indonesia (GI), Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu 7 Februari 2016. Kubu Jessica sudah membantah keras semua dakwaan jaksa. Alasan jaksa dinilai tidak cermat.
(Ism)
Dream - Sidang ketujuh kasus kematian Wayan Mirna Salihin telah usai. Dalam sidang kali ini, majelis hakim berupaya mengungkapkan fakta barang bukti kopi bersianida.
Sejumlah saksi dihadirkan Ketua Hakim Kisworo untuk menguak kopi misterius itu. Salah satunya keterangan bartender Kafe Olivier, Yohanes Tri Budiman. Kisworo menanyakan seputar perjalanan kopi bersianida itu.
Menurut Yohanes, kopi bersianida sampai di meja bartender karena diantar oleh penyaji Agus Triyono. Dalam nalarnya, kopi yang dikembalikan pelanggan memiliki ketidaksesuaian.
" Dalam nalar saya, minuman itu kena komplain. Baunya tidak sesuai Es Kopi Vietnam standar kami," kata Yohanes, dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Kamis, 21 Juli 2016.
Saat melihat kopi dikembalikan, dia mengaku tak melihat ada sedotan yang konon digunakan Mirna untuk mengaduk-aduk kopi. Dia hanya berpikir untuk segera menemui Rangga yang sedang berada di pantry.
Dia lantas menegur Rangga karena kopi buatannya tidak sesuai.
" Rangga kopi lu kenapa tidak sesuai?" kata dia.
Tidak lama berselang, Manajer Kafe Olivier Devi datang. Dia mencoba kopi bersianida dengan meneteskannya ke telapak tangan menggunakan sedotan yang berasal dari pantry.
Berdasarkan kesaksian Rangga Dwi Saputra, perempuan yang menjadi atasannya itu menunjukkan reaksi yang tak biasa usai mencoba kopi.
" Wah parah nih! Wrapping, wrapping!" kata Rangga dalam kesaksian sebelum Yohanes.
Usai mencicipi kopi sianida, Devi membuang ludah ke tempat cuci piring. Reaksi Devi itu tertangkap mata Yohanes. Devi kemudian memerintahkan Yohanes membungkus kopi tersebut dengan plastik.
" Saya wrapping kemudian diletakkan ke pantry," kata dia.
Tak sampai di situ. Perjalanan kopi bersianida ternyata sempat berpindah tempat. Kopi yang awalnya berada di gelas sempat berpindah ke botol beling air mineral bermerek Acqua Panna. Menurut Yohanes, kopi bersianida dia dipindahkan atas permintaan Devi.
" Devi minta saya pindahkan isinya ke dalam botol, dipindahkan karena mau dicek ke laboratorium," ujar dia.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR