Ronald Van Der Plaat Usai Menjalani Persidangan (independent.co.uk)
Dream - Pelaku penyekapan dan pemerkosaan pada anak kandung sendiri, Ronald Van der Plaat telah selesai menjalani hukuman penjara. Kini, dia telah bebas dari penjara di Auckland, New Zealand.
Van der Plaat diganjar hukuman penjara selama 15 tahun setelah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan penyekapan sekaligus pemerkosaan terhadap putrinya, Tanjas Darke, selama 23 tahun. Dia mulai menjalani vonis tersebut pada 2001.
Dia sempat dibebaskan secara bersyarat pada 2010. Tetapi, Van der Plaat harus kembali ke penjara pada 2012 lantaran terlihat menggandeng tangan seorang gadis muda di sebuah museum di Auckland.
Pembebasan kala itu mensyaratkan Van der Plaat tidak boleh mengadakan kontak dengan anak di bawah usia 16 tahun, kecuali di bawah pengawasan orangtua si anak atau orang yang tahu catatan kriminal dilakukan pria berusia 82 tahun itu. Ditambah, dia harus mendapat persetujuan dari pengawas hukuman percobaannya.
Van der Plaat dijadwalkan bebas pada Rabu kemarin. Dia akan kembali ke rumahnya di Te Atatu, kawasan suburban Auckland, lokasi dia memperkosa putrinya.
Pria ini mulai melecehkan saat anaknya berusia sembilan tahun hingga dia berusia 32 tahun. Pertama kali dia lakukan saat tinggal di Vanuatu hingga kawasan itu merdeka pada 1980, kemudian berlanjut di Auckland.
Atas pengalaman yang dia alami, Darke, sang putri dari Van der Plaat, menulis kisah pilunya dalam sebuah buku. Dalam buku itu, dia sempat hamil pada usia 12 tahun tetapi keguguran.
Anggota parlemen lokal, Phil Twyford mengaku dihubungi banyak anggota komunitas setelah berita Van der Plaat tersebar ke publik.
" Ada kekhawatiran nyata dan masyarakat tengah mempertimbangan resiko keberadaan orang ini terhadap keselamatan masyarakat yang begitu rentan atas perilaku pelaku ketika dia bebas," kata Twyford.
Rumah Van der Plaat hanya berjarak 400 meter dari sekolah dasar. Warga lokal mengatakan kepada NewsHub dia mungkin akan meminta anaknya berhenti naik sepeda di ujung jalan.
" Jaraknya sangat dekat, mereka mungkin bisa mengambil rute lain," kata dia.
Warga lainnya, Teresa Thomson mengatakan dia akan terus mengawasi Van der Plaat. " Dari sudut pandang orangtua saua ingin dia digantung dan tidak akan pernah membiarkan dia bebas," ucap Teresa.
" Kamu terus memantau dia dan yang perlu dia tahu dia tidak akan bisa melakukan itu lagi," lanjut dia.
Meski sudah dibebaskan, pria kelahiran Belanda ini tetap mendapat larangan mengunjungi sejumlah tempat yang kerap menjadi lokasi anak-anak berkumpul seperti sekolah dan taman. Selain itu, Van der Plaat juga dilarang memiliki alat rekaman dan juga menjadi subjek pengawasan GPS 24 jam penuh selama enam bulan.
Departemen Koreksi telah mengajukan perbaikan putusan kepada Pengadilan Tinggi agar masa pengawasan GPS diperpanjang. Perbaikan putusan tersebut disetujui dan masa pengawasan menggunakan GPS ditambah menjadi 10 tahun.
Warga lain, Leslie Ashwood sepakat dengan perbaikan putusan tersebut. " Jika dia dilacak dengan GPS hanya dalam waktu enam bulan, itu tidak cukup bisa diterima," ucap dia.
" Apa itu enam bulan? Anda tidak akan belajar apapun dalam enam bulan. Jadi butuh jangka waktu yang panjang," lanjut dia.
(Ism, Sumber: independent.co.uk)
Dream - Kehidupan gadis Maroko, Khaoula (bukan nama sebenarnya) teramat pedih. Ia dipaksa menikahi pria pemerkosanya. Setelah menikah dia pun kerap mengalami penyiksaan dari sang suami.
Diberitakan Daily Mail, Sabtu 15 November 2014, Khaoula disiksa dengan pisau cukur. Akibat penyiksaan itu dia mengajukan cerai dan kini dirawat di rumah sakit akibat 50 sayatan pisau cukur di wajahnya.
Saat menyiksa Khaoula, suaminya mengatakan; " Saya bersumpah tidak akan ada orang lain yang mau menikahimu setelah saya."
Beberapa organisasi telah berjanji untuk membantu Khaoula mendapatkan keadilan.
Diketahui, hukum yang berlaku di Maroko hingga kini membebaskan pria Maroko dari hukuman pemerkosaan jika dia mau menikahi korbannya.
Pengadilan biasanya menawarkan pernikahan ketimbang hukuman penjara jika keluarga korban dan pelaku menyetujui pernikahan itu.
Namun, keluarga pelaku biasanya memberikan imbalan sesuai permintaan keluarga korban, sebagai pengganti kehormatan keluarga.
Dream - Tidak ada kata terlambat bagi seseorang yang mau mengakui kesalahan dan memperbaikinya. Hal itulah yang terjadi pada sosok pria berkulit hitam asal Italia. Ajili namanya. Pria kulit hitam yang mengaku telah menyimpan dosa selama 10 tahun.
Hari itu malam semakin larut. Pertengkaran dengan sang bos karena tak sengaja memecahkan beberapa buah piring di retoran tempatnya bekerja. Dengan rasa kesal yang menyelimuti diri, Ajili pergi keluar meninggalkan restoran.
Malangnya seorang wanita yang tak berdosa bertemu dengan Ajili, yang kala itu dalam kondisi emosi membabi-buta.
Kemarahan Ajili ditumpahkan saat melihat sosok si gadis. Gelap mata, dia memperkosanya. Untuk menghilangkan jejak malam itu juga ia menggunakan uang ulang tahunnya untuk membeli tiket KA menuju Napulese, meninggalkan kota. Di Napulese, Italia, ia bertemu keberuntungannya.
Tapi di tempat lain, si wanita korban perkosaan menanggung beban. Dia mengandung benih hasil perkosaan Ajili. Selang beberapa tahun kemudian, bayi itu lahir. Namun sayang, si bayi menderita sakit sumsum tulang belakang. Sang ibu dan suaminya sangat terpukul atas kejadian itu.
Berbagai cara ia lakukan demi menemukan si pelaku pemerkosaan agar bisa menolong Monika.
Penasaran dengan kisah ini, akankah ibund menemukan ayah biologis si bayi demi menyelamatkan hidup gadis itu? Yuk selengkapnya Baca di sini. (Ism)
Kirimkan kisah nyata inspiratif disekitamu atau yang kamu temui, ke komunitas@dream.co.id, dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:
1. Lampirkan satu paragraf dari konten blog/website yang ingin dipublish
2. Sertakan link blog atau sosmed
3. Foto dengan ukuran high-res
4. Isi di luar tanggung jawab redaksi
Ayo berbagi traffic di sini!
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN