Kata Roy Suryo Soal Foto Jokowi Bersama Suku Anak Dalam

Reporter : Maulana Kautsar
Senin, 2 November 2015 19:27
Kata Roy Suryo Soal Foto Jokowi Bersama Suku Anak Dalam
"Tweeps, saya memang tidak perlu comment. Fotonya, sudah biasa kalau Pemotretan di 'setting' agar hasil terlihat bagus," tulis Roy Suryo.

Dream - Foto Presiden Joko Widodo yang menemui Suku Anak Dalam di Jambi berdampak meluas. Sebagian masyarakat menilai, foto Jokowi yang berbincang dalam tiga orang Suku Anak Dalam merupakan rekayasa.

Seorang diantara yang ikut berkomentar dalam kontroversi foto Presiden Jokowi yakni mantan Menpora era Presiden SBY, Roy Suryo. Politisi Demokrat melalui akun twitternya @KMRTRoySuryo, menuliskan komentar yang menyita perhatian publik.

" Tweeps, saya memang tidak perlu comment. Fotonya, sudah biasa kalau Pemotretan di 'setting' agar hasil terlihat bagus," tulisnya pada cuitan pertama tertanggal 1 November 2015 pukul 1:49 WIB.

Kata Roy Suryo Soal Foto Jokowi Bersama Suku Anak Dalam

Beberapa jam berselang, pria yang dikenal sebagai pakar telematika itu memperjelas pernyataannya. Dia menulis, " Tweeps, sekalilagi 'setting' dalam pemotretan itu hal yang biasa... Tidak usah lebay dalam melakukan pembelaan," tulisnya.

Kata Roy Suryo Soal Foto Jokowi Bersama Suku Anak Dalam

Kata Roy Suryo Soal Foto Jokowi Bersama Suku Anak Dalam

Kata Roy Suryo Soal Foto Jokowi Bersama Suku Anak Dalam

Komentar Roy Suryo itu kemudian menjadi hujatan sejumlah netizen. Beberapa diantara mereka justru menanyakan kembali pernyataan Roy Suryo.

" @KMRTRoySuryo jadi maksud bapak itu foto settingan? Emang bapak ikut kunjungan ke Jambi? :)" tulis akun @felixwanardy.

" @KMRTRoySuryo sudah ada ulasan sebenarnya, jgn membuat statement yg menjatuhkan tanpa tau kebenaran," tulis @trisutrisno87. (Ism) 

 

1 dari 4 halaman

SBY Sindir Kebijakan Presiden Jokowi di Twitter

SBY Sindir Kebijakan Presiden Jokowi di Twitter © Dream

Dream - Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono pada Minggu, 9 Agustus 2015, berkicau di akun twitter pribadinya. Kali ini, SBY tidak hendak melakukan kuliah tweet (kultweet) politik, melainkan menanggapi langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal pasal pencemaran nama baik.

SBY mengingatkan mantan Gubernur DKI itu agar tidak berlebihan menyikapi pasal yang mengatur penghinaan atau pencemaran nama baik presiden. Melalui akun @SBYudhoyono, SBY menuliskan pandangannya mengenai pasal pencemaran nama baik. Menurutnya, ada unsur subyektivitas dalam pasal itu.

" Pasal penghinaan, pencemaran nama baik & tindakan tidak menyenangkan tetap ada 'karetnya', artinya ada unsur subyektivitas," tulis SBY.

Untuk itu, SBY meminta segenap pihak menggunakan kebebasan secara wajar. Itu karena demokrasi memang menuntut kebebasan bicara dan kritik termasuk kepada Presiden.

" Tetapi, tak harus dengan menghina dan mencemarkan nama baik Presiden. Sebaliknya, siapapun, termasuk Presiden punya hak untuk menuntut seseorang yang menghina dan mencermarkan nama baiknya. Tapi, janganlah berlebihan," tulis SBY.

Dalam kicauan panjang itu, SBY juga bercerita soal pengalamannya selama menjadi presiden. SBY pernah dihina bahkan namanya pernah dituliskan pada pantat kerbau. Meski begitu dia enggan melaporkan tindakan itu.

" Barangkali saya juga justru tidak bisa bekerja, karena sibuk mengadu ke polisi..." tulisnya.

Tetapi, kicauan SBY itu memang tidak menyebut nama Presiden Jokowi. Sebab, SBY tidak secara langsung menautkan kritik dan pandangannya ke akun twitter resmi Jokowi, @jokowi. (Ism) 

2 dari 4 halaman

Kisah Sri Sultan Disuruh Minggir Saat Presiden Jokowi Lewat

Kisah Sri Sultan Disuruh Minggir Saat Presiden Jokowi Lewat © Dream

Dream - Pengguna sosial media (netizen) tengah ramai memperbincangkan kisah kesahajaan dan keteladanan Sri Sultan Hamengku Buwono X yang rela menepi bersama warga saat rombongan Presiden Jokowi lewat, meski ia diminta untuk mengikuti iring-iringan.

Cerita ini bermula saat Presiden Jokowi menghadiri acara Hari AntiKorupsi di UGM, Yogyakarta, Selasa lalu. Begitu selesai, rombongan lalu bertolak menuju Gedung Agung Malioboro.

Sesampainya di Jalan Kusumanegara, petugas voorijder Presiden Jokowi meminta semua kendaraan menepi karena Jokowi akan lewat.

Setelah beberapa waktu, petugas baru menyadari kalau salah satu kendaraan yang diminta minggir itu adalah Camry berplat AB 1, mobil dinas Gubernur sekaligus Raja Keraton Yogyakarta.

Petugas kemudian meminta mobil itu berjalan bersama iring-iringan Jokowi, tetapi Sri Sultan memilih tetap berhenti bersama masyarakat menunggu hingga rombongan lewat.

Kisah yang beredar di sosial media itu memantik simpati banyak orang, salah satunya Ketua Dewan Kebudayaan Kota Yogyakarta, Achmad Charris Zubair. Dosen filsafat UGM ini tersentuh dengan kesahajaan Sultan.

" Ini adalah contoh nyata, di tengah kita sedang merayakan hari Anti Korupsi, ada sosok teladan di Yogyakarta, sikap sahaja dan jujur. Coba sekarang kita konfirmasi kepada Ngarso Dalem, gimana tanggapannya," kata Charris Zubair yang duduk dalam satu panggung dengan Sultan di penutupan Festival Anti Korupsi dikutip Dream.co.id dari lama Merdeka.com, hari ini.

Sultan yang diminta tanggapan, hanya tersenyum dan meminta Busyro Muqodas yang malam ini sebagai moderator untuk melanjutkan acara dialog.

Saat dikejar wartawan Sultan juga menolak komentar. Dia justru heran kenapa sampai ada yang tahu kejadian itu.

" Kalau saya nggak ada komentar-komentar, komentar saya kok ya ada wartawan yang tahu, mungkin ada yang membuntutiku yo?" kata Sri Sultan lalu tertawa.

Sebenarnya bukan wartawan yang membuntuti Sri Sultan. Kisah itu mencuat berkat tulisan warga Yogya, Hartady Nugroho, yang kebetulan berada di lokasi saat kejadian.

(Sumber: Merdeka)

3 dari 4 halaman

Heboh Foto Jokowi, `Tukang Mebel Jadi Presiden`

Heboh Foto Jokowi, `Tukang Mebel Jadi Presiden` © Dream

Dream - Netizen di Tanah Air ramai dengan kemunculan foto Presiden Joko Widodo (Jokowi) kala menjadi sales barang-barang mebel alias furnitur. Dengan judul `Siapa yang Bisa Menebak Arab Nasib`, foto itu bersanding posisi Jokowi yang kini menjadi Presiden Republik Indonesia.

Hal yang cukup kontras, foto Jokowi terbaru itu memperlihatkan mantan pengusaha mebel ini bersanding bersama orang terkuat di dunia, Presiden Amerika Serikat Barack Obama.

Diunggah akun Anton Dwisunu Hanung Nugrahanto, Senin, 14 September 2015, postingan tersebut sudah disebar 1.694 pengguna Facebook.

Dalam foto tersebut, tampak gambar Jokowi yang sedang menentang tas koper kala masih menjadi pengusaha mebel. Sosoknya yang kurus terlihat jelas dalam foto tertarikh 2001 itu.

Di sampingnya, Jokowi tampak sudah naik status. Mengenakan jas, dia bersanding bersama para pemimpin negara maju dunia. Selain Obama, terlihat PM Australia dan PM Jepang.

Foto itu bertuliskan angka tahun 2014, atau 13 tahun sejak Jokowi masih menjadi pengusaha mebel.

" Jokowi punya nasib baik, saat itu di Solo sedang booming pabrik mebel, permintaan mebel luar biasa besarnya, ia ketiban rejeki dadakan. Jadi pengusaha mebel senengnya Jokowi pameran, ya ke Amerika Serikat, ya ke Eropa,"  tulis Agung dalam akunnya.

Tak pelak postingan Agung ini ramai menjadi perbincangan jagat Facebook.

" Tapi kenyataan apa? Apakah rakyat sudah merasa baik dgn segala kebijakannya?bukankah semakin byk kejahatan krn pekerjaan makin sulit,byk phk diibukota,apakah sudah benar2 mengerti keadaan rakyat yg dipimpinya??"  ujar Lutfia Ringgatha berkomentar.

" Kisah Jokowi memang bagus apalagi penyusun kisah ini netral tak perlu libatkan orang lain sebagai pembanding,"  ujar pemilik Akun Supardiyanto Hadi Prasetyo.

Sementara itu, Marman Merdeka berkomentar lebih netral dengan postingan Anton tersebut.

" Tuh..kan..kelihatan.... komen pendukung n bukan.. tapi yg jelas harus punya jati diri tdk d kendaliken.. mau d.bawa kemana.. Indonesiaku..,"  katanya. (Ism) 

4 dari 4 halaman

Cerita Putra Sulung Jokowi Dikira Pelayan Kantor

Cerita Putra Sulung Jokowi Dikira Pelayan Kantor © Dream

Dream - Putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming lumayan aktif di sosial media seperti Twitter. Ia sering memposting hal-hal yang lucu, tapi juga kadang suka serius.

Tak heran jika banyak netizen yang menjadi followers (pengikut) akun Twitter Gibran, @Chilli_Pari. Juragan katering ini dalam kicauannya memang suka blak-blakan.

Beberapa waktu lalu misalnya, Gibran mengomentari status netizen yang memposting pengalamannya saat bertemu dengan dia.

" Pertama kali bertemu dia di awal 2014 pas ane sm keluarga mau DP catering plus gedung di kantor Chilli Pari buat nikahan kakak ane. Kami sekeluarga ga nyangka bahwa dia adalah CEOnya karena maaf penampilannya seperti 'pelayan'."

" Ceritanya kami baru lihat-lihat contoh suvenir dan undangan, tau-tau dari belakang muncul dia dan bilang " santai2 dulu aja saya buatkan sup dulu" . Setelah dia pergi pegawainya bilang dia yang punya dan dia anaknya Pak Jokowi."

Status netizen itu oleh Gibran diposting di akun Twitter-nya, pada 14 November lalu. Kakak Kahiyang Ayu dan Kaesang Pangarep ini hanya berkomentar; OK.

Postingan itu langsung ikut dikomentari followers Gibran.

" @Chilli_Pari saya aja gak percaya anak jokowi kayak gini, hahaha," tulis ‏@andjarsoedyro.

" @Chilli_Pari It's the look!," kata @fitri_abassuni

" @Chilli_Pari Tetap rendah hati yoo mas :) Salut deh..," kicau ‏@EckaHengo.

Gibran juga nulis status unik di Twitter-nya. Saat jagat Twitter ramai hashtag #savetukangsate lantaran seorang tukang sate, Muhammad Arsad ditahan Mabes Polri karena dianggap menghina Presiden Jokowi di Facebook, Gibran menulis hashtag #savetukangkatering. (Ism)

Beri Komentar