Dream - Setiap Muslim tentu sangat ingin menunaikan ibadah haji. Saban tahun, jutaan Muslim di dunia berkumpul di Mekah dan Madinah untuk melaksanakan rukun Islam kelima itu.
Setiap peziarah memiliki pengalaman dan hikmat tersendiri. Seperti jemaah asal Malaysia bernama Mohamed Hadi AH ini.
Hadi menceritakan pengalamannya selama mabid (bermalam) di Mina. Bagaimana pengalaman Hadi selama menunaikan haji? Simak kisahnya berikut ini.
Kenangan berada di tenda di Mina. Tidak lebih baik dari pada kamp pengungsian. Sungguh tarbiyah ilahi, saya diserang siksaan dari langit.
Pengalaman di Mina seolah menghilangkan semua kenikmatan sebagai manusia. Beberapa dari kita mungkin tidak masalah jika tidak mendapat satu nikmat karena ada nikmat yang lainnya.
Tapi nikmat di Mina, Allah seolah telah mencabut semuanya.
© Dream
Mau makan? Anda memang bisa makan di Mina. Tapi maaf, 2.700 orang berbagi 40 toilet. Mau mengatur posisi makan, di depan Anda ada sepuluh orang yang menunggu giliran masuk ke toilet. Jadi lupakan makan.
Mau tidur? Memang bisa tidur tapi kaki beradu dengan kaki, kepala dengan kepala. Anda harus membungkuk di atas lutut sendiri agar tidak menendang orang lain. Jadi mau tidur pun, Allah tidak menghadirkan kenyamanan.
Mau mandi? Mau mandi bagaimana? Airnya selalu panas. Cuaca panas, airnya panas, di tenda panas. Allah seolah tak memberikan kesejukan.
Saat tidur, mandi, dan makan terasa tidak nyaman. Istirahat pun terganggu. Saat itulah Anda tahu siapa diri Anda sebenarnya.
© Dream
Selama istirahat saja, Anda bisa membaca Alquran satu atau dua jam sambil duduk di belakang AC. Tapi saat di Mina, mau baca satu halaman Alquran saja rasanya seperti perjuangan yang sangat berat.
Semuanya serba tidak nyaman di Mina. Allah memerintahkan Anda untuk berjalan sejauh 9 km sehari selama 3 hari (jika nafar awal) atau 4 hari (jika nafar tsani).
Sembilan kilometer sehari! Berjalan selama satu jam setengah atau tiga jam (tergantung arus lalu lintas peziarah).
Penat, lesu, pegal, kram, kaku, kusut masai semuanya bercampur jadi satu. Tidak peduli warna kulit, tua, muda, miskin, kaya semuanya pasti merasakan ketidaknyamanan di Mina.
Saat itulah Anda sadar bahwa manusia itu kecil dan lemah di sisi Allah.
(Sah/Sumber: siakapkeli.my)
Advertisement


IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Kenalan dengan CX ID, Komunitas Customer Experience di Indonesia

Ranking FIFA Terbaru, Indonesia Turun ke Peringkat 122 Dunia

Warung Ayam yang Didatangi Menkeu Purbaya Makin Laris, Antreannya Panjang Banget