PBNU Salurkan Bantuan Untuk Korban Gempa Lombok (istimewa)
Dream - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyumbangkan dana bantuan senilai Rp1 miliar untuk korban gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dana tersebut dihimpun melalui NU Care-Lazisnu dan LPBI NU.
" Bantuan tahap pertama sebanyak Rp1 miliar berhasil dihimpun NU Care-Lazisnu dan LPBI NU akan diberikan kepada korban gempa di Lombok," ujar Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siraj melalui keterangan tertulis yang diterima Dream, Rabu 8 Agustus 2018.
Said berujar akan ada bantuan lanjutan yang dikirimkan oleh PBNU untuk membantu meringankan beban para korban.
Dia juga mengajak seluruh warga Nahdliyyin untuk bahu membahu menolong korban gempa Lombok baik melalui doa, sumbangan uang, pakaian, tenaga dan yang lainnya.
Perwakilan NU Care-Lazisnu, Ajat Sudrajat, menuturkan bantuan yang telah terkumpul tak hanya datang dari donatur dalam negeri. Sumbangan juga berasal dari mancanegara.
" Bantuan juga datang dari Lazisnu Hong Kong dan Korea. Mari semua bersinergi untuk meringankan beban saudara-sauadara kita yang sedang tertimpa musibah gempa di Lombok," kata Ajat.
Lombok diguncang gempa dahsyat sebanyak dua kali di waktu yang cukup berdekatan. Pada 29 Juli 2018, bagian utara pulau ini diguncang gempa dengan kekuatan 6,4 Skala Richter.
Trauma warga belum sempat pulih, Lombok kembali diguncang gempa dengan kekuatan lebih besar, mencapai 7 SR. Bencana ini menyebabkan korban jiwa mencapai 105 orang.
© Dream
Dream - Tim evakuasi reruntuhan masjid di Desa Lading-Lading, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, menemukan seorang korban dalam keadaan selamat.
" Alhamdulillah ada korban yang bisa diselamatkan dari masjid yang roboh diguncang gempa 7 SR di Desa Lading-Lading Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara," tulis Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, di akun Twitter, @Sutopo_PN.
Alhamdulillah ada korban yang bisa diselamatkan dari masjid yang roboh diguncang gempa 7 SR di Desa Lading-Lading Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara. Evakuasi masih terus dilakukan oleh tim SAR gabungan. Semoga banyak yang bisa diselamatkan. pic.twitter.com/hJ0NKZUB53
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN)6 Agustus 2018
Sutopo mengunggah video tentang korban selamat tersebut. Dalam video itu, terlihat seorang jemaah mengenakan gamis abu-abu dan peci putih diangkat sejumlah tentara.
Korban dibawa menjauh dari reruntuhan. Sembari menahan tangis, korban terus melafalkan syahadat.
Proses evakuasi masih terus dijalankan oleh gabungan Basarnas dan TNI. Hingga Selasa pukul 09.00 WIB atau 10.00 WITA, tiga korban dinyatakan meninggal dan satu selamat dari reruntuhan masjid.
© Dream
Sutopo mengatakan data terkini yang didapatkan BNPB mencatat jumlah korban meninggal dunia akibat gempa Lombok mencapai 105 orang. Seluruhnya adalah warga Indonesia.
" Belum ada warga asing (meninggal akibat gempa)," ujar Sutopo, dikutip dari Liputan6.com.
Sedangkan untuk korban luka, Sutopo menyebutkan jumlahnya belum bertambah yaitu masih 236 jiwa. Sedangkan jumlah pengungsi diperkirakan mencapai ribuan orang.
" Jumlah ini masih terus diperbaharui, karena masih ada wilayah yang belum terjangkau aksesnya, listrik dan air sulit," kata Sutopo.
Jumlah korban terbanyak ditemukan di Lombok Utara. Ini lantaran lokasi dekat dengan pusat gempa di Lombok Timur.
© Dream
Dream - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan terdapat sekitar tiga shaf jemaah sholat Isya terjebak di masjid di Desa Lading-Lading, Kecamatan Tanjung, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat akibat gempa. Tetapi, jumlah korban di masjid itu belum dapat dipastikan.
" Informasi didapat, estimasi sampai tiga shaf jemaah masih belum dapat dievakuasi karena keterbatasan alat berat," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dikutip dari Liputan6.com, Senin 6 Juni 2018.
" Kami belum tahu jumlah pasti berapa jiwa dan apa ada korban luka atau meninggal, belum kami ketahui datanya," ucap Sutopo melanjutkan.
Berdasarkan informasi sementara yang diperoleh, lanjut Sutopo, para korban sedang melaksanakan sholat Isya. Di saat itulah terjadi gempa yang merobohkan atap masjid.
" Diperkirakan banyak korban meninggal dunia dan belum bisa dievakuasi karena tidak ada alat berat," ucap Sutopo.
Sutopo melanjutkan tim SAR gabungan mencoba mengevakuasi para korban secara manual. Langkan ini dilakukan sembari menunggu datangnya alat berat.
" Jadi Tim SAR gabungan pakai cara manual, reruntuhannya tembok-tembok beton," kata Sutopo.
Advertisement
Komunitas InterNations Jakarta, Tempat Kumpul Para Bule di Ibu Kota

Lihat Mewahnya 8 Perhiasan Bersejarah Kerajaan Prancis yang Dicuri dari Museum Louvre

Hobi Membaca? Ini 4 Komunitas Literasi yang Bisa Kamu Ikuti

Baru Dirilis ChatGPT Atlas, Browser dengan AI yang `Satset` Banget

Bikin Syok, Makan Bakso Saat Dibelah Ternyata Ada Uang Rp1000
