Dream - Polisi belum bisa memastikan secara resmi siapa pelaku yang tega mencampurkan racun sianida ke dalam es kopi yang diminum Wayan Mirna Salihin di Kafe Oliver, Grand Indonesia Mall, Jakarta Pusat.
" Yang meracuni kopi Mirna di oliver cafe Grand Indonesia itu jahat sekali.. hmmm, dasar psikopat," tulis Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Krishna Murti dalam akun Facebook miliknya, Sabtu lalu 16 Januari 2016.
Sebelumnya, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat, Komisaris Besar Polisi Muhammad Iqbal memastikan ada dugaan kesengajaan atas tewasnya Mirna.
" Kita menemukan adanya unsur perbuatan jahat," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat, Komisaris Besar Polisi Muhammad Iqbal, Senin 18 Januari 2016.
Namun, polisi belum mau menyebutkan siapa pelaku utama dalam perkara ini. Kata Iqbal, sampai saat ini masih dalam penyelidikan kepolisian.
Pelaku bakal dikenakan pasal pembunuhan berencana. " Kami bisa langsung menelusuri dari mana, yang akan calon tersangka, atau yang menjadi terduga tersangka," katanya menerangkan.
Diketahui, berdasarkan hasil uji laboratorium forensik kopi yang diminum Mirna dipastikan mengandung 15 gram sianida. Kandungan 15 gram tersebut termasuk sangat tinggi dan mematikan. (Ism)
Dream - Kepala Pusat Laboratorium dan Forensik Polri Brigjen Alexander Mandalika menjelaskan, jumlah konsentrasi sianida di kopi sebanyak 15 gram per liter itu, termasuk kategori dosis tinggi.
90 Miligram per liter saja sudah bisa mematikan, apalagi sebanyak 15 gram per liter.
Kematian yang disebabkan racun ini bisa sangat cepat yakni hanya hitungan menit. Sehingga sesaat setelah Mirna meminum kopi seruputan pertamanya, dia langsung kejang-kejang dan mulutnya berbusa, hingga akhirnya meninggal.
Dijelaskannya, bila dibandingkan dengan takaran 90 miligram per liter saja, sudah mematikan maka kandungan sianida yang mencapai 15 gram per liter di gelas Mirna itu setara dengan 166,67 kali dari dosis yang mematikan.
Angka itu dengan hitungan 15 gram setara dengan 15.000 miligram dan dibagi 90 miligram dosis yang bisa mematikan. (Ism)
Dream - Kasus Mirna Salihin, perempuan yang meninggal usai meminum kopi di kedai kopi di Grand Indonesia, masih menyimpan misteri. Meski begitu belakangan satu nama terus disorot.
Nama satu orang tersebut tak lain adalah Jessica, teman minum kopi korban. Nama itu diduga berperan besar dapat mengungkap sebab di balik meninggalnya Mirna.
Tetapi, kepolisian Polda Metro Jaya tak ingin gegabah menyorot satu nama saja. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Krishna Murti mengatakan, polisi juga fokus pada nama-nama lain.
" Semuanya kami periksa. Suami, keluarga, teman, dan pembantunya. Jadi tidak ke satu orang saja. Kami ingin sesuatu itu bulat karena fakta-fakta kesesuaian dan analisa bukan opini," kata Krishna, di Polda Metro Jaya, Rabu, 13 Januari 2016.
Khrisna menambahkan, proses interograsi Polisi yang selama ini berjalan tidak hanya difokuskan kepada Jessica semata. Interograsi juga dilakukan pada saksi-saksi lain.
" Semua saksi sudah sering diinterograsi. Tidak hanya Jessica saja. Interograsi dilakukan di kepolisian dan juga di lokasi pas pra-rekonstruksi," ujar dia.
Lebih lanjut, Krishna mengatakan dalam waktu dekat ini akan melakukan pemanggilan terhadap para saksi.
Pemeriksaan tersebut dipergunakan untuk melengkapi Berkas Acara Pemeriksaan (BAP) Polisi.
" Pemanggilan saksi nanti itu akan dipergunakan untuk melengkapi BAP. Waktu pemanggilannya kurang lebih tiga hari ke depan dan melibatkan semua saksi. Tidak hanya satu orang saja," ucapnya. (Ism)
Dream - Kepolisian terus mencari informasi untuk menguak kematian Mirna Salihan, perempuan yang tewas usai meminum kopi Vietnam, Rabu, 6 Januari 2016.
Dalam pemeriksaan lanjutan, polisi menggeledah rumah teman dekat korban yang bernama Jessica pada, Senin, 11 Januari 2016 malam.
" Untuk evaluasi saja. Sebab yang bersangkutan berada di TKP (Tempat Kejadian Perkara-red)," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Krishna Murti, Selasa, 12 Januari 2016.
Dari hasil penggeledahan, polisi menyita sejumlah barang milik Jessica. Meski begitu, polisi enggan menyebut barang apa saja yang disita.
Sebelumnya, polisi telah melakukan pra-rekonstruksi di TKP yang melibatkan tim siencitfic crime investigastion, ahli DVI, racun dll.
Beberapa petunjuk semisal sidik jari, bercak darah dan bukti-bukti yang bisa dikembangkan telah didapat. Meski begitu, Krishna tak ingin menjelaskan secara detail data yang didapat.
" Tapi detailnya tak bisa kami ungkapkan," ucap dia. (Ism)
Dream - Polda Metro Jaya telah melakukan pra rekontruksi di kafe Olivier di Grand Indonesia, lokasi Wayan Mirna Salihin tewas usai menyeruput kopi es Vietnam.
Polisi menghadirkan dua sahabat Mirna yang kala itu datang bersamanya. Keduanya menjelaskan kronologi pertemuan mereka dengan Mirna di kafe itu.
Dalam pra rekonstruksi itu, Mirna duduk di tengah diapit dua temannya di sebelah kiri dan kanan.
Keduanya juga memperagakan detik-detik terakhir Mirna tewas. Awalnya ia mual usai menyeruput es kopi Vietnam. Setelah itu, Mirna meminta rekannya untuk mencium aroma minuman yang diminumnya tersebut.
" Oh my god, it's so bad," kata salah satu rekan korban mengulangi ucapan Mirna usai menenggak es kopinya saat pre rekontruksi.
Kepala Bidang Humad Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polis Mohammad Iqbal mengatakan terkait keterangan saksi dan sejumlah barang bukti, penyidik masih mengumpulkan semuanya dan sedang dianalisa.
Nantinya, dari analisa ini akan disimpulkan berkorelasi atau tidak dengan kejadian tersebut sehingga bisa mengerucut apakah peristiwa ini pembunuhan atau tidak.
Sebelumnya keluarga tak berkenan jenazah Mirna diautopsi. Tapi setelah dibujuk polisi dan diberitahu dugaan polisi, keluarga akhirnya setuju.
Mirna tewas pada Rabu 6 Januari 2015, usai menenggak kopi Vietnam yang dipesankan rekan Mirna sebelum ia datang. Diketahui ada jeda 40 menit sejak rekan korban memesankan kopi sampai akhirnya Mirna datang dan meminum kopinya.
Salah satu rekan korban memang lebih dulu datang ke cafe di Grand Indonesia tersebut. Sedangkan Mirna datang belakangan bersama seorang rekan lainnya
" Kita belum menyimpulkan ini peristiwa pembunuhan. Tapi penyidik meyakini kematian korban tidak wajar dan mencurigai suatu zat di dalam kopi sebagai penyebab utamanya," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Krishna Murti menambahkan.
Dream - Polisi terus mengembangkan kasus tewasnya Wayan Mirna Salihin usai minum kopi di Grand Indonesia.
Rekaman kamera CCTV yang disita polisi tak dapat menunjukkan apa yang dilakukan rekan korban dengan kopi, sebelum Mirna tiba dan meminum kopinya.
Kamera CCTV itu berada di balik sebuah tanaman tinggi. Sementara rekan korban memilih tempat duduk persis di balik tanaman tinggi itu.
Sehingga tidak terlihat apapun yang dilakukan rekan korban di rekaman CCTV. Namun polisi menyebut sejumlah saksi memberikan keterangan yang bisa menjadi bukti selain rekaman CCTV.
Sebelumnya keluarga tak berkenan jenazah Mirna diautopsi. Tapi setelah dibujuk polisi dan diberitahu dugaan polisi, keluarga akhirnya setuju.
Mirna tewas pada Rabu 6 Januari 2015, usai menenggak kopi Vietnam yang dipesankan rekan Mirna sebelum ia datang. Diketahui ada jeda 40 menit sejak rekan korban memesankan kopi sampai akhirnya Mirna datang dan meminum kopinya.
Salah satu rekan korban memang lebih dulu datang ke cafe di Grand Indonesia tersebut. Sedangkan Mirna datang belakangan bersama seorang rekan lainnya.
" Kita belum menyimpulkan ini peristiwa pembunuhan. Tapi penyidik meyakini kematian korban tidak wajar dan mencurigai suatu zat di dalam kopi sebagai penyebab utamanya," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Krishna Murti, Senin 11 Januari 2016.
Dari keterangan yang didapat Polda Metro Jaya, karyawan cafe sempat mencicipi setetes kopi yang diminum korban. Hasilnya pegawai kafe itu langsung muntah-muntah usai mencicipi setetes kopi itu.
" Ini harus dirunut dan direkonstruksi seluruhnya. Mencocokkan alat bukti satu dan lainnya untuk menyimpulkan," kata Krishna menambahkan. (Ism)
Advertisement
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik