Ibrahim Sedang Berdemonstrasi (middleeasteye.net)
Dream - Di tengah riuh kecaman terhadap pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, terselip kabar duka dari tanah Palestina.
Ibrahim Abu Thuraya, pria 29 tahun tanpa kaki yang gigih memperjuangan kemerdekaan Palestina, gugur dalam konfrontasi dengan militer Israel.
Ibrahim meninggal akibat ditembak militer Israel tepat di kepalanya saat bentrok di Gaza akhir pekan lalu. Ibrahim merupakan salah satu warga Gaza yang aktif dalam setiap demonstrasi menentang penjajahan Israel, dikutip dari Middle East Eye.
Perjuangannya semakin kukuh usai kehilangan dua kakinya dalam Operasi Cast-Lead yang digelar militer Israel. Dalam operasi itu, militer menewaskan 1.400 warga sipil dalam waktu 22 hari.
Ibrahim dikenal karena keberaniannya memanjat tiang listrik mengandalkan dua tangannya dan mengibarkan Bendera Palestina. Dia mendeskripsikan aksinya dengan kalimat, " Melawan meski cacat."
...
Dream - Dua hari sebelum gugur, teman-teman Ibrahim sempat mengabadikan pria itu dalam sebuah video saat berjalan dengan dua tangannya di lokasi bentrok.
Ibrahim mengajak seluruh warga Palestina bergabung menuntut Amerika mencabut pernyataannya mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
" Tanah ini adalah tanah kami, kami tidak akan menyerah, Amerika harus mencabut pernyataan yang dibuatnya," kata Ibrahim.
" Yang terpenting adalah kami datang ke sini untuk menyampaikan pesan kepada tentara pendudukan Zionis bahwa warga Palestina adalah orang-orang yang kuat," tegas Ibrahim.
Pemakaman Ibrahim dihadiri ribuan orang warga Palestina. Mereka ingin memberikan penghormatan terakhir pada aktivis yang selalu tampil di garda terdepan demonstrasi dan mengibarkan bendera Palestina.
Dream - Ibrahim pernah menjadi nelayan dan begitu bangga dengan perahu kecilnya. Setiap hari, dia mendapat uang sekitar US$14 hingga US$19, setara Rp190 ribu-258 ribu dari hasil menangkap ikan.
Saat harus pindah ke pengungsian, Ibrahim beralih profesi sebagai tukang cuci mobil di Gaza. Pendapatannya digunakan untuk memenuhi keperluan hidup orangtua dan 11 saudaranya.
Ayah dan ibunya menderita darah tinggi dan diabetes. Alhasil, Ibrahim menjadi tulang punggung keluarga.
Dalam sebulan, Ibrahim memiliki pendapatan sekitar US$248, setara Rp3,4 juta. Uang itu dia gunakan untuk membayar tagihan listrik, sewa rumah, dan air.
Ibrahim pernah punya keinginan pergi ke luar negeri. Dia berharap ada donor asing yang membantu menyediakan pengobatan dan perawatan medis serta memberinya kaki buatan. (ism)
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu
Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!