Covid-19 Belum Usai, Jepang Hadapi Kasus Wabah Flu Burung

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Senin, 9 November 2020 08:00
Covid-19 Belum Usai, Jepang Hadapi Kasus Wabah Flu Burung
330 ribu ayam dimusnahkan.

Dream - Di tengah upaya penanganan Covid-19, pemerintah Jepang menghadapi masalah baru terkait penyebaran penyakit. Negeri Matahari Terbit itu diketahui menemukan wabah flu burung yang sangat patogen.

Temuan itu telah dikonfirmasi di sebuah peternakan ayam di Prefektur Kagawa, Jepang bagian barat pada Kamis, 5 November 2020.

Dilaporkan sebanyak 330 ribu ayam di sebuah peternakan di prefektur Kagawa, Jepang dimusnahkan setelah wabah flu burung kembali merebak untuk pertama kalinya setelah lebih dari dua tahun.

1 dari 5 halaman

Ratusan Ribu Ayam Mati

Dilansir dari Liputan6.com, yang dikutip dari DW Indonesia, Jumat 5 November 2020 menyebutkan, pemerintah Jepang akan melakukan tes genetik lanjutan untuk memastikan apakah infeksi itu adalah jenis flu burung H5 patogen tinggi atau patogen rendah.

Pengelola peternakan tersebut telah memberi tahu pemerintah setempat tentang dugaan wabah flu burung pada hari Rabu 4 November.

Media lokal Kyodo News melaporkan sekitar 3.800 ayam mati dalam empat hari hingga Rabu 4 November.

 

2 dari 5 halaman

Terakhir Terjadi Musim Dingin 2018

Wabah flu burung terakhir di Jepang terjadi pada Januari 2018, ketika 91.000 ayam di sebuah peternakan di kota Sanuki, prefektur Kagawa, dimusnahkan karena jenis flu burung H5N6.

Sedikitnya 26 peternakan ayam jadi pusat perhatian pemerintah prefektur Kagawa. Ayam dan telur dari 26 peternakan tersebut dilarang ke luar dari peternakan.

Ketika itu pemerintah daerah setempat menetapkan area dengan radius 3 kilometer dari peternakan itu sebagai daerah terlarang dan mengisolasi area peternakan dalam radius 10 kilometer.

Sumber: liputan6.com

3 dari 5 halaman

Penularan Virus Corona Lebih Cepat Dibanding Flu Burung

Dream - Virus Corona Wuhan (2019-nCoV) telah menyebar ke 25 negara di dunia. Hingga hari ini, 4 Februari 2020 terdapat 20.626 kasus dengan kematian mencapai angka 426 orang.

Laju penularan virus Corona dinilai lebih tinggi dibandingkan dengan virus flu burung. Penularan juga akan sangat berisiko jika melakukan kontak langsung dengan orang yang terjangkit virus.

" Laju transmisi penularannya berskala 1:2, 1 orang yang terindikasi berpotensi menularkan 2 orang lainnya dan berpangkat, jadi jika ada 2 orang yang terindikasi, maka akan berpotensi menular ke 4 orang lainnya dan seterusnya," ujar dr. Raden Rara Diah, spesialis paru di acara Media Briefing Virus Corona Rumah Sakit Universitas Indonesia, Depok, pada hari Selasa, 4 Februari 2020.

Dokter yang juga menjalani praktik di RS Pondok Indah dan RS Persahabatan tersebut juga mensosialisasikan alur deteksi virus corona yang telah ditetapkan oleh WHO (World Health Organization) di seluruh dunia.

" Yang pertama itu kan sudah dipasang thermal scanner di bandara-bandara" , ujarnya.

Thermal Scanner mampu merekam suhu berbagai objek yang melintasi perangkatnya dengan warna-warna yang berbeda. Apabila ada seseorang yang demam, akan muncul warna kuning, oranye atau merah yang berarti memiliki suhu tubuh tinggi.

 

4 dari 5 halaman

Riwayat Perjalanan ke China

Bukan hanya suhu tubuh, riwayat perjalanan juga sangat penting untuk dilihat. Jangan mengabaikan jika demam muncul setelah melakukan perjalanan ke negara yang terdapat kasus corona.

" Orang yang dengan riwayat perjalanan ke China, dia tidak ada sakit tetapi ia melapor ke fasilitas kesehatan, kita akan melakukan pemeriksaan dan akan diminta pemantauan dengan cara diisolasi terlebih dahulu" , kata dr. Diah.

Orang yang diisolasi diharuskan berada di rumah dan tidak boleh berpergian. Pengawasan juga akan dilakukan oleh dinas kesehatan baik lewat telepon atau pun secara langsung dan dipantau gejala serta perkembangannya secara berkelanjutan.

 

5 dari 5 halaman

Pentingnya Edukasi

" Akan diberi edukasi jika ada gejala yang memberat misalkan jadi batuk, jadi sesak, maka dimungkinkan ia harus ke rumah sakit rujukan" , ungkap dr. Diah.

Jika sudah memiliki gejala, orang yang terindikasi akan langsung diantar oleh petugas kesehatan dengan ambulance karena tidak bisa diantar oleh sembarang orang demi menghindari perpindahan virusnya. Para petugas kesehatan yang menangani juga akan menggunakan pakaian khusus.

Laporan: Raissa Anjanique Nathania

 

Beri Komentar