Titi Wati Dan Keluarga Berdoa Sebelum Menjalani Operasi (Foto: Liputan6.com/Rajana K)
Dream - Operasi bedah pasien obesitas Titi Wati menghadapi kendala. Tim Dokter RSUD Dorrys Sylvanus, Palangkaraya, mengatakan, ketebalan lemak di perut Titi Wati yang mencapai 15 sentimeter menyulitkan proses pembedahan.
Tim dokter akhirnya memutuskan membedah area di atas pusar Titi. Menurut ketua tim dokter, Gede Eka Rusdiantara, tingkat ketebalan lemak di area itu lebih kecil.
" Agar kamera bisa dimasukkan ke dalam perut, tim memutuskan mencari lokasi yang tingkat ketebalan lemak kurang dari 15 sentimeter," kata Gede, dikutip dari Liputan6.com, Rabu 16 Januari 2019.
Gede mengatakan, secara umum operasi pembedahan Titi berlangsung selama satu jam 15 menit dan berjalan lancar. Diagnosis awal dokter menyebut, usai operasi gula darah dan fungsi organ tubuh lainnya berjalan normal.
Titi, imbuh Gede, menjalani operasi pengambilan 50 hingga 60 persen bagian lambung. Upaya itu untuk menurunkan berat badan Titi.
" Harapannya nanti pasien akan bisa menurunkan berat badan antara 15 kilogram hingga 25 kilogram setiap bulannya," ujar dia.
Penanganan Titi rencananya tidak akan berhenti pada operasi ini. Direktur RSUD Sylvanus Palangkaraya, Yayuk Indriaty, mengatakan, akan mendampingi Titi hingga sembuh.
" Kita akan tetap bekerja sama dengan Rumah Sakit Sanglah dan Rumah Sakit Royal di Bali untuk penanganan pasien ini," ujar dia.
Sumber: Liputan6.com/Rajana K
Dream - Jumat, 11 Januari 2019 sekitar pukul 08.00 WIB, suasana tak biasa terasa di rumah Titi Wati, Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Puluhan petugas pemadam kebakaran dan petugas rumah sakit berada di rumahnya.
Bukan karena ada kebakaran, tapi untuk mengevakuasi Titi agar bisa dibawa ke rumah sakit. Puluhan petugas pemadam kebaran itu datang bukan tanpa sebab, mereka bertugas untuk menjebol tembok rumah Titi.
Proses evakuasi Titi tidak semudah yang dibayangkan, karena perempuan berusia 37 tahun itu kini memiliki berat badan 350 kilogram. Tembok rumah harus dijebol lantaran pintu yang berada di rumah Titi terlalu kecil bagi tubuhnya.
Setelah bekerja ekstra, 20 petugas pemadam kebakaran itu berhasil menjebol tembok rumah dan berhasil memindahkannya ke mobil ambulans untuk dibawa ke RSUD Dorrys Sylvanus.
" Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan pemerintah dan saya siap lahir batin untuk menjalani semuanya," ujar Titi dikutip dari laman Liputan6.com, Sabtu 12 Januari 2019.
Wakil Direktur RSUD Dorrys Sylvanus Bidang Kemitraan dan Pendidikan, Theodorus Sapta Atmaja akan ditempatkan di ruang khusus untuk memantau kesehatannya secara serius.
Dalam waktu sepekan, tim medis akan memantau kondisi kesehatan Titi dalam rangka persiapan menjalani operasi lambung.
Dengan operasi ini, diharapkan berat badan Titi turun 15 hingga 20 kilogram.
" Jadi nantinya volume lambungnya akan berkurang hingga 50 persen," ucap Theodorus.
Tim medis yang akan menangani Titi sebanyak enam orang yakni dua dokter bedah, satu dokter anastesi dan tiga perawat yang didatangkan dari Bali.
(Sumber: Liputan6.com/Rajana K)
Dream - Titi Wati menjadi sorotan media nasional. Wanita yang tinggal di Jalan G Obos XXV, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, ini menyedot perhatian lantaran ukuran tubuhnya yang tidak normal.
Berat badan Titi dinilai tidak wajar, 350 kilogram. Tubuhnya membesar hingga kesulitan untuk duduk. Sehingga, Titi hanya bisa tengkurap.
Saat ini, belum ada penjelasan medis terkait kondisi Titi yang mengalami obesitas akut. Kasus Titi ini juga menjadi perhatian serius di kalangan praktisi kesehatan.
Ada sekitar 6 dokter dari berbagai rumah sakit turun tangan menangani Titi. Saat ini, Titi berada dalam pantauan ketat medis sebelum dilakukan operasi.
Kepala Departemen Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Palangkaraya, I Nyoman Sri Yuliani, menjelaskan, secara teori apa yang terjadi pada Titi bisa dialami siapa saja. Menurut Sri, obesitas yang dialami Titi terjadi akibat terlalu banyaknya asupan kalori.
Sementara, aktivitas membakar kalori sangat sedikit. Sehingga terjadi kelebihan kalori yang kemudian menumpuk dan menjadi lemak.
Pemicu obesitas, kata Sri, ada banyak. Bisa karena pola makan yang salah, kurang aktivitas fisik, hingga faktor genetik seperti keturunan, gangguan hormon, atau karena sedang dalam terapi tertentu.
" Obesitas juga dipicu perubahan gaya hidup, asupan nutrisi yang semakin banyak dari makanan olahan atau diet dengan tinggi kalori," kata Sri, dikutip dari JPNN.
Penumpukan lemak tubuh, apalagi jika berlebihan, meningkatkan risiko gangguan kesehatan serius seperti sakit jantung, diabetes atau hipertensi. Selain itu, obesitas juga dapat menimbulkan gangguan kualitas hidup maupun masalah kejiwaan seperti minder hingga depresi.
Obesitas perlu segera ditangani agar tidak menimbulkan dampak berbahaya pada tubuh. Caranya dengan mengubah pola makan dan memperbanyak aktivitas fisik juga perilaku dari penderitanya.
Penanganan kasus obesitas, menurut Sri, dilihat dari penyebabnya lebih dulu. Sehingga, tidak semata dengan memperbanyak aktivitas fisik.
Sementara, dalam kasus Titi, Sri belum dapat memberikan kesimpulan. Sebab, dia belum mengetahui penyebab tubuh Titi membesar.
" Dicurigai memang dari pola makan yang tidak teratur dan berlebihan," kata Sri.
Meski demikian, Sri menegaskan butuh pemeriksaan lebibih dulu untuk mengetahui penyebab sebenarnya dari obesitas. Termasuk untuk menemukan kemungkinan adanya pemicu lain seperti kangker atau gangguan hormon.
Sri meragukan pengakuan Titi yang terbiasa minum air es. Sebab, air es murni tidak akan menimbulkan kegemukan.
" Kalau (air es) diberi gula baru bisa. Apalagi minumnya sampai lima gelas dan gorengannya berpuluh-puluh, itu bisa jadi obesitas," kata Titi.
Sumber: JPNN
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN