Ihda Ulfah Arismik: Pengalaman Mahal Saat Bapak Berkursi Roda

Reporter : Dwi Ratih
Senin, 14 September 2015 18:29
Ihda Ulfah Arismik: Pengalaman Mahal Saat Bapak Berkursi Roda
Perjumpaan dengan seorang lelaki berkursi roda di terminal Sukabumi, membuat Idha merasa malu karena kurang bersedekah.

Dream - Keterbatasan fisik biasanya membuat banyak orang menyerah pada tantangan hidup. Tapi sebuah kisah yang dituturkan Ihda Ulfah Arismik, tentang seorang bapak-bapak yang berjualan dengan menegnakan kursi roda berhasil menguras air mata para pembaca dream.co.id.

Pengalaman yang dialami gadis asal Sukabumi ini, luar biasa menampar kita semua yang masih pelit untuk mengeluarkan sebagaian harta yang menjadi hak orang-orang miskin. Mungkin dengan membaca pengalaman Ihda yang menjumpai seorang pengemis di terminal Sukabumi, dapat mengetuk hati Anda semua.

Berikut kisah inspiratif dari Ihda. Bila Anda suka silahkan memberi suara untuk Ihda Ulfah Arismik di sini.

Hidup adalah perjuangan singkat menuju jalan terbaik ke hadapan-Nya.Dia maha kuasa lagi maha penyayang sebagai penunjuk jalan terbaik untuk hamba-Nya. Seperti kejdian pada siiang itu, di trotoar jalan terminal kota Sukabumi dimana aku dibesarkan. Ada seorang pengemis dengan bayi begitu imut dipangkuannya, merengek meminta belas kasih para pejalan kaki yang melewati jalan itu. Dari kejauhan, ada rasa iba yang luar biasa dalam diriku melihatnya. Bayi itu terus menangis, aku sedih melihat keadaannya, mungkin bayi itu merasa kepanasan karena debu dan asap dijalanan.

Kakiku terus melangkah perlahan menuju terminal. Beberapa langkah sebelum melewati pengemis itu, aku segera mengocek rupiah yang ada dikantong bajuku. Terdapat tiga lembar uang yang tersisa dikantong dengan nominal yang berbeda yaitu dua puluh ribu, lima ribu, dan dua ribu. Aku butuh uang untuk ongkos perjalanan jadi aku hanya mengambil satu lembar uang dengan nominal dua ribu rupiah untuk diberikan pada pengemis itu.

Saat tiba di tempat pengemis itu, aku segera memberikan uang itu dengan memasukkannya ke dalam mangkuk kecil yang disimpan sebelahnya. Dengan lucunya aku mencoba menghibur bayi itu agar tak menangis lagi. Kutunjukkan wajah lucuku dengan semua mimik yang kubisa agar bayi itu tak menangis lagi. Ada suara yang mendekat dibelakangku. Entah siapa dan aku tak menghiraukannya menghiraukannya, karena fokusku saat itu hanya ingin mengubah tangis bayi itu menjadi senyum manis.

“ Semoga Allah mempermudah rezeki kita, amin”, terdengar suara lembut itu di samping kananku. Aku kaget dan terharu luar biasa. Suara yang mendekat itu adalah seorang bapak dengan cacat kakinya dan ia menggunakan kursi roda untuk berjalan. Berjalan seorang diri tanpa sanak saudara yang menemaninya. Kemudain ia memberikan uang senilai lima puluh ribu rupiah kepada pengemis itu.

Tanpa tersadar, aku menangis haru melihat semua kejadian siang itu. Bagaimana bisa aku menjelaskan semua ini Ya Allah. Bapak cacat itu lebih memilih mencari uang dengan cara yang baik dan terhormat padahal kebanyakan orang seperti dirinya lebih memilih menjadi pengemis karena keterbatasan yang menjadi alasan.

Aku mencium tangan bapak itu sebagai bentuk penghormatanku kepadanya. Derai air mataku membasahi tangannya, “ Kenapa dek?”Tanya bapak itu heran kepadaku. Senyumku dan air mataku telah menjawab pertanyaannya. Dia menatap lembut kepadaku seolah mengerti apa yang sedang kupikirkan. Aku pamit pergi dengan mengucap salam. Dia berbalik arah karena seorang calon pembeli memanggilnya.

Dear Allah, aku terpukul melihat kejadian ini. Aku malu dengan jumlah shodaqoh kecilku, malu akan lemahnya ibadahku pada-Mu. Aku normal dan sehat tapi shodaqohku kalah dengan bapak cacat itu. Aku selalu berpikir dua kali untuk memberikan uangku untuk bershodaqoh. How stupid I am.

Sahabat, kita paham betul bahwa janji Allah itu pasti maka saat rasul bersabda bahwa “ Shodaqoh itu dapat menolak bala” itu pasti benar adanya. Aku berpikir sejenak, adanya kondisi dia seperti itu selalu banyak kemungkinan terjadi, bisa saja bapak itu kecelakaan karena dia berjualan dengan bus disekelilingnya, bisa saja dia kemalingan atau dibunuh karena dia hanya seorang diri, tapi Allah maha besar telah menjaganya. Subhanallah Walhamdulillah walaa illaha illalah wallahuakbar. Jika pertolongan Allah itu datang maka tak akan ada siapapun di antara mereka yang dapat menolaknya. Wallahu’alam Bishowam

Sahabat… pertolongan Allah selalu ada bagi setiap hamba-Nya yang memohon pada-Nya. Sadari atau tidak, Allah akan tetap memberikan pertolongan itu tanpa kita memintanya. Aku selalu berdoa yang terbaik untuk semua orang-orang yang aku sayangi dan menyayangiku. Ibuku selalu berdoa dan mendukungku dengan caranya sendiri. Aku bangga padanya, aku cinta ibuku.

Beri Komentar