Tip Untuk Uang Kuliah Alesha Palmer (emirates247.com)
Dream - Seorang pelayan muda di sebuah restoran di Dallas, Texas, Amerika Serikat terkejut dan merasa tidak percaya. Ini lantaran dia mendapat tip begitu besar senilai US$1.000, setara Rp13 juta dari pengunjung, pasangan lanjut usia (Lansia).
Alesha Palmer baru sebulan lulus dari jenjang SMA. Dia kemudian bekerja di sebuah restoran Italia, Vetoni yang terletak di Gun Barrel City, sisi tenggara Dallas.
Pekan lalu, ada sepasang Lansia yang berkunjung ke restoran tersebut. Melihat Alesha yang masih muda, Lansia tersebut tertarik untuk mengajak berbincang.
Lansia tersebut kemudian bertanya tentang rencana Alesha, apakah dia ingin melanjutkan kuliah atau tidak. Alesha mengaku dia tengah mengalami kesulitan keuangan, sehingga belum bisa memutuskan apapun.
Sebenarnya Alesha berharap bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Dia hanya bisa mengandalkan biaya dari orangtuanya.
Perbincangan mereka berakhir, dan sepasang Lansia tersebut membayar makanan mereka yang jumlahnya kurang dari US$ 10, setara Rp130.000. Tetapi, ada hal yang mengejutkan dalam nota pembayaran makanan tersebut.
Sepasang Lansia itu menulis angka 1.000 di kolom tip dan ditujukan kepada Alesha. Begitu melihat nota tersebut, Alesha seketika menangis. Mimpinya untuk kuliah dapat terwujud.
Sumber: emirates247.com
Dream - Urusan uang tip, penduduk Amerika Serikat (AS) merupakan warga paling baik hati. Setidaknya penilaian itu diberikan situs travel TripAdvisor.
Hampir 60 persen warga AS selalu memberikan uang tips untuk pelayanan yang diberikan. Harus diakui, gaji yang diterima pekerja di bidang ini memang relatif kecil.
Kondisi ini tentu berbeda dengan negara-negara lain di dunia yang mendapat penghasilan lebih baik.
Situs PayScale mencatat, penghasil pelayan di AS hanya US$ 2,13 per jam Rp 27.998 per jam. Bandingkan dengan pelayan di Australia yang bisa mengantongi US$ 15 per jam atau Rp 197 ribu.
Tak heran, pelayan yang bekerja di negara di luar AS terbilang jarang mendapat uang tips.
Mengutip laman businessinsider, Sabtu, 9 April 2016, berikut adalah 10 negara yang paling pelit memberi uang tip:
1. Australia
Biasanya ada biaya layanan yang dimasukin dalam tagihan. Dan uang tips tambahan sepenuhnya karena kesukarelaan. Rata-rata gaji pelayan di Australia adalah US$ 15,38 per jam (Rp 202.170).
2. China
Kebiasaan memberi uang tip cukup membingungkan di negara ini. Namun biasanya orang memilih tak melakukannya.
Memberi uang tip termasuk yang dilarang dan dianggap tak sopan. Namun seiring booming industri wisata, banyak pemandu wisata mengandalkan uang tips sebagai pemasukan.
3. Denmark
Menurut undang-undang Denmark, uang jasa layanan restoran harus masuk dalam tagihan. Gaji pelayan di negara ini memang sangat tinggi. Konsumen pun memilih tak memberi tip.
Negara Eropa yang juga memiliki aturan sama adalah Estonia, Finlandia, dan Perancis.
4. Islandia
Biaya layanan selalu tercantum dalam hal apapun di negara ini, Termasuk restoran, taksi, kafe. Jadi kamu tak harus memberikan uang tip.
5. Itali
Uang tip sebesar sepertiga Euro biasanya dimasukan dalam tagihan. Jadi Anda tak harus memberikan tambahan biaya.
6. Jepang
Di Jepang, orang lokal akan langsung memasang posisi menoak saat kamu menyodorkan uang tip. Mereka bahkan akan menolak meski kamu sudah memaksa.
Uang tip di Jepang biasa disebut chippu. Jika memang Anda ingin memaksa, masukan uang dalam amplop atau lipat dalam kertas.
7. Malaysia
Memberi uang tip di restoran Malaysia bukan kebiasaan umum. Uang jasa 10 persen sudah masuk dalam tagihan dan itu termasuk biaya-biaya lainnya.
8. Selandia Baru
Banyak penduduk lokal tak memberi tip. Karena penghasilan yang diperoleh sudah sangat baik. Namun, menurut TripAdvisor, pekerja magang yang rata-rata mahasiswa mendapatkan penghasilan kurang memuaskan. Jadi mungkin mereka akan senang mendapatkan uang tip.
9. Singapura
Memberikan uang tip buat pelayan Singapura bukan hal umum. Dan mungkin takkan banyak mengubah kehidupan mereka. Uang yang ditinggal di atas meja makan justru akan menumpuk di pemilik restoran.
10. Vietnam
Uang tip bukan bagian dari budaya yang hidup di Vietnam. Namun tak salah jika memberikan uang tip jika memang pelayanannya sangat memuaskan.
Dream - Kedai Kopi asal negeri Paman Sam, Starbucks mendapat protes dari pelanggan. Ini lantaran Starbucks melakukan penarikan uang Rp1.000 dari pelanggan dengan alasan donasi CSR tanpa pemberitahuan.
Pelanggan tersebut bernama Juhani Waty. Dia mengunggah struk pembayaran pesanannya ke akun Facebooknya.
Di akun tersebut, Juhani menulis sudah lama tidak berkunjung ke Starbucks. Kali ini dia pergi ke salah satu cabang kedai kopi tersebut di kasawan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat lantaran harus bertemu dengan kliennya.
Juhani lalu memesan kue dan minuman lalu membayarnya. Setelah membayar, dia memeriksa struk pembayaran dan menemukan adanya pungutan donasi tanpa pemberitahuan.
" Seperti biasa saya cek itu billing, eh ternyata tanpa ditawari kita kena charge DONASI. Gak terima sy menuju kasir," tulis Juhari.
Juhari lantas bertanya kepada kasir apakah sumbangan tersebut harus dilakukan. Sang kasir menjawab hal itu merupakan ketentuan yang ditetapkan management.
Dia kembali bertanya mengapa hal itu tidak ditanyakan dulu kepada pelanggan, mengingat sifat donasi adalah sukarela. Lagi-lagi, Juhari mendapat jawaban yang sama, tetapi dengan nada agak tinggi.
" Saya juga ngotot: Kalau sy tdk mau? Bingunglah mereka. Akhirnya SPV turun dan setuju 1000 dikembalikan," tulis dia.
" ENAK SJ ASAL AMBIL UANG ORANG TANPA KASIH TAHU," tulis dia.
" Lha seribu rupiah sekali transaksi, berapa juta yg mereka terima dr hasil ngrampok 1000 rupiah,"
" Memang percaya mereka mau kasih ke yayasan orang miskin? Bullshit... Bohong besar," tulis Juhari.
Sudah lama tdk ke starbuck, hr ini terpaksa sekali ke starbuck krn customer nya gak mau jauh jauh dr kantor nya, ok...
Dikirim olehJuhani Watypada15 Maret 2016
Penjelasan Starbuck
Terkait dengan kebijakan donasi ini, manajemen Starbucks angkat suara. Kedai kopi dari jaringan perusahaan dunia ini memberikan penjelasan di akun resmi Twitter @SbuxIndonesia. Donasi sebesar Rp1.000 tersebut disalurkan kepada NGO asal Amerika Serikat, Planet Water, yang memusatkan perhatian pada konservasi sumber air alami.
" Hi @cibilicious Rp. 1K dr penjualan air mineral disumbangkan ke @PlanetWaterLive u/ program Water for Change. Info http://on.fb.me/1WuAGxC," tulis pengelola akun @SbuxIndonesia.
Hi @cibilicious Rp. 1K dr penjualan air mineral disumbangkan ke @PlanetWaterLive u/ program Water for Change. Info https://t.co/EJDZ5l31f4 �
— Starbucks Indonesia (@SbuxIndonesia)18 Maret 2016
Dream - Jika terbiasa menggunakan sistem nontunai dalam pembayaran, Anda harus berhati-hati. Bisa jadi, Anda harus membayar bon belanja jauh dari nilai yang sebenarnya.
Pengalaman ini pernah dialami oleh seorang wanita bernama Icha saat makan siang di sebuah kafe di kawasan perbelanjaan Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang. Dia harus membayar menu makannya di kafe tersebut sebesar Rp 17 juta lebih.
Icha memfoto bon dan struk kartu debit dengan jumlah nominal yang berbeda. Foto itu lantas dia unggah ke akun jejaring sosial Path miliknya.
Dalam akun itu, Icha menulis dia sering mendengar kabar kasir sebuah restoran kerap memasukkan nominal tidak sesuai dengan yang tertera dalam bon tagihan makan ke dalam mesin EDC. Terkadang, kejadian semacam itu tidak disadari oleh pelanggan.
" Nah pas siang ini abis jemput Qianna gw mampir makan di resto ini. Pas mau bayar, gw kasih atm BCA gw ke pelayan," tulis Icha.
" Tapi karna perlu pin, makanya gw dipanggil ke kasih buat masukin pin. Sambil gw masukin pin, gw diajak ngobrol, ditanya makanannya enak ngga dll," lanjut dia.
" Nah tapi pas gw cek struk yg keluar dr mesin edc kok 17jut amat!!! Protes dong yaaaa...," ungkap dia.
Icha seketika meminta pelayan untuk memanggil manager restoran tersebut. Tetapi, satu pelayan memberitahu sang manager sedang salat.
Icha akhirnya memutuskan untuk menunggu sang manager. Sambil menunggu, sang kasir mengeluarkan perkataan yang mengejutkan Icha.
" Untung masih disini bu, kalo udah keluar resto ngga bisa kita proses pengembalian uangnya, dan kalaupun bisa pasti butuh waktu lama," tulis Icha menirukan perkataan sang kasir. (Ism)
Dream - Sebuah bon tagihan pesanan Pizza Hut berhasil menyelamatkan nyawa sebuah keluarga. Ide cerdik seorang wanita berhasil membuat bon ini membawa pesan pertolongan.
Cheryl Treadway, seorang ibu tiga anak diketahui disekap pada Senin, 4 Mei lalu. Pelakunya tak lain adalah kekasihnya, Ethan Nickersen.
Nickersen yang diduga berada dalam pengaruh obat terlarang, diketahui bertengkar dengan Treadway. Terbawa emosi pria ini mengancam Treadway menggunakan pisau besar.
Mengutip laman mtv.com, Kamis, 7 Mei 2015, Treadway mulai berpikir keras meloloskan diri dari sekapan pacarnya tersebut. Peluang muncul kala Treadway memesan pizza untuk makan anak-anaknya lewat aplikasi Pizza Hut yang terpasang di telepon genggam pacarnya.
Saat memesan pizza, Treadway berpikir cepat untuk menuliskan pesan bantuan dalam kolom komentar. " Please help. Get 991 to me (Tolong, telepon 911 untuk saya)" . Tak cukup satu pesan, Treadway juga menulis pesan " 911 hostage, help" .
Membaca pesan komentar yang tak lazim, pegawai Pizza Hut langsung mengerti dengan amanat yang disampaikan tersebut. Dengan cepat petugas Pizza menelepon kantor polisi Highland County.
Berkat aksinya ini, polisi berhasil menyelamatkan Treadway dan anak-anaknya. Serta membekuk Nickerson tanpa perlawanan.
Advertisement
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Si Romantis yang Gampang Luluh: 4 Zodiak Ini Paling Cepat Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama
Lebih dari Sekadar Bermain, Permainan Tradisional Ajak Anak Latih Fokus dan Kesabaran
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta
Nyaman, Tangguh, dan Stylish: Alas Kaki yang Jadi Sahabat Profesional Modern
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Sosok Ferry Irwandi, CEO Malaka Project yang Mau Dilaporkan Jenderal TNI ke Polisi