Ganasnya Varian Delta: 2 Hari Paru-Paru Berubah Putih Semua Lalu Meninggal

Reporter : Sugiono
Rabu, 30 Juni 2021 09:12
Ganasnya Varian Delta: 2 Hari Paru-Paru Berubah Putih Semua Lalu Meninggal
Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Jawa Timur, dr Dodo Armando MPh, menceritakan ganasnya varian Delta dari India.

Dream - Lonjakan kasus Covid-19 sejak munculnya varial Delta membuat masyarakat harus semakin meningkatkan kewaspadaan. Menjalankan prokokol kesehatan dengan ketat hanyalah satu-satu jalan mencegah penularan.

Berbeda dengan virus Covid-19 di awal kemunculannya, varian Delta Covid-19 dilaporkan lebih mudah menular. Penelitian di Australia menemukan virus ini menulari salah satu penduduk hanya karena berpapasan dengan seorang yang positif COvid-19.

Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Jawa Timur, dr Dodo Armando MPh, menceritakan ganasnya varian Delta itu.

1 dari 7 halaman

Cerita Dokter Tentang Ganasnya Virus Covid Varian Delta dari India

Menurut pria yang juga menjabat Direktur Utama RS Islam Surabaya (RSIS) A Yani ini, karakteristik varian Delta terbukti menular lebih cepat hingga 10 kali lipat dari strain aslinya.

Tidak itu saja, varian Delta ini sangat cepat gerakannya di dalam tubuh. Dalam 2 hari bisa mengubah paru-paru pasien menjadi berwarna putih semua.

Dr Dodo menceritakan awal mulanya pasien varian Delta datang ke rumah sakit pada hari Kamis, 24 Juni 2021, dengan kondisi paru-paru bersih.

2 dari 7 halaman

Yang Semula Bersih Langsung Memutih Semua

Namun, pada hari Sabtu, 26 Juni 2021, paru-parunya sudah berubah putih semua. Lalu keesokan harinya pasien tersebut meninggal dunia.

" Delta ini, paru-paru masihnya bersih, tidak ada bintik-bintik. Dua hari kemudian sudah putih semua. Itu dua hari.

" Dia masuk hari Kamis, Sabtu malam saya dilapori sudah putih. Minggu pagi meninggal dunia," kata dr Dodo.

3 dari 7 halaman

Alat Pernafasan Tidak Mampu Membantu

Dr Dodo menambahkan, jika paru-paru seseorang kondisinya sudah putih semua, itu artinya sudah parah.

Bahkan, meski diberi alat pernafasan ventilator pun tidak mampu membantu memulihkan kondisinya.

" Kalau paru-parunya sudah putih semua, ya penuh itu, sesak. Di kasih ventilator ya tambah buntu. Biasanya imunnya sudah turun," jelasnya.

4 dari 7 halaman

Segera Periksa Jika Alami Gejala-gejala

Karena itu, dr Dodo mengingatkan kepada masyarakat agar segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika sudah timbul gejala.

“ Pokoknya sekarang rodok greges (sedikit meriang), flu, batuk, sudah periksa saja," ujarnya.

Periksa di puskesmas jika mengalami gejala ringan seperti batuk, pilek, meriang. Bisa juga ke RS dan langsung ke IGD.

5 dari 7 halaman

Vaksinasi Bantu Mencegah Tertular Covid-19

" Tapi kalau dalam keadaan sehat tahu-tahu batuk, pilek, tenggorokan gatel. Apa lagi tidak bisa membau (anosmia). Terus yang utama lemes, nggak enak makan, makan sulit rasanya pahit,” jelasnya.

Menurut dr Dodo, saat ini pemberian vaksinasi bisa membantu mencegah Covid-19.

" Makanya sekarang dibantu vaksin. Vaksin itu paling tidak membantu menambah imun kita,” pungkas dr Dodo.

Sumber: PojokSatu

6 dari 7 halaman

Fakta-fakta Penting Terkait Mutasi Covid-19 Varian Delta

Dream - Kasus Covid-19 varian delta strain B.1.617.2 ditemukan di Jakarta, Bangkalan dan Madura. Penambahan kasus Covid-19 di Indonesia per 17 Juni juga naik sigifikan mencapai 8.189.

Seperti diperkirakan, virus Covid-19 varian delta lebih cepat menular. Rupanya, baru saja muncul varian Delta atau B.1.617.2 di India, kini sudah ada turunannya yang disebut “ Delta Plus” atau AY.1.

Varian ini diklaim lebih mudah menular dan menurunkan efektivitas vaksin. Benarkah hal tersebut? Berikut fakta-fakta seputar mutasi Covid-19 Delta Plus, dikutip dari KlikDokter.

1. Muncul Pertama Kali di India
Laporan kemunculan Delta Plus pertama kali dilaporkan di India pada Oktober 2020. Varian ini disebut 40-50 persen lebih menular daripada varian Alfa yang pertama kali dilaporkan di Inggris.

2. Terjadi Mutasi Protein Spike
Delta Plus adalah mutasi virus corona dari strain B.1.617.2 yang lebih agresif. Strain inilah yang mendorong gelombang kedua infeksi COVID-19 di India. Karakteristik varian ini adalah adanya mutasi K417N pada protein spike virus SARS-CoV 2, virus penyebab infeksi corona. Protein spike-lah yang membantu virus masuk dan menginfeksi sel manusia.

3. Kebal terhadap Pengobatan
Hingga saat ini memang belum ada bukti pasti soal seberapa parah infeksi yang disebabkan oleh varian Delta Plus. Hal ini karena adanya mutasi K417N, varian baru ini disebut lebih kebal terhadap vaksin dan terapi obat.

7 dari 7 halaman

4. Sudah Ada Sejak Maret
Dr. VK Paul, anggota NITI Aayog (badan resmi transformasi India), mengatakan, varian Delta Plus sebenarnya sudah ada sejak Maret lalu. Saat itu varian ini belum terlalu mengkhawatirkan.

5. Sudah Menyebar di Sejumlah Negara
Menurut PHE (Public Health Profiles) Inggris, sejauh ini ada 63 genom B.1.617.2 dengan mutasi K417N yang telah diidentifikasi. Enam di antaranya berasal dari India.
Sementara itu, ada 36 kasus Delta Plus yang dikonfirmasi di Inggris. Angka tersebut menyumbang sekitar 6 persen kasus di Amerika Serikat. Dua kasus di Inggris ditemukan lebih dari 14 hari setelah program vaksinasi dosis kedua.

Negara lain yang sudah melaporkan keberadaan kasus Delta Plus, antara lain, 1 kasus di Kanada, Jerman dan Rusia; 2 kasus di Nepal; 4 dari Swiss; 9 dari Polandia; 12 dari Portugal; 13 dari Jepang; serta 14 dari Amerika Serikat.

Lantas, apakah Delta Plus sudah ada di Indonesia? Sejauh ini, otoritas kesehatan setempat belum memastikannya. Namun, varian Delta diketahui sudah ada di Indonesia dan menyebar di sejumlah daerah.

Selengkapnya baca di sini.

Beri Komentar