Michelle (The Sun)
Dream - Kisah penembakan gorila bernama Harambe di Kebun Binatang Cincinnati, Amerika Serikat, berbuntut panjang. Setelah perdebatan perlu dan tidaknya penembakan itu, kini ibu dari bocah yang jatuh ke dalam kandang gorila itu dikecam di dunia maya.
Harambe ditembak petugas kebun binatang setelah bocah berusia 3 tahun, Isaiah Gregg, jatuh ke kandang gorila itu. Penembakan dilakukan dengan dalih menyelamatkan nyawa sang bocah, yang “ dikuasai” gorila.
Menurut laman The Sun, Rabu 1 Juni 2016, ribuan orang dari kelompok pecinta satwa mengecam Michelle (32), ibu dari bocah itu, bersama pasanganya, Deonne Dickerson (37). Michelle dituding sebagai biang keladi di balik keputusan kepala kebun binatang untuk menembak Harambe.
Kini, muncul petisi di change.org yang disebut “ Keadilan untuk Harambe”, yang sudah ditandatangani oleh lebih dari 280,000 orang. Petisi itu menyebut, Harambe mencoba melindungi Isaiyah, saat ditembak mati.
Salah satu peneken petisi itu menulis: “ Hal yang menyedihkan adalah #Harambe tampak seperti melindungi anak ini lebih dari orang tuanya. #CincinnatiZoo.”
“ Orangtua yang sangat malas tidak dapat menjaga anak lizr mereka dan binatang cantik yang terancam punah ditembak dan tewas karena ini? #Harambe #RIPHarambe,” demikian tulis pecinta satwa lainnya.
Petisi ini digalang setelah muncul bukti video yang menunjukkan gorila seberat 180 kilogram itu berdiri menjaga Isaiah di sudut parit. Video ini dianggap sebagai bukti –terutama bagi para pecinta binatang– bahwa gorila itu tidak membahayakan Isaiah.
Mendapat serangan itu, Michelle Gregg mempertahankan diri. Melalui Facebook, dia menyatakan aksinya saat liburan di Kebun Binatang Cincinnati Sabtu pekan lalu sebagai “ kecelakaan yang bisa terjadi”.
“ Saya ingin berterima kasih kepada semua orang untuk pemikiran dan doa mereka saat ini,” kata Michelle.
“ Hari yang dimulai dengan indah berubah menjadi sangat menakutkan,” tambah dia.
Michelle menujukan pesan ini kepada semua orang yang telah membaca kabar tentang anaknya yang jatuh ke kandang gorila di kebun binatang itu. “ Tuhan melindungi anak saya hingga petugas menyelamatkannya.”
Dia menambahkan, “ Anak saya aman dan bisa diselamatkan dengan gegar otak serta sedikit goresan.. tak ada tulang retak atau luka dalam.”
Dalam pesna itu, Michelle juga menanggapi penilaian yang menyebut dirinya kurang mengawasi anaknya saat ebrkunjung ke kebun binatang itu. “ Sebagian masyarakat kita cepat untuk menilai bagaimana orangtua bisa mengawasi anak mereka dan jika ada yang tahu saya terus mengawasi anak saya.”
“ Kecelakaan terjadi tapi saya bersyukur bahwa orang yang tepat berada di tempat yang tepat hari ini,” tambah dia.
Dream - Nasib tragis dialami oleh gorila di Kebun Binatang Cincinnati, Amerika Serikat. Gorila itu mati ditembak setelah ada anak pengunjung kebun binatang yang jatuh ke kandangnya.
Dikutip Dream dari laman Metro.co.uk, Selasa 31 Mei 2016, saksi mata peristiwa itu mengatakan, sebelum ditembak mati, gorila berusia 17 tahun yang diberi nama Harambe itu mendekap bocah kecil itu.
Saksi itu menambahkan, sang gorila sebenarnya bersikap lembut. Harambe seolah melindungi bocah kecil itu dengan dekapannya.
Penembakan gorila ini mendapat sorotan dunia. Banyak yang berpendapat gorila dengan berat badan mencapai 181 kilogram itu bisa saja dilumpuhkan dengan cara dibius.
Meski demikian, banyak yang berpendapat penembakan itu sudah tepat dilakukan. Petugas kebun binatang tidak punya banyak pilihan selain membunuhnya.
“ Petugas harus membuat pilihan yang sulit dan mereka membuat pilihan tepat karena mereka menyelamatkan kehidupan anak kecil itu. Insiden itu bisa saja berakhir sangat buruk,” kata direktur kebun binatang, Thane Maynard.
“ Kita semua sedih bahwa kecelakaan tragis ini mengakibatkan kematian seekor binatang yang terancam punah. Ini adalah kerugian besar bagi keluarga kebun binatang dan populasi gorila di seluruh dunia,” tambah dia.
Sementara itu, Sharon Redrobe, chief executive Zoo Twycross, Leicestershire, Inggris, mengatakan, kematian Harambe merupakan kehilangan yang cukup 'tragis'. Namun, dia menyebut pilihan menembak Harambe tak bisa dihindari.
“ Penjaga kebun binatang menghadapi situasi hidup atau mati dan mereka lebih tahu perilaku hewan,” kata Sharon.
Dalam rekaman, kata dia, petugas prlu waktu sekitar 10 menit sebelum menembak Harambe. Itu menunjukkan bahwa petugas telah mencoba segala cara yang bisa dilakukan agar gorila jantan itu masuk dalam kandang dan menjauh dari anak itu.
“ Dalam rekaman video saya melihat binatang itu jelas-jelas menjadi lebih gelisah dan penjaga kebun binatang perlu membuat keputusan cepat,” ujar dia.
Menurut Sharon, juga menilai pilihan menembak gorila, bukannya membius, merupakan keputusan yang tepat. Sebab, pembiusan akan memakan waktu yang membawa kondisi semakin berbahaya bagi bocah yang jatuh ke kandang itu.
“ Membius gorila dengan penenang tidak akan berhasil dalam situasi seperti itu,” kata dia.
“ Butuh waktu hingga 10 menit agar penenang bisa bekerja dan gorila akan menjadi agresif yang akan menimbulkan konsekuensi yang lebih membahayakan,” tambah Sharon.
Untuk memertegas pendapatnya itu, Sharon juga berkicau melalui Twitter. Dia berpendapat, meski terlihat lembut, gorila adalah binatang liar yang berbahaya.
“ Tragis. Gorila adalah binatang yang sangat berbahaya dan obat penenang butuh 5-10 menit untuk bekerja. Tamparan seekor gorila bisa membunuh seorang anak kecil,” tulis Sharon di @Spr1969.
Untuk diketahui, kandang yang menjadi lokasi insiden tersebut juga dihuni oleh dua gorila betina, namun keduanya tidak mendekati bocah 4 tahun yang jatuh ke kandang tersebut.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN