Dream - Seorang pria Inggris didakwa atas serangan berunsur rasial terhadap seorang Muslimah di Inggris. Lebih parahnya lagi, Muslimah yang ditendang itu tengah hamil, sehingga kehilangan bayi kembar dalam kandungannya.
Pria yang didakwa itu bernama David Gallacher. Dia dituduh telah menyerang seorang wanita Muslim ketika sedang berjalan di sebuah area tidak jauh dari masjid.
Tidak sampai di situ saja, David juga diduga menyerang seorang pria yang mencoba untuk campur tangan ketika insiden berlangsung.
Korban, seorang wanita berkebangsaan Somalia, lari ke rumahnya dalam ketakutan setelah mendapat serangan rasial itu.
Wanita itu tidak tahu bahwa dia hamil anak kembar sampai diberitahu oleh pihak medik bahwa dia keguguran akibat serangan itu.
Suami Muslimah itu terpaksa berhenti kerja sebagai sopir taksi untuk menjaga istrinya yang trauma setelah kejadian itu.
Serangan terjadi tidak jauh dari sebuah masjid yang pernah diserang aktivis berhaluan kanan setelah bangunan itu dikonversi dari sebuah pub ke masjid. Bangunan itu dilempar bom molotov dan kepala babi.
(Sumber:.thesun.co.uk)
Dream - Rekaman video seorang pria memaki-maki wanita berhijab yang sedang menggunakan mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) menjadi perbincangan hangat. Dalam video terlihat lelaki berkaos singlet jengkel kepada wanita berhijab lantaran lama menggunakan mesin ATM.
Wanita itu awalnya diam. Mungkin karena tidak tahan, dia akhirnya menyerang balik pria itu.
Menurut laporan Oh Bulan, insiden ini diduga terjadi di Singapura. Meski memang kesal menunggu antrean ATM yang terlalu lama, tindakan ekstrem pria itu memang tak bisa dibenarkan.
Meski begitu, pembaca Dream tak boleh percaya sepenuhnya dengan video tersebut. Namun kalangan netizen sepertinya telah terlanjur terbakar emosinya.
Akun @daniz, yang membagikan kabar tersebut mengatakan, “ Kita tahu apa yang telah terjadi di balik video ini. Tapi sepertinya pria itu 100 persen bersalah. Mungkin wanita itu sudah 10 menit di dalam mesin ATM.”
“ Tapi pria itu tetap saja tidak dibenarkan berteriak kasar semacam itu. Ini hanya pendapat pribadi saya,” ucap @daniz.
Sementara itu Bavi dengan akun @bavithraa justru mempertanyakan perubahan sikap warga Singapura. Dia menulis, “ Apakah begini Singapura sekarang?”
Pria itu juga bertanya dengan nada rasis kepada wanita berhijab tersebut. Dia menanyakan dari mana asal negara wanita itu. Tak sampai di situ saja, pria itu menyuruh wanita berhijab itu untuk kembali ke negaranya karena tidak diterima di Singapura.
Pengguna dengan akun @DawnR4L menulis, “ Bahkan meskipun wanita itu tak tahu cara menggunakannya (mesin ATM), tolong dia. Bukannya marah-marah sambil teriak kepadanya.”(Sah)
Dream - Seorang bocah SD Muslim asal Oak Brook, Illionis, Amerika Serikat, Sakeena Ahmed, 9 tahun, mengirimkan sepucuk surat kepada calon presiden AS, Donald Trump. Surat tersebut dikirimkan sebelum Donald Trump memastikan diri menjadi penghuni baru Gedung Putih.
Sakeena tumbuh dalam merasakan betul tekanan yang dialamatkan kepada umat Islam Amerika di masa-masa kampanye pemilihan presiden. Menurut dia, semua karena Donald Trump.
Apa yang dilakukan bocah ini sangat luar biasa. Dia menulis surat terbuka untuk Trump, berharap calon presiden pemenang pemilu AS itu berubah setelah membaca surat dari Sakeena.
" Harapan saya hanyalah Anda jadi baik," tulis Sakeena. " Dan saya berharap surat ini membuat Anda menjadi baik," tulis dia.
Dalam tulisannya, gadis cilik ini meminta Trump membayangkan rasanya berada di bawah sepatu. " Menjadi Muslim sedikit sulit. Bayangkan jika semua orang membenci agamamu," tulis dia.
Sakeena lalu membagi kisah tentang sepupunya berusia 9 tahun, yang selalu ditanya oleh teman-teman satu tim sepakbolanya mengapa tidak pernah memakai celana pendek.
Sepupunya lalu mendengar gadis-gadis itu berkata, 'dia tidak seperti kita'.
" Maksud saya, seperti, tidakkah kita semua manusia? Jika itu adalah dirimu, seberapa sakit perasaanmu?" tanya Sakeena.
Ucapan mengandung Islamofobia telah menjadi bagian penting dalam kampanye Trump, mulai dari ide kontroversialnya melarang Muslim masuk AS hingga serangan pribadinya kepada ibu seorang tentara Muslim yang tewas.
" Anda bilang kami teroris. Kami jelas tidak melakukan apa yang Anda katakan. Ayah saya seorang dokter. Ini bukti kami baik! Kami tidak jahat. Kami ingin damai seperti Anda!" kata Sakeena.
Kepada Huffingtonpost, ibu Sakeena, Aamina Ahmed, sejak kampanye dimulai, banyak komentar negatif Trump tentang Muslim, orang-orang Meksiko, dan imigran menjadi topik diskusi di rumahnya dan di sekolah Sakeena.
Bocah kelas IV SD dan adik laki-lakinya selalu bertanya pada ibunya jika ayah mereka, yang lahir di India, akan dipulangkan lagi ke India jika Trump menang.
Aamina mengatakan surat itu muncul setelah putrinya bertanya pada dia mengapa banyak orang Amerika yang membenci Muslim.
" Untuk meredakan ketegangan, kami berdiskusi tentang hak kami sebagai warga AS serta apa yang tidak bisa kami ambil dari AS," kata Aamina.
" Selain itu, ada banyak warga AS yang percaya pada hak-hak dan akan berjuang melindungi mereka dan kebesaran negeri ini. Meskipun saya pribadi punya masalah dan kekhawatiran saya sendiri, ini merupakan satu-satunya cara saya membuat mereka lebih baik dan tidak mempedulikan hasil pemilu ini," tulis Aamina.
Sumber: huffingtonpost.com
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN