PM Jepang Shinzo Abe Berencana Mundur

Reporter : Ahmad Baiquni
Jumat, 28 Agustus 2020 14:30
PM Jepang Shinzo Abe Berencana Mundur
Abe diketahui sudah dua kali ke rumah sakit dalam dua pekan terakhir.

Dream - Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, berencana mengundurkan diri dari jabatannya. Sumber terdekat menyebut bahwa Abe memutuskan mundur karena masalah kesehatan.

Dilaporkan NHK, Abe dua kali mengunjungi rumah sakit dalam dua pekan terakhir. Hal itu memicu spekulasi kondisi kesehatannya memburuk.

Ini merupakan kali kedua Abe mundur dari jabatannya karena masalah kesehatan. Pertama, dia mundur pada 2007 karena penyakit radang usus setelah setahun menjalankan jabatan.

Dia kembali ke jabatan sebagai Perdana Menteri pada 2012 setelah menang telak pada pemilihan di Majelis Rendah. Masa jabatan tujuh tahun menjadikan Abe sebagai pemimpin terlama di Jepang yang pernah ada.

Abe bisa menjalankan jabatan sebagai PM satu tahun lagi. Masa dia memimpin sebagai Ketua Umum Partai Demokratik Liberal yang merupakan partai penguasa akan berakhir pada September tahun depan.

1 dari 2 halaman

Hati-Hati Indonesia! Jepang dan Thailand Sudah Masuk Resesi Ekonomi

Dream - Satu per satu negara mitra dagang Indonesia melaporkan resesi ekonomi yang melanda negaranya. Terbaru, Jepang dan Thailand melaporkan pertumbuhan ekonomi negatif dua kuartal (yoy) berturut-turut tahun ini.

Dengan kondisi ini, Jepang dan Thailand menyusul negara Asia lainnya yaitu Singapura dan Korea Selatan yang telah lebih dahulu mengalami resesi ekonomia.

Mengutip laman bangkokpost.com, Rabu, 19 Agustus 2020, pertumbuhan ekonomi jepang dilaporkan anjlok 7,8 persen pada April-Juni 2020. Kontraksi ini merupakan yang terparah dalam sejarah modern Jepang seiring dampak pandemik Covid-19.

Kontraksi dibandingkan kuartal sebelumnya sedikit lebih parah dari ekspektasi. Namun pelemahan ini lebih baik dibandingkan pelemahan di berbagai sektor industri.

Merujuk pada data ekonomi Jepang, kontraksi kali ini merupakan yang terparah sejak tahun 1980, selain efek brutal dari krisi keuangan dunia pada 2008 lalu.

Beberapa analis bahkan menyebut resesi ini merupakan yang terparah sejak Perang Dunia II mengingat metode perhitungan di tahun 1980 yang membuat perbandingan menjadi kompleks.

" Jatuhnya ekonomi pada April dan May di bawah kondisi darurat yang diterapkan pemerintah melebihi eksptasi. Rekor penutunan terjadi di sisi permintaan internal dan eksternal," kata chief economist dari Daiichi Life Research Institute, Yishiki Shinke dikutip dari Bangkok Post.

Secara tahunan, ekonomi Jepang mengalami kontraksi 27,8 persen dengan pelemahan dari sisi pemintaan domestik yang turun 4,8 persen dan ekspor bahan makanan dan jasa 18,5 persen.

 

2 dari 2 halaman

Ekonomi Thailand Memburuk Sejak Krismon 98

Kondisi lebih parah dialami Thailand yang mencatat pelemahan ekonomi terparah sejak Krisis Moneter (Krismon) tahun 1998. Mengutip laman Straitstimes, Thailand melaporkan ekonomi mengalami kontraksi 12,2 persen mengutip data National Economic and Social Development Council pada Minggu, 17 Agustus 2020 lalu.

Pelemahan ekonomi Thailand ini merupakan yang terendah sejak Krismon Asia pada 1998. Namun kabar baiknya, kontraksi ekonomi ini lebih baik dari prediksi analis dalam survei Bloomberg yang memperkirakan mencapai 13 persen.

" Kami prihatin dengan kondisi ekonomi khususnya pengangguran dan utang yang buruk dan UMKM," kata Sekjen Dewan Ekonomi Thailand Thosaporn Sirisumphand.

" Kami akan menangani 16 juta pegawai di sektor informal. Kami telah menyiapkan penanganan untuk membantu mereka."

Beri Komentar