Ibu Asyik Main Ponsel, Anak Tewas Ditabrak Mobil

Reporter : Maulana Kautsar
Rabu, 26 Agustus 2015 09:42
Ibu Asyik Main Ponsel, Anak Tewas Ditabrak Mobil
Penyesalan selalu datang dari belakang. Perasaan itulah yang dialami oleh seorang ibu asal Tiongkok yang kehilangan putranya yang masih berusia dua tahun.

Dream - Akibat terlalu asyik bermain ponsel, seorang ibu harus kehilangan anaknya yang tewas ditabrak sebuah mobil SUV di halaman parkir sebuah mall di Zhengzhou, Tiongkok. Tampaknya, bocah malang itu lepas dari pantauan ibunya yang sibuk mengotak-atik ponsel miliknya.

Menurut saksi mata, bocah itu bermain-main di pinggir trotoar sementara ibunya sibuk bermain ponsel. " Ibu itu terlalu asyik dengan ponselnya sehingga tidak menyadari putranya bermain hingga ke tengah jalan dan akhirnya ditabrak mobil," kata saksi mata tersebut.

Bocah itu sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat. Namun, sayang, nyawanya tidak tertolong. Sementara itu, pengemudi SUV, bernama Wang, dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan.

Ini bukan tragedi pertama yang melibatkan ponsel di Tiongkok. Pekan lalu, seorang bocah perempuan berusia tiga tahun asal Zhejiang tewas setelah jatuh dari lantai tiga sebuah gedung apartemen. Saat dia jatuh, ayahnya sedang asyik bermain game di ponsel miliknya.

Pada bulan Juni, seorang wanita muda di Sichuan sebelah kakinya terperosok ke sela-sela besi penutup saluran air bawah tanah. Rupanya dia berjalan sambil matanya tertuju kepada layar ponsel sehingga tidak melihat ada penutup saluran air bawah tanah di depannya.

Pada bulan Mei, seorang pejalan kaki wanita yang sibuk mengotak-atik ponsel sambil menyeberang jalan di persimpangan di Zhongshan, provinsi Guangdong tewas setelah ditabrak dua truk besar.

(Ism, Sumber: Shangiist)

1 dari 3 halaman

Takut Razia Ponsel, Siswa SMPN 163 Tewas Jatuh dari Lantai 4

Takut Razia Ponsel, Siswa SMPN 163 Tewas Jatuh dari Lantai 4 © Dream

Takut Razia Ponsel, Siswa SMPN 163 Tewas Jatuh dari Lantai 4

Dream - Siswa kelas VII D SMP Negeri 163, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Putra Perdana Hermawan, tewas karena terpeleset dari lantai 4 gedung sekolahnya, sekitar pukul 10.00 WIB pagi tadi.

Diduga Putra terjatuh karena menghindari razia ponsel yang tengah dilakukan guru-guru di sekolahnya.

Menurut sepengetahuan Sulasri, Guru IPS SMPN 163, Putra jatuh terpeleset dari lantai 4 karena mau membantu menyembunyikan ponsel milik temannya.

Pihak sekolah memang melarang siswa-siswinya membawa ponsel saat ke dalam lingkungan sekolah. Namun, Sulasri mengaku jika hari ini sama sekali tak mengadakan razia ponsel.

" Karena takut ada razia padahal enggak ada razia. Dia karena anak baik, jadi bantuin temannyangumpetin HP di sela-sela genteng," ujar Sulastri dikutip Dream.co.id dari laman Merdeka.com, Jumat 10 Oktober 2014.

Saat jatuh Putra tampak banyak mengeluarkan darah dari telinga dan hidung. Sesampainya di RS Siaga Raya Jakarta Selatan, dokter sudah tidak bisa menyelamatkan nyawa Putra karena lukanya terlalu parah.

Putra dikenal oleh sebagian gurunya sebagai siswa yang baik dan berprestasi di kelasnya. " Putra itu anak baik, pinter, nilainya tertinggi dari teman sekelas," kata Sulasri. (Ism)

2 dari 3 halaman

Jejak Pembunuh `Tata Chubby` Tertinggal di Ponsel

Jejak Pembunuh `Tata Chubby` Tertinggal di Ponsel © Dream

Jejak Pembunuh `Tata Chubby` Tertinggal di Ponsel

Dream - Setelah lima hari, Deudeuh Alfisahrin, 26 tahun, atau Tata Chubby tewas dibunuh di kamar kosnya Jalan Tebet Timur 15 C No. 28 RT 07/10 Kel. Tebet Timur, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, polisi akhirnya berhasil menangkap pelaku.

Usai membunuh Deudeuh, pelaku M Prio Santoso, 24 tahun, juga mengambil barang-barang milik korban, yakni empat handphone, iPad, laptop dan uang 1,8 juta.

Dari situlah polisi berhasil mengendus posisi ponsel milik korban. Akhirnya, diketahui tersangka berikut ponsel korban berada di wilayah bogor.

" Semua barang-barang korban yang diambil pelaku belum sempat digunakan, sehingga berhasil disita secara utuh oleh petugas," kata Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Ajun Komisaris Besar Polisi Albert Tedy Sianipar saat memberikan keterangan pers di Mapolda Metro Jaya, Rabu 15 Maret 2015.

Diketahui, keduanya berkenalan lewat Twitter. Pelaku dengan akun @santo06yoyomenghubungi Deudeuh yang memiliki akun @tata_chuby. Setelah bertukar nomor telepon, akhirnya mereka bertemu di kos-kosan korban.

Lewat twitter akun @santo06yoyo, pelaku sempat me-mention akun korban, @tata_chuby, menanyakan kapan bisa menggunakan jasanya, sebelum akhirnya bertemu dan nyawa Deudeuh dihabisi.

Pelaku diketahui bekerja sebagai guru privat di sebuah bimbingan belajar (bimbel) di kawasan Kedoya, Jakarta Barat.

Dia ditangkap tanpa perlawanan pada Rabu dini hari tadi sekitar pukul 03.30 WIB di kawasan Batu Tapak, Bojonggede, Bogor. Adapun motif pelaku membunuh lantaran kesal dibilang bau badan oleh korban saat sedang bercinta.

Pelaku dikenakan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dan 365 KUHP tentang perampokan dengan ancaman hukuman penjara 20 tahun. Selengkapnya: jejak Pembunuh Tata Chubby Tertinggal di Ponsel(Ism) 

3 dari 3 halaman

Ibu Asyik Main Ponsel, Bayi Tewas Tenggelam di Ember

Ibu Asyik Main Ponsel, Bayi Tewas Tenggelam di Ember © Dream

Ibu Asyik Main Ponsel, Bayi Tewas Tenggelam di Ember

Dream - Kini hampir setiap saat semua orang tak bisa lepas dari ponsel pintar (smartphone). Keberadaannya sering membuat seseorang lupa waktu, bahkan lupa mengawasi orang-orang di sekitarnya.

Kejadian tragis yang dialami seorang ibu di Tiongkok bisa jadi pelajaran. Lantaran asyik main smartphone, si ibu meleng mengawasi anaknya yang berusia 14 bulan. Balita malang itu akhirnya meninggal dunia karena tenggelam di dalam ember.

Si Ibu bermarga Huang (23 tahun) baru sadar ketika sang anak tidak ada di dekatnya. Tapi semua sudah terlambat.

Kejadian bermula saat Huang terlalu sibuk memainkan smartphone, sementara sang anak bermain air di kamar mandi.

Diduga terpeleset, balita itu tercebur ke dalam ember berisi air kemudian tenggelam. Setelah menemukan sang anak dalam kondisi tak bernapas, Huang langsung membawa putrinya ke rumah sakit.

Sayang, nyawa balita itu tidak dapat diselamatkan dan meninggal setelah tiba di rumah sakit.

Kejadian ini membuat banyak orang menyesalkan tindakan Huang yang tidak mengawasi putrinya. " Orangtua harus memberi perhatian kepada anaknya. Sangat menyedihkan hal ini bisa terjadi," ujar seorang tetangga.

Para tetangga mengetahui Huang menjaga balitanya seorang diri, sementara suaminya bekerja di sebuah pabrik. Karena kejadian ini, suami Huang harus berurusan dengan kepolisian untuk penyelidikan lebih lanjut.

(Ism, Sumber: Guangzhou Daily, Shanghaiist.com) 

Beri Komentar