Kisah Nyata Wanita Ubah Sampah Jadi Rumah

Reporter : Maulana Kautsar
Selasa, 13 September 2016 06:01
Kisah Nyata Wanita Ubah Sampah Jadi Rumah
Meski usianya kini telah menginjak 60 tahun, perempuan ini menolah menghentikan kegiatan membantu warga miskin.

Dream - Selama lima dekade terakhir, Nargis Latif kerap aktif melakukan penyuluhan tentang daur ulang sampah di Pakistan. Salah satu prestasi terbesarnya adalah mengembangkan teknik membangun perumahan murah yang disusun dari blok sampah kering bagi masyarakat miskin di Karachi.

Kisah inspiratif Nargis Latif dimulai pada tahun 1960-an yang saat itu sering bertengkar dengan tetangga karena mereka membakar sampah di luar rumahnya. Perjuangan kerasnya untuk memindahkan titik pembakaran sampah berhasil. Tapi, itu bukan tujuan sebenarnya.

Dia ingin orang-orang mulai memanfaatkan sampah, bukan hanya membuang atau membakarnya.  Dia harus berdebat dengan orang-orang yang tidak memahami manfaat dari daur ulang. Jadi dia memutuskan untuk menggunakan bahasa yang akan mereka mengerti yaitu uang.

1 dari 3 halaman

Langkah Awal

Langkah Awal © Dream

Nargis mendirikan sebuah organisasi non-pemerintah yang disebut Gul Bahao yang berfokus pada usaha memanfaatkan sampah.

" Saya berbicara dengan ratusan Kabarias (pemulung sampah) untuk membawakan saya kertas, karton, tas belanja, plastik, kaca dan logam. Saya membeli sampah mereka dan sejak itu mentalitas mereka berubah. Sampai saat itu, Kabarias hanya tertarik untuk membeli peralatan rumah tua seperti radio dan jam," kata dia dikutip Dream dari laman Oddity Central mengenang.

Tetapi, mengatur uang untuk membiayai kegiatan daur ulang itu punya tantangan besar.

" Itu tidak mudah.  Saya harus mengemis, meminjam dan mencuri. Saya meminjam dari rentenir dengan bunga tinggi. Tetapi, hasilnya sangat fantastis," kata dia.

2 dari 3 halaman

Mendirikan 150 Rumah Penampungan

Mendirikan 150 Rumah Penampungan © Dream

Dengan dukungan dana yang terkumpul, Gul Bahao mulai membuat semua jenis barang yang berguna dari sampah, mulai dari furnitur hingga toilet ramah lingkungan.

Setelah Pakistan dilanda gempa bumi tahun 2005, Nargis menyediakan tempat penampungan yang terbuat dari sampah tas plastik. Gul Bahao terus membangun rumah sampah tersebut yang disebut Chandi Ghars (rumah perak) untuk beberapa lama setelah bencana alam.

Dan sampai saat ini, Gul Bahao telah membangun lebih dari 150 Chandi Ghars di seluruh negeri. Terutama di distrik Tharparkar, yang merupakan wilayah miskin dengan curah hujan yang kurang dan pasokan air yang sedikit.


3 dari 3 halaman

Menolak untuk Menyerah

Menolak untuk Menyerah © Dream

Meskipun dedikasinya untuk mempromosikan daur ulang dan berbagai prestasi yang mengesankan, Nargis Latif, yang sekarang berusia 60-an, terus berusaha meyakinkan persepsi warga Pakistan tentang sampah.

" Orang-orang mengatakan 'Rumah ini terbuat dari sampah, dan kami tidak ingin tinggal di dalam atau duduk di atas sampah'. Tapi rumah itu terbuat dari bahan yang bersih, terutama plastiknya. Sulit untuk menghapus pemikiran dan persepsi orang tentang sampah ini," kata dia.

Meskipun kerap menghadapi berbagai kendala, Nargis menolak untuk menyerah. Bagi Nargis, ini merupakan caranya membaktikan seluruh hidupnya untuk masyarakat.(Sah)

 

Beri Komentar