Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Penyebaran virus Covid-19 semakin mencekam, terlebih setelah ditemukannya varian baru Delta (B.1.617.2) yang pertama kali teridentifikasi di India pada Oktober 2020 lalu.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menjelaskan 309 kasus varian baru Covid-19 tersebar di 14 provinsi. Namun, varian Delta lah yang tingkat penularan sangat tinggi sehingga cepat menyebar.
Dari total 309 kasus varian baru Covid-19, 254 di antaranya merupakan varian B16172 asal India atau Delta. Sementara sisanya, 49 kasus varian B117 atau Alpha dan 6 kasus varian B1351 atau Beta.
Dilansir dari Liputan6.com, Minggu 27 Juni 2021, berikut fakta mengenai varian Delta Covid-19 di Tanah Air:
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, 309 kasus varian baru Covid-19 tersebar di 14 provinsi. Namun, khusus varian Delta yang memiliki tingkat penularan sangat tinggi tersebar di sembilan provinsi.
Sembilan provinsi tersebut adalah DKI Jakarta dengan 96 kasus varian Delta, Jawa Tengah 80, Jawa Barat 48, Jawa Timur 18, Sumatera Selatan 3 dan Kalimantan Tengah 3. Kemudian Kalimantan Timur 3, Banten 2, Kalimantan Selatan 1.
Sementara 49 kasus varian Alfa ditemukan di 10 provinsi. Yakni, DKI Jakarta memiliki 33 kasus varian Alfa, Jawa Barat 6, Jawa Timur 2, Sumatera Utara 2 dan Jawa Tengah 1. Kemudian Sumatera Selatan 1, Bali 1, Kepulauan Riau 1, Riau 1 dan Kalimantan Selatan 1.
Siti Nadia Tarmizi membenarkan varian Covid-19 Delta atau B16172 asal India bisa menular dalam hitungan detik. Berdasarkan informasi dari Australia, varian tersebut bisa bertransmisi dalam waktu 5 hingga 15 detik.
" Kalau dari informasi di Australia itu 5-15 detik tanpa masker bisa tertular," kata Nadia.
Nadia juga menerangkan tingkat penularan Covid-19 varian Delta enam kali lebih tinggi dari varian Alfa atau B117 asal Inggris.
Varian Alfa membutuhkan waktu sekitar 15 hingga 20 menit untuk melakukan transmisi.
" Artinya, kecepatan penularan Delta memang enam kali lebih tinggi dari Alfa yang sebelumnya jauh cepat menular," kata Nadia.
Ketua Dewan Pertimbangan Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof Zubairi Djoerban menjelaskan tentang penularan varian Covid-19 B16172 asal India atau Delta. Dia menyebut, berdasarkan temuan ahli epidemiologi, varian Delta bisa menular dalam hitungan detik.
" Transmisi kontak sekilas ini telah didukung oleh pernyataan-pernyataan beberapa tokoh. Termasuk Menteri Kesehatan New South Wales Brad Hazzard dan juga ahli epidemiologi dunia Eric Feigl-Ding," katanya melalui akun Twitter @ProfesorZubairi, Sabtu 26 Juni 2021 lalu.
Zubairi mengatakan, jika dilihat secara global, varian Delta memang menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 yang tinggi. Namun, sebagian besar vaksin yang digunakan saat ini masih efektif melawan varian Delta.
" Kabar baiknya, sebagian besar vaksin yang beredar, masih bisa bekerja melawan varian Delta ini," ucap dia.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, hingga kini belum ada studi atau penelitian ilmiah yang menyatakan bahwa Covid-19 varian B.1167.2 atau Delta dapat menular saat berpapasan. Adapun varian asal India ini diketahui memang memiliki tingkat penularan yang lebih cepat.
" Belum (ada) ya (penelitian atau studi ilmiah soal varian Delta bisa menular saat berpapasan). Belum ada rencana (Kemenkes) mengkaji saat ini," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Nadia Tarmizi saat dikonfirmasi, Kamis 24 Juni 2021.
Menurut dia, lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia saat ini dikarenakan tingginya mobilitas masyarakat saat libur Lebaran 2021, kerumunan di tempat wisata, dan protokol kesehatan yang kendor. Selain itu, Nadia mengakui kenaikan kasus Covid-19 juga disebabkan munculnya varian baru virus Corona.
" Jelas mobilitas sebagai akibat arus mudik dan arus balik kemarin, kerumumann di tempat wisata, prokes yang kendor dari masyarakat. Ini menambah varian baru menjadi lebih mudah beredar dan akhirnya menjadi tambahan penyebab peningkatan laju penularan," jelas dia.
Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Alexandr K Ginting menjelaskan perbedaan varian Alfa dan Deta.
" Kalau varian Alpha lebih banyak flu, lebih banyak anak muda terkena," katanya.
Sedangkan varian Delta menyerang semua kelompok umur. Selain itu, varian Delta memiliki karakteristik lebih cepat menular.
" Delta itu (membuat gejala pasien) lebih berat dan lebih cepat (menular). Termasuk juga varian Beta dari Afrika Selatan," ujarnya.
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik