Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengirim tim ke Mali untuk menginvestigasi kasus dugaan pembunuhan massal sekitar 150 orang. PBB menyebut kasus pembunuhan massal di negara bagian Mopti pada Sabtu, 24 Maret 2019, terjadi secara diam-diam.
Dilaporkan RTE, Sekretaris Jenderal PBB mengatakan terkejut dan marah karena mendengar kabar 153 orang tewas. Anak-anak dan perempuan turut menjadi korban pembunuhan ini. Sementara itu, 70 orang lain dilaporkan terluka.
Dilaporkan korban selamat, pembunuhan menggunakan senapan otomatis, senapan berburu, dan senjata lainnya.
PBB memperkirakan, 600 orang tewas dalam kekerasan antar-etnis di wilayah Mopti pada tahun lalu. Sementara itu, tahun ini sebanyak 219 orang diperkirakan terbunuh.
Serangan di desa Ogossou-Peulh dilaporkan dilakukan orang-orang bersenjata berpakaian tradisional sebagai pemburu Dozo.
Orang mati dan terluka berasal dari kelompok etnis Fulani, juga dikenal sebagai Peuhl. Pemburu Dozo terdiri dari orang-orang Dogon dan Bambara.
Warga sipil Fulani telah dibunuh oleh para pemburu Dozo dan milisi lain yang memerangi kelompok Islam Jama'at nusrat al-Islam wal Muslimeen (JNIM).
JNIM, yang berafiliasi dengan Al Qaeda, telah merekrut anggota dari komunitas Fulani. Sengketa tanah dan air juga menjadi penyebab serangan itu.
Kekerasan telah menyebar dari utara ke arah pusat Mali. PBB mendesak pemerintah Mali untuk mengambil langkah-langkah cepat untuk mencegah kekerasan lebih lanjut.
Pemerintah Mali telah mengakui, warga sipil telah dibunuh tentara selama operasi kontra pemberontakan. (ism)
Advertisement
Dompet Dhuafa Kirim 60 Ton Bantuan Kemanusiaan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Perlindungan Rambut Maksimal yang Ringan dan Praktis Lewat Ellips Hair Serum Ultra Treatment

Temukan Pengalaman Liburan Akhir Tahun yang Hangat di Archipelago Hotels

Kolaborasi Strategis KEC dan Archipelago Hadirkan Perusahaan Manajemen Hotel Baru di Madinah

Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa
