Intrusive Ads Telkomsel & XL Bisa Bikin Pengiklan Resmi Kabur

Reporter : Eko Huda S
Rabu, 24 September 2014 18:02
Intrusive Ads Telkomsel & XL Bisa Bikin Pengiklan Resmi Kabur
Sebagai pengelola sembilan media online, Steve merasakan sulitnya mencegah iklan terselubung Telkomsel dan XL Axiata yang kerap muncul saat pengunjung membuka website via smartphone.

Dream - Berbagai keluhan adanya intrusive advertising atau iklan terselubung banyak dikeluhkan banyak pihak khususnya pengusaha situs internet. Selain kerugian materiil, para pengunjung situsnya sudah pasti menjadi malas.

Keluhan tersebut juga dirasakan CEO Kapanlagi Network (KLN), Steve Christian. Sebagai pengelola sembilan media online, Steve merasakan sulitnya mencegah iklan terselubung Telkomsel dan XL Axiata yang kerap muncul saat pengunjung membuka website via smartphone.

Steve menjelaskan, dengan sembilan media online yang dikelolanya telah mempekerjakan lebih dari 400 pegawai. Menurutnya, adanya iklan terselubung itu membuat para pengiklan resmi bisa kabur. Apalagi untuk membiayai sembilan situs dengan ratusan pegawai ini semua tergantung iklan.

Steve juga khawatir bila seluruh pegawai KLN tidak bisa kembali bekerja lantaran alami kerugian. " Kami memiliki sembilan media, lebih dari 400 orang. Kalau suatu advertising tidak ada, 400 orang itu harus saya rumahkan. Itu besar-besaran," kata Steve saat jumpa pers di Hotel Grand Kemang, Jakarta, Rabu 24 September 2014.

Steve menganggap bahwa iklan terselubung ini layaknya gugatan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Prabowo Subianto kepada KPU di Mahkamah Konstitusi beberapa waktu lalu. Sebab, mereka tidak dapat dicegah dan membajak situs.

" Kalau bahasanya Prabowo (iklan terselubung Telkomsel dan XL Axiata) terstruktur, masif dan sistematis. Masa kita punya (situs) diduduki hal-hal yang tidak benar," ujarnya.

Seperti diketahui, sekitar enam asosiasi telah menyamakan sikap menolak iklan terselubung Telkomsel dan XL Axiata. Enam asosiasi itu adalah Indonesian E-comerce Association (IdEA), Indonesian Digital Association (IDA), Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI), Association of Asia Pacific Advertaising Media (AAPAM) dan Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I).

Intrusive advertising merupakan iklan tanpa kejelasan. Biasanya hal itu dapat dilihat saat membuka internet via smartphone. Iklan itu biasanya berbentuk di banner atas situs (off deck) atau bahkan full satu halaman di halaman depan (Interstitial Ads). [Sumber: Merdeka]

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More