Menjelang Setahun Meninggalnya Akseyna

Reporter : Maulana Kautsar
Rabu, 2 Maret 2016 19:01
Menjelang Setahun Meninggalnya Akseyna
Tak tampak aktivitas para penghuni pondokan dua lantai bernama Wisma Widya itu.

Dream - Bangunan di Jalan Haji Ahmad, Kukusan, Beji, Depok, berwarna hijau itu tampak hening. Tak tampak aktivitas para penghuni pondokan dua lantai bernama Wisma Widya itu.

Yang terlihat, hanya empat buah motor yang terparkir dan lapangan basket dan pepohonan yang dibasahi sisa-sisa hujan.

Pantauan Dream, dua pintu gerbang berwarna hitam terkunci rapat. Di gerbang yang lebih kecil, berukuran 1x2 meter, sebuah kertas terlaminasi bertuliskan " Ada kamar kosong silahkan hubungi 0817******" tertempel.

Dream mencoba menghubungi nomor itu. Suara tajam di telinga tajam menyambut.

Itulah suara Edi Sukardi, pemilik kamar-kamar kost yang menjadi Tempat Kejadian Perkara meninggalnya Akseyna Ahad Dori, mahasiswa Jurusan Biologi Universitas Indonesia (UI) yang tewas karena tenggelam di danau UI, Kamis, 26 Maret 2015 silam.

Edi mengaku lelah dengan banyaknya wartawan yang menanyainya. Belum lagi, masih sering dipanggil ke Polda Metro Jaya untuk dimintai keterangan mengenai misteri kematian Akseyna.

" Saya capek mas. Saya takut salah bicara," kata dia saat dihubungi Dream via telepon, Rabu, 2 Maret 2016.

 

(Ism) 

1 dari 3 halaman

Barang-barang Korban

Barang-barang Korban © Dream

Dream - Alasan yang dia kemukanan masuk akal. Sebab, meski sudah hampir setahun, proses penyidikan kematian Akseyna masih terus dilakukan.

" Saya masih bolak-balik ditanyain ke Polda. Semuanya saya serahkan ke sana," ucap Edi. 

Di masa proses penyidikan itu, kamar Akseyna yang terletak di bangunan untuk pondokan pria juga dibiarkan seperti ada kalanya.

Barang-barang milik pemuda berusia 17 tahun itu pun masih tersimpan rapat di dalam kamar yang kini dikunci rapat itu.

" Itu urusan keluarga dan Polda saya saja ya tapi," ujar dia.

 

2 dari 3 halaman

Kamar-kamar Kosong

Kamar-kamar Kosong © Dream

Dream - Beberapa kamar di pondokannya memang sedang kosong. Tapi, itu tidak berhubungan dengan kejadian kematian Akseyna. " Memang ada tujuh atau delapan kamar yang kosong," kata dia.

Melihat lamanya proses penyidikan kepolisian dia berdoa agar kasus kematian Akseyna itu dapat segera terungkap.

" Iya semua kan pengen segera tuntas mas. Tapi, berdoanya bagaimana itu urusan pribadi saya," ucap dia.

Di kamar pondokan yang ditinggalinya, sebelum tewas Akseyna menempalkan kertas yang berisi pesan misterius. Kertas yang ditempelkan di dinding kamarnya itu tertulis, 'will not return for please don't search for existence my apologies for everything eternally'.

 

3 dari 3 halaman

Polisi Pastikan Akan Terus Bekerja

Polisi Pastikan Akan Terus Bekerja © Dream

Dream Jelang setahun kasus ini terungkap, Kepolisian Polda Metro Jaya sendiri akan berjuang melakukan penyidikan. Bahkan Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Muhammad Iqbal akan terus mengawal kasus misterius ini.

" Masih terus dilakukan dong, masa berhenti," ujar Iqbal awal Februari lalu.

Menurut dia, kasus Akseyna hingga kini masih dalam proses memperkuat bukti. Tetapi mengenai bukti apa yang dicari, Iqbal tidak bisa menyampaikan.

Lebih lanjut, Iqbal masih akan menyidik surat wasiat yang ditinggalkan Akseyna di kamar pondokannya. Sebab, Iqbal mengatakan masih ada beragam pendapat mengenai surat wasiat itu.

" Surat wasiat. Itu juga masih dalam tahap pembandingkan. Ada pendapat yang bilang iya, ada pendapatan yang bilang bukan," ujar dia.

Beri Komentar