Terulang, Polwan Polda Sumsel Jadi Korban Pemukulan Oknum TNI

Reporter : Ahmad Baiquni
Selasa, 21 Desember 2021 16:00
Terulang, Polwan Polda Sumsel Jadi Korban Pemukulan Oknum TNI
Polwan Briptu A mengalami sakit kepala dan telinga berdenging usai helmnya dipukul.

Dream - Kasus pemukulan terhadap polisi wanita oleh oknum TNI kembali terulang. Kali ini menimpa polwan di Command Center RO Ops Polda Sumatera Selatan, Brigadir Polisi Satu A.

Insiden pemukulan ini sempat terekam kamera lalu viral. Diduga, pelaku adalan oknum TNI di Kodam II Sriwijaya.

Dalam video yang beredar, awalnya A terlihat naik sepeda motor dan melintas di depan Makodam II Sriwijaya, Jalan Jenderal Sudirman Palembang. Disebutkan insiden itu terjadi pada Senun, 20 Desember 2021 pukul 06.35 WIB.

Saat A melintas, seorang anggota Provost TNI yang jaga di gerbang masuk Makodam II Sriwijaya menghentikan dia. A kaget dan menghentikan motornya setelah melewati oknum TNI tersebut.

Ketika berhenti, tiba-tiba oknum tersebut memukul sisi kanan helm A. Polwan tersebut tidak terima dan menanyakan alasan pelaku.

 

1 dari 6 halaman

Jawaban Pelaku

Oknum TNI tersebut menjawab korban. Dia meminta korban tidak marah-marah di depan Makodam.

" Sudah, mbak, jangan marah-marah, ini komplek TNI, bukan daerah pelacuran," kata oknum tersebut.

Saat kejadian, A mengenakan seragam dinas lengkap dan jaket bertuliskan Command Center Polda Sumsel. Sedangkan oknum TNI yang tidak diketahui identitasnya tersebut memakai baju kurvei.

Akibat insiden ini, A mengalami syok. Kepalanya pusing dan telinga kirinya berdenging.

Kapendam II Sriwijaya, Kolonel Caj Jono Marjono, menyatakan belum bisa memberikan keterangan. Kasus ini, kata dia, masih dalam penyelidikan.

" Sedang kami dalami tentang medsos tersebut oleh tim kami di lapangan," kata dia, dikutip dari Merdeka.com.

2 dari 6 halaman

Fakta Bripda Tazkia Korban Pukulan Oknum Tentara, Ternyata Anak Perwira TNI

Dream - Anggota Polisi Wanita (Polwan) dari Ditsamapta Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah, Brigadir Polisi Dua Tazkia Nabila Supriadi, menjadi korban pemukulan diduga oknum TNI. Kejadian berlangsung Pada Minggu dini hari, 5 Desember 2021 saat Sang Polwan sebenarnya hendak melerai keributan.

Pelaku pemukulan dilaporkan tersebut lebih dari satu orang. Insiden tersebut sempat ramai di media sosial.

Belakangan diketahui, para pelaku berasal dari Batalyon Infanteri Raider 631/Antang, salah satu satuan elit di lingkungan Infanteri TNI Angkatan Darat. Kasus ini sampai ke Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan langsung memerintahkan prajurit terlibat untuk diproses.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Kalteng, Komisaris Besar Kismanto Eko Saputro, membenarkan kejadian tersebut. Dia juga mengungkapkan pelaku adalah anggota Yonif Raider 631/Antang.

" Mereka dari oknum TNI ya, jadi permasalahan di jalan lah, gitu kan sama anggota Polri," kata Kismanto.

3 dari 6 halaman

Kronologi Kejadian Polwan Dipukul Anggota TNI

Kismanto menjelaskan berdasarkan informasi yang didapat, pada Sabtu malam, 4 Desember 2021, Tazkia yang tergabung dalam Tim Pengurai Massa (Raimas) Polda Kalteng sedang berpatroli mengimbau penerapan protokol kesehatan. Patroli berjalan mulai pukul 19.00 WITA dan dijadwalkan berakhir pada pukul 00.00 WITA.

Di tengah patroli, terjadi keributan di salah satu ruas jalan. Tazkia dan rekannya bergegas menuju lokasi untuk menghentikan keributan.

Saat itu, Tazkia mengenakan seragam patroli, lengkap dengan body armor dan helm. Dia berusaha masuk ke tengah keributan untuk melerai dan mengeluarkan imbauan agar massa segera berhenti.

Tetapi, imbauan tak dihiraukan dan Tazkia justru terkena pukulan dari salah satu orang yang terlibat keributan itu. Padahal, saat itu dia sudah berteriak dan mengaku sebagai Polwan.

" Mungkin karena dianggapnya pakai baju polisi bagaimana, dipukuli, mungkin karena kondisi malam, sudah bilang 'saya Polwan', tetapi tetap dipukuli," kata Eko.

 

4 dari 6 halaman

Sempat Tak Tahu Anggota TNI

Eko mengatakan Tazkia mengaku tidak tahu orang yang memukulnya adalah anggota TNI lantaran tidak mengenakan seragam. Tazkia juga tidak mengetahui akar masalah yang memicu keributan tersebut.

" Yang berkelahi pakai baju preman, tapi (Tazkia) enggak tahu kan siapa yang berkelahi awalnya," kata dia.

Dari penuturan Tazkia, kata Eko, pelaku mengaku berasal dari Yonif Antang. Tazkia sendiri sudah mengaku seorang Polwan namun tetap dipukul.

" Mungkin terlanjur emosi, ya bisa," kata dia.

Akibat pemukulan itu, Tazkia mengalami luka memar ringan di tangan dan kepala. Kondisi saat ini sudah membaik.

" Kemarin ketemu sudah sembuh, sudah sehat sih, nggak ada masalah," kata dia.

5 dari 6 halaman

Mediasi Sudah Dilakukan, Proses Hukum Tetap Jalan

TNI dan Polri sudah bermediasi terkait masalah tersebut. Juga sudah diambil keputusan bersama untuk damai.

Meski begitu, Eko mengatakan proses hukum tetap berjalan. Untuk sementara, masing-masing pihak diperiksa secara internal untuk selanjutnya diproses.

" Tetap diproses hukum, yang terlibat awal itu dua orang TNI, Iya (Tazkia) diperiksa Propam dan (anggota TNI) diperiksa POM TNI AD," kata Eko.

 

6 dari 6 halaman

Panglima TNI Perintahkan Penindakan

Kapuspen TNI, Mayor Jenderal Prantara Santosa, mengatakan kejadian ini sudah didengar Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa. Andika telah memerintahkan anggota yang terlibat pemukulan Polwan di Kalteng diproses hukum.

" Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa telah memerintahkan kepada seluruh penyidik dan aparat hukum TNI maupun TNI AD untuk melakukan proses hukum kepada oknum-oknum anggota TNI AD yang diduga terlibat dalam tindak pidana," kata Prantara.

Dalam penanganan kasus ini, penyidik Denpom TNI berkoordinasi dengan Polri. Proses penyidikan akan dilakukan bersama.

" TNI juga berkoordinasi dengan Polri untuk melakukan proses hukum terhadap oknum anggota Polri yang diduga terlibat dalam dugaan tindak pidana tersebut," ungkap dia, dikutip dari Merdeka.com.

Beri Komentar