Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Muhammad Bin Salman Bin Abdulaziz Al Saud (Shutterstock.com)
Dream - Pejabat Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menuding Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman bin Abdulaziz Al Saud sebagai tersangka pembunuhan Jamal Khashoggi. Jamal adalah jurnalis Saudi yang tewas di Istanbul, Turki, pada 2018 lalu.
Pelapor Khusus PBB untuk Extrajudicial, Ringkasan atau Eksekusi Sewenang-wenang, Agnes Callamard, meskipun dia tidak punya bukti menyatakan Muhammad bin Salman adalah pelakunya namun terkait perintah dan hasutan pembunuhan, sang pangeran disebut tersangka utama.
" Saya pikir dia adalah tersangka utama terkait siapa yang menerintahkan atau yang menghasut pebunuhan. Dia adalah sosoknya. Secara pribadi, saya tidak memiliki bukti yang menunjukan dia telah memerintahkan kejahatan," ujar Callamard, dikutip dari Anadolu Agency.
Untuk menguatkan dugaannya, Callamard menyebut tidak adanya bukti merupakan petunjuk kejahatan semacam itu, tidak mungkin terjadi tanpa campur tangan Muhammad bin Salman. Dia juga mendasarkan argumennya pada laporan intelijen yang diterimanya.
" Saya percaya menurut informasi yang diberikan lebih dari setahun yang lalu, CIA (Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat) mungkin memiliki informasi ini," kata dia.
Dalam catatan wanita yang juga berprofesi sebagai advokat hak asasi manusia, persidangan kasus pembunuhan Jamal yang rencananya digelar di Turki berstatus 'in absentia' (proses peradilan dijalankan tanpa menghadirkan terdakwa).
Callamard mengatakan sudah jadi rahasia umum Arab Saudi tidak akan mengizinkan terdakwa diadili di Turki.
" Meski demikian, saya pikir ini penting. Saya ingin mencatat para terdakwa diwakili, mereka telah ditugaskan sebagai pengacara oleh negara," kata dia.
Dalam pandangan Callamard, sidang yang digelar di Turki lebih adil daripada di Saudi.
Persidangan kasus pembunuhan Jamal digelar pada 3 Juli lalu sebagai pembuka. Ada 20 warga negara Saudi yang diajukan dalam persidangan, kesemuanya didaftarkan sebagai tersangka.
Pada 2018, Jamal sempat masuk ke Konsulat Jenderal Arab Saudi di Istanbul. Tetapi, sejak saat itu dia tidak pernah lagi keluar.
Santer berkembang Jamal telah dibunuh dalam operasi intelijen. Tubuhnya hingga saat ini belum ditemukan.
Pengadilan Kejahatan Berat Istanbul mendengarkan keterangan dari tunangan Jamal, Hatice Cengiz, dan sejumlah saksi lainnya. Cengiz mengatakan tunangannya telah dijebak untuk memasuki konsulat tepat di hari dia meninggal.
Advertisement
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Si Romantis yang Gampang Luluh: 4 Zodiak Ini Paling Cepat Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama
Lebih dari Sekadar Bermain, Permainan Tradisional Ajak Anak Latih Fokus dan Kesabaran
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta
Nyaman, Tangguh, dan Stylish: Alas Kaki yang Jadi Sahabat Profesional Modern
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Sosok Ferry Irwandi, CEO Malaka Project yang Mau Dilaporkan Jenderal TNI ke Polisi