Kisah Satpam Muslim Penyelamat Presiden Prancis dari Bom Paris

Reporter : Ahmad Baiquni
Senin, 30 November 2015 15:48
Kisah Satpam Muslim Penyelamat Presiden Prancis dari Bom Paris
Salim Toorabally berhasil mencegah pelaku bom bunuh diri masuk ke dalam stadion. Kala itu Presiden Prancis tengah menonton pertandingan Prancis kontra Jerman.

Dream - Stadion Stade de France hampir saja hancur lebur. Seorang pemuda 20 tahun, Bilal Hadfi, yang diketahui seorang anggota kelompok ekstrimis ISIS berusaha masuk dan meledakkan diri di dalam stadion itu.

Beruntung aksi tersebut diketahui oleh seorang petugas keamanan stadion. Petugas itu bergegas mencegah Hadfi masuk ke dalam stadion, sehingga bom tidak jadi menewaskan banyak orang.

Teror itu kemudian menjadi pemberitaan media-media dunia. Seluruh pembicaraan ke depan fokus pada kabar teror tersebut.

Tetapi, kisah mengenai siapa sosok pahlawan penyelamat ribuan orang di stadion itu, termasuk Presiden Perancis Francois Hollande, tidak ada yang mengetahui. Kisah pahlawan ini lalu terkuak setelah sebuah media Inggris mencoba melakukan penelusuran.

Sosok petugas keamanan itu belakangan diketahui bernama Salim Toorabally, 42 tahun. Dia merupakan imigran Maurisia dan seorang muslim yang taat.

Salim tinggal di sebuah rumah sederhana dua kamar di kawasan apartemen sub-urban Le Blanc-Mesnil. Di rumah itu, dia tinggal bersama istrinya, Bibi, 55 tahun, dan putrinya, Yza, 15 tahun.

Kisah penyelamatan Salim menjadi perbincangan publik Perancis. Banyak dari mereka yang memuji keberanian muslim ini.

Tetapi, Salim tidak pernah merasa bangga dengan pelbagai pujian itu. Dia menyebut tindakannya itu sebagai tindakan yang sudah selazimnya dilakukan oleh warga Perancis.

" Itu hanya terjadi jika Anda merupakan warga Perancis. Saya hanya orang biasa," kata Salim.

Salim merasa apa yang terjadi merupakan sebuah kebetulan. Dia hanya berusaha mencegah seseorang masuk ke dalam stadion setelah semua pintu tertutup.

Sebelum ledakan terjadi, Salim sedang makan bersama keluarganya. Jarak stadion dengan rumahnya hanya sekitar 20 menit perjalanan menggunakan mobil.

Pria ini lalu mendapat giliran berjaga di pintu L. Saat berjaga, dia mendapati Hadfi menunjukkan gelagat mencurigakan. Pemuda itu tampak ragu saat berusaha masuk ke dalam stadion.

Salim lantas memintanya pergi. Namun Hadfi tak patah arang. Dia lalu berpindah ke gerbang pintu yang lain. Salim lantas mengejar pemuda itu dan menahan agar tidak masuk ke stadion dengan mendorong tubuhnya. Hadfi pun pergi meninggalkan stadion.

Beberapa saat kemudian, ledakan terjadi tidak jauh dari stadion. Salim mengaku kaget dengan kejadian itu dan membayangkan apa yang akan terjadi jika dia tidak berhasil mencegah Hadfi.

" Tidak pernah saya merasakan ketakutan seperti itu. Pikiran saya melayang kepada keluarga saya, kemudian terlintas orang terpenting, Presiden Hollande," ungkap dia.

Keberanian Salim akan selalu dikenang oleh publik. Tidak hanya Perancis, melainkan juga dunia.

Sumber: dailymail.co.uk

Beri Komentar