`Tetap Berbagi Makanan Gratis Meski Masjid Pernah Diteror`

Reporter : Maulana Kautsar
Senin, 19 Februari 2018 13:01
`Tetap Berbagi Makanan Gratis Meski Masjid Pernah Diteror`
Program Meal For All mengubah cara pandang terhadap Islam.

Dream - Masjid Finsbury Park, Islington, London, Inggirs pernah menjadi pemberitaan karena peristiwa teror pada 2017. Saat itu, pelaku bernama Darren Osbourne melakukan aksi teror dan menabrakkan mobilnya ke jemaah yang beribadah di malam Ramadan. Akibat peristiwa itu, satu orang tewas dan beberapa korban mengalami luka-luka.

Tetapi, aksi teror itu tak menghentikan komunitas di Masjid Finsbury Park berkegiatan amal. Salah satu program kemanusiaan yang terus berjalan yaitu Meal for All.

" Meal for All adalah sebuah proyek, yang meski kecil namun merupakan cara untuk membantu komunitas. Gelandangan adalah masalah serius di Inggris, dengan jumlah yang terus meningkat," ujar Ketua Pengelola Masjid Finsbury Park Mohammed Kozbar kepada Anadolu Agency, Senin, 19 Februari 2018.

Kozbar mengatakan, program semacam ini terbuka untuk umum tanpa memandang latar belakang agama dan jenis kelamin. Bahkan dalam pengembangnya, komunitas Masjid Finsbury Park juga bekerja sama dengan komunitas Kristen dan dewan kota.

" Ini bukan hanya soal memberi makanan kepada gelandangan, tapi juga bersosialisasi, mendekatkan orang-orang dan mencoba membantu mereka melalui masalah-masalah perumahan dan pengangguran," ucap dia.

Program Meal for All dimulai sejak 2015. Selain makanan, masjid ini juga menyediakan layanan komunitas lain seperti konseling soal permasalahan hidup menggelandang, informasi tentang layanan yang bisa diakses dengan mudah oleh gelandangan, dan menggalang relawan yang bersedia menemani para gelandangan.

" Selain menyambutmu dalam komunitas mereka, mereka juga menghormatimu, memperlakukanmu dengan hormat dan itulah mengapa saya akan terus mengunjungi masjid ini, karena mereka membuat saya merasa sangat baik," kata seorang gelandangan, Eva.

Dua tahun terakhir ini, Eva rutin mendatangi acara Meal for All yang digelar tiap Kamis. Di sana, dia menikmati makanan gratis dan kesempatan berbincang-bincang dengan gelandangan lain dan para relawan. Makanan yang disajikan pun beragam, mulai dari kari India sampai kebab dan doner ala Timur Tengah.

" Mereka menyajikan makanan yang enak dengan porsi cukup, dan tidak ada yang ditinggalkan. Tinggal di jalan membuatmu kerap merasa sendirian dan tak terlihat, tapi di sini mereka mau berbincang dan ingin mengenalmu, bukan karena kamu gelandangan tapi karena kamu adalah manusia dengan perasaan dan perasaan."

" Tindakan ini mengubah cara pandang saya tetang komunitas Muslim di Inggris. Sebelumnya saya berpikiran negatif, tapi melihat apa yang mereka lakukan untuk saya dan komunitas sekitar, baik Muslim maupun non-Muslim, saya hanya bisa mengucapkan terima kasih," ucap Eva.

Beri Komentar