(Foto: The Washington Post)
Dream - Siapapun yang mengikuti pemberitaan uji coba bom hidrogen Korea Utara (Korut), pasti akan melihat sosok perempuan berbaju pink membacakan berita dengan berapi-api. Itulah Ri Chun Hee.
Nenek 74 tahun ini selalu tampil membacakan berita di satu-satunya stasiun televisi Korut, KCTV dengan pakaian tradisional Korea berwarna pink. Dia pun menikmati status selebriti setelah lebih dari 40 tahun menjadi pembaca berita.
Selama bertugas, dia menyiarkan berita-berita panas mengenai Korut dengan beragam ekspresi. Ri bisa marah, berapi-api hingga menangis berlinangkan air mata.
Karena ciri uniknya saat menyiarkan berita itulah, Ri mendapat julukan sebagai 'Suara Korea Utara'. Sementara kebiasaannya memakai pakaian tradisional berwarna pink saat menyiarkan berita, membuat Ri dijuluki 'Pink Lady' oleh dunia internasional.
Sudah dua dekade Ri membacakan uji coba nuklir atau peluncuran rudal Korut dengan penuh kebanggaan. Dia juga bisa mencela musuh-musuh megaranya seperti Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang dengan nada penuh amarah.
Ri pun mampu mengaduk-aduk perasaan warga Korut dengan berderai air mata saat menceritakan kehidupan dan kematian dua pemimpin Korut sebelumnya. Ya, Ri telah menjalankan tugasnya dengan baik di semua tiga generasi dinasti Kim.
Ri mulai berdinas saat Korut dipimpin pendiri negara itu, Kim Il Sung, yang dilanjutkan anaknya, Kim Jong Il. Bahkan, Ri masih bertugas saat Korut dipimpin cucu Kim Il Sung, Kim Jong Un.
" Dia memiliki suara yang sangat agresif, yang menurut istilah Korut bisa 'memenuhi layar'," kata Kim Yong, seorang pembelot yang menjadi tokoh media di Korea Selatan (Korsel), kepada Reuters pada 2009.
Yong mengatakan saat pertama datang di Korsel dan mendengar pembaca berita, dia seperti mendengar orang tua sedang berbicara di kamar mereka.
" Penyiar berita terkadang salah mengucapkan kata-kata. Di Korut hal itu tidak boleh terjadi, atau mereka akan dipecat," tambah Yong.
Detail tentang kehidupan dan karier Ri jarang terekspos. Tetapi, dia dilaporkan lahir pada tahun 1943 di sebuah keluarga miskin di wilayah yang sekarang menjadi bagian negara tetangga Korsel itu. Dia menghadiri sekolah teater di Pyongyang.
Ri bahkan mendapat pendidikan langsung dari sang pendiri negara Kim Il Sung hingga menjadi seperti sekarang.
Hal itu pernah dimuat oleh majalah Chosun Monthly yang dikelola pemerintah pada 2009. Majalah tersebut melaporkan Il Sung membimbing Ri 'dengan penuh kepercayaan dan kehangatan' agar bisa memiliki suara yang berwibawa.
" Seiring berjalannya waktu, suaranya semakin memiliki daya tarik sehingga setiap kali dia berbicara mengenai berita tersebut, pemirsa akan tersentuh," kata artikel dalam majalah itu.
Artikel di Chosun juga menyebut setiap kali Ri mengumumkan laporan dan pernyataan, musuh-musuh Korut akan gemetar ketakutan.
Ri bergabung dengan televisi pemerintah pada tahun 1971, saat stasiun tersebut mulai menemukan bentuknya.
Blog North Korea Leadership Watch mengatakan, pada 1980an, kehadiran Ri selalu dinantikan warga Korut. Dia membaca laporan tentang segala hal, mulai dari peristiwa nasional, pengumuman pemerintah hingga laporan cuaca.
Pada tahun 1994, dia menangis penuh haru saat membacakan berita kematian Kim Il Sung.
Tujuh belas tahun kemudian, Ri kembali menangis ketika dia mengatakan kepada rakyat Korut bahwa pengganti Il Sung, Kim Jong Il, telah meninggal karena 'sakit mendadak'.
Pengumuman kematian Jong Il itu mungkin momen paling terkenal dalam kariernya yang terus meningkat.
Sebuah cuplikan berita menunjukkan Ri tidak mengenakan pakaian tradisional warna pink. Tapi dia memakai pakaian tradisional berwarna hitam. Suaranya bergetar saat menyampaikan berita itu.
Dia pensiun dari dunia pertelevisian pada tahun 2012. tetapi Pemerintah Korut rupanya masih belum menemukan pengganti yang sesuai.
Mereka menarik Ri kembali untuk membuat pengumuman tentang uji coba rudal dan bom hidrogen pada beberapa pekan belakangan.
Meski hidup di negara tertutup, Chosun melaporkan Ri hidup relatif mewah bersama suami, anak dan cucunya di Pyongyang.
Dalam sebuah wawancara dengan media China, Ri mengatakan ingin bekerja di balik layar. Dia ingin merekrut dan membimbing gadis-gadis Korut untuk proses regenerasi.
" Banyak pembaca berita wanita sekarang sangat muda dan cantik-cantik. Mereka cocok untuk menarik perhatian pemirsa," kata Ri dalam wawancara tersebut.
(Sumber: independent.co.uk)
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik