Dita: Aku Harus Bangkit dari Kegagalan

Reporter : Eko Huda S
Senin, 14 September 2015 09:02
Dita: Aku Harus Bangkit dari Kegagalan
Ketika kamu gagal dan menyerah tidak akan membuatmu tahu apa itu impian.

Dream - Berhasil lolos dan diterima di universitas ternama merupakan idaman setiap pelajar. Seperti Dita Aprilia Kaurouw, salah satu peserta Dream Girls 2015 asal Jakarta ini, ingin masuk Universitas Indonesia. Namun sayang di tahun pertama ia gagal. Apakah seorang Dita menyerah? temukan jawabanya dalam kisah inspiratif Dita. Jika Anda suka, beri suara untuk Dita. DI SINI 

“ Manusia berusaha biarlah Tuhan yang menentukan” demikian ungkapan yang seringkali kita dengar tentang makna dari kata tawakal. Di balik sikap berserah diri manusia wajib berdoa dan berusaha saat memiliki tujuan atau keinginan.

Begitupun dengan saya. Saya mempunyai cita-cita dan keinginan kuat untuk mendapatkan sesuatu yang saya inginkan. Semenjak lulus SMP, saya berkeinginan memasuki SMA terbaik di Jakarta. Namun mungkin Allah berkehendak lain saya harus masuk ke SMA biasa atau bisa dikatakan mempunyai grade rendah. Tapi itu tidak menyurutkan semangat saya dalam membuat suatu prestasi di sekolah tersebut, hingga akhirnya saya mendapat kelas unggulan berturut-turut dari kelas satu sampai kelas tiga SMA.

Sampai akhirnya saya lulus SMA di Jakarta, saya juga mempunyai keinginan kuat untuk memasuki Universitas Negeri terbaik yang ada di Indonesia dan terletak di Depok (Universitas Indonesia). Kemudian saya mengikuti beberapa ujian yang serentak dilakukan (SBMPTN). Saya juga memilih berbagai universitas yang saya inginkan tetapi tidak satupun saya diterima. Tentu sedih, tapi saya kembali mengkoreksi diri mungkin usaha saya kurang keras atau mungkin saya kurang dekat dengan Allah.

Kakakku menyarankan agar masuk universitas swasta yang ada di Jakarta, yang memang terkenal bagus. Tapi saya pikir saya tidak ingin merepotkan kakak saya yang sudah sejak lahir mengurus saya selama 17 tahun. Oh iya saya tinggal bersama kakak saya sejak lahir, karena ibu saya meninggal 20 hari setelah melahirkan saya. Sampai sekarang kakak saya memiliki empat orang anak dan saya masih bersamanya. Saya tidak ingin membebankannya lagi.

Oleh karena itu saya memutuskan untuk menunggu satu tahun dan kembali melakukan bimbingan belajar untuk mencoba masuk universitas yang saya mau. Tidak semua teman-teman mendukung, ada saja yang bilang “ Itu tidak mungkin." Tapi saya tidak menghiraukannya, saya tetap pada pendirian saya. Hari-hari berlalu, saya tidak pernah bolos sekali pun. Saya belajar terus menerus. Mungkin orang-orang sedang nyenyak tidur, tapi saya harus menyelesaikan soal-soal. Saya terus mendekatkan diri dengan Sang Pencipta, dimulai dari salat tepat waktu, puasa, salat malam (tahajud), bersedekah, berbuat baik dengan setiap orang dan selalu memaafkan siapapun.

Saya lakukan hal itu setiap waktu dan tidak mengeluh. Sampai akhirnya di tahun berikutnya saya mengikuti ujian yang diadakan di universitas tersebut. Kemudian tibalah saat pengumuman, saya ingat kan kepada diri sendiri “ Tugas kita berdoa dan berusaha tapi tetap Allah yang menentukan.”

Saat saya membuka website kemudian terlihat tulisan “ SELAMAT ANDA DITERIMA DI UNIVERSITAS INDONESIA.” Sungguh itu suatu kebesaran Allah, saya terus melihat tulisan itu karena saya pikir itu mimpi. Saya memeluk kakak sambil menangis dan terus mengucap syukur.

Ketika kamu gagal dan menyerah, itu tidak akan membuatmu tahu apa itu impian. Tapi saat kamu gagal dan kamu bangkit kamu akan tau betapa indahnya impian. “ Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (Jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia memohon kepadaku, maka hendaklah memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berdoa dalam kebenaran” (QS. Albaqara:186).

Jika Allah sudah menghendaki sesuatu tidak ada yang tidak mungkin. Demikian cerita saya, semoga dapat menginspirasi para pembaca.

 

Beri Komentar