Rombongan Kasad Jenderal Dudung Kecelakaan di Merauker, 1 Meninggal Dunia

Reporter : Nabila Hanum
Selasa, 12 April 2022 19:49
Rombongan Kasad Jenderal Dudung Kecelakaan di Merauker, 1 Meninggal Dunia
Mobil rombongan Kasad Jenderal Dudung mengalami kecelakaan di Merauke.

Dream - Mobil rombongan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI Dudung Abdurachman, kecelakaan di Merauke, Papua.

Peristiwa tersebut terjadi saat Jenderal Dudung meninjau prajurit TNI di Satgas Yonif 123/RW di Sota, Merauke.

Kadispenad, Brigjen Tatang Subarna, mengatakan bahwa kecelakaan tersebut mengakibatkan seorang anggota TNI meninggal dunia.

Anggota TNI yang meninggal itu bernama Letda Cpm I Kadek Suhardiyana meninggal dunia. Tiga awak media juga mengalami luka-luka akibat insiden nahas tersebut.

" Saat ini para korban sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Angkatan Laut Merauke," kata Tatang dalam keterangan tertulis dikutip Selasa, 12 April 2022.

Ia mengatakan saat ini TNI masih menyelidiki penyebab kecelakaan. Namun dugaan sementara insiden tersebut merupakan kecelakaan tunggal akibat pengemudi mengantuk hingga keluar bahu jalan.

" Insiden itu berada di luar rombongan Kasad. Pada saat mencoba kembali ke badan jalan mobil tersebut hilang keseimbangan dan terguling," ujarnya.

1 dari 2 halaman

Jenderal Dudung Dituduh Menista Agama, Menag: Pernyataannya Menjadi Penegasan

Dream - Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal Dudung Abdurachman, dilaporkan ke Puspomad oleh Koalisi Ulama dan Pengacara Anti Penodaan Agama dengan tuduhan menista agama. Laporan tersebut dipicu pernyataan Jenderal Dudung yang menyebut " Tuhan Kita Bukan Orang Arab' saat menjadi narasumber sebuah podcast.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menanggapi laporan tersebut. Dia menyatakan penyataan Jenderal Dudung justru sangat jernih jika dipahami secara utuh.

" Pernyataan itu juga menjadi penegasan bahwa Tuhan memang bukan makhluk, tetapi sebagai Khalik (Sang Pencipta)," ujar Gus Yaqut.

Gus Yaqut juga membenarkan pernyataan Jenderal Dudung mengenai doa dalam Bahasa Indonesia. Menurut dia, umat Islam di luar sholat memang dibolehkan berdoa dengan bahasa apapun, termasuk Bahasa Indonesia.

Dia juga menilai ucapan Jenderal Dudung muncul dalam konteks pilihan dan cara komunikasi dengan Tuhan. Secara jelas, kata Gus Yaqut, Jenderal Dudung tidak bermaksud mendudukkan Allah sebagai makhluk.

" Kalimat Jenderal Dudung 'karena Tuhan Kita itu Bukan Orang Arab' adalah tidak berdiri sendiri tapi bermakna penegasan setelah kalimat 'Pakai Bahasa Indonesia saja'," kata dia.

2 dari 2 halaman

Kedepankan Tabayun

Karena itu, Gus Yaqut mengajak masyarakat mengedepankan proses tabayun atau klarifikasi ketika berhadapan dengan persoalan yang ambigu. Kasus pernyataan Jenderal Dudung semestinya bisa selesai dengan silaturahmi dan diskusi langsung.

" Cara tersebut akan lebih elegan dan tak menguras energi," ucap Gus Yaqut.

Apalagi, sebagai petinggi TNI pastinya Jenderal Dudung sudah dibekali pengetahuan mendalam dan cara komunikasi yang matang. Tentunya, Jenderal Dudung sangat berhati-hati dalam membuat pernyataan atau melakukan tindakan di hadapan publik.

" Termasuk soal agama, Jenderal Dudung justri selama ini memberikan perhatian besar terhadap upaya menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia," terang Gus Yaqut.

Beri Komentar